part 4

4.5K 42 1
                                    

Happy Reading❤️

***
Liam mengambil alih sendok dari tangan Mika. "Kamu makannya lama banget, sini aku bantu"

Wanita itu tidak mau, ia sudah akan mengambil kembali sendok itu tapi Liam menjauhkannya dari jangkauannha. "Aku bisa sendiri" menatap Liam dengan kesal.

Pria itu berdecak "Aku gak sabar nungguin kamu makan kaya orang gak berselera begitu. Makanannya gak enak?" kemudian menyendokkan makanan itu lalu mencicipinya. "Lumayan kok" gumamnya kepada diri sendiri.

Mika yang masih dalam mood yang buruk pun mengartikan hal lain akan perbuatan pria itu "Liam aku udah bilang kan tadi, kalau kamu sudah tidak sabar kamu bisa sama wanita lain" ucapnya lagi.

Liam mengangkat pandangannya, ia menatap tajam wanita itu "Jangan mengguruiku" desisnya tajam. "Kalau aku memang setidak sabaran itu sedari awal aku tidak akan membiarkanmu tidur dengan nyaman, memasakkan kamu makanan hangat agar perutmu terisi. Seharusnya aku langsung aja menidurimu dari tadi, ngapain juga ngabisin tenaga begini tapi selalu dianggap buruk" Liam menghempaskan sendok yang tadi dipeganggnya keatas piring, menyebabkan beberapa makanan berceceran.

Pria itu berdiri menjulang, menatap tajam Mika "kamu bisa langsung pulang atau istirahat disini. Aku akan cari wanita lain seperti ucapanmu. Mungkin dimatamu aku hanya laki-laki penjahat kelamin yang haus akan selangkangan wanita. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan menemui kamu lagi untuk memuaskan hasratku" Liam membuang pandangan saat melihat tatapan terluka wanita itu. Ia melangkah dengan tekat kuat menuju pintu kamar.

Saat akan menyentuh kenop pintu ia merasakan dekapan erat diperutnya.
"Liam kamu mau kemana?" Tanya Mika serak. Ia merasakan dekapan wanita itu menencang.

Liam menghela napas pelan
"Aku tidak suka drama Mika, aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kalau kamu tidak suka menjalani hubungan ini denganku kamu bisa langsung bilang dan aku akan melepaskanmu. Tidak ada unsur paksaan disini kan? Sedari awal kita sama-sama mau" Liam melepaskan dekapan wanita itu dari perutnya. Kemudian berbalik lalu menangkup wajah Mika.
"Gapapa kamu mungkin masih bingung dengan hubungan yang seperti ini. Kalau kamu sudah tidak sanggup kita bisa mengakhirinya sekarang juga. Aku mengerti"

Mika membelalak tidak percaya. Segampang itu dirinya dicampakkan setelah mengambil semuanya darinya.
Wanita itu kemudian kembali memeluk pinggang Liam, membenamkan wajahnya didada pria itu. "Aku gak mau" wanita itu mengeratkan pelukannya, kemudian menggoda Liam dengan mengecupi tubuh bagian atas Liam yang memang tidak mengenakan apapun. Dengan penuh keberanian ia juga menggesekkan dadanya dengan perlahan.

Liam menggeram kecil, meremas pelan pjnggang wanita itu. "Berhenti Mika" ucapnya serak.

"Kenapa? Biasanya kamu suka kalau aku menggoda duluan"

"Aku gak pernah bilang begitu. Aku lebih suka kamu menurut. Please berhenti dulu"

"Sama aja"

"Kalau kamu begini jangan salahin kalau nanti kamu tidak bisa bangun dari tempat tidur. Selama ini aku menahan diri Mika!"

Mika berhenti, nyalinya tidak sebesar itu ternyata. Pria itu bilang selama ini menahan diri. Tetapi yang dirinya rasakan tidak seperti itu, bahkan untuk menggerakkan kaki saja ia ngilu setiap setelah mereka selesai. Ia mendongak menatap mata Liam yamg sudah mulai menggelap, kemudian menyembunyikan wajahnya didada pria itu. "Jangan lihat aku kaya gitu"

"Kaya apa?"

"Kaya mau makan aku"

Liam terkekeh pelan "emang aku mau ngunyah kamu sampai tidak tersisa kok. Aku gak suka wanita drama sih kaya kamu"

"Ihh Liam! Aku gak drama ya"

"Tidurnya udah cukup?" Tanya pria itu serius.

"Udah"

"Kalau gitu... sekarang aku boleh nidurin kamu?"

Mika tersipu, ia makin menyembunyika wajahnya yang memerah. Dasar murahan batinnya kepada diri sendiri. Tanpa mengucapkan apa-apa ia mengangguk perlahan didada pria itu.

Pria itu langsung mengangkat Mika dan menghempaskannya ke tempat tidur. Lalu dengan cepat juga Liam menghempaskan nampan yang berada diatas kasur hingga jatuh keatas lantai dan menimbulkan suara pecahan. Ia menaikkan baju terusan wanita itu mengeluarkannya melewati kepala dan langsung mengikat kedua tangan wanita itu menggunakan baju itu.
"Liam! Apa-apaan ini?"

"Kamu harus diberi pelajaran. Kalau kamu menggodaku seperti tadi itu tandanya kamu siap menghadapi aku yang lebih liar dari sebelumnya"

"Liam jangan bikin takut"

"Kamu takut?" Tanya pria itu setengah mengejek. Tangannya sudah berada dipaha dalam wanita itu. Ia bermain diluar celana dalam Mika, menggodanya. "Yakin? Kok sudah basah begini?" ucapnya dengan senyuman miring. Kemudian pria itu merobek langsung celana dalamnya dan memasukkan kedua jarinya kedalam lembah kenikmatan Mika.

"Liam ahh" pria itu makin bersemangat melakukan aksinya saat mendengar desahan wanita itu.

"Kenapa? kamu mau apa?"

"Pelan-pelan" ucapnya, ia hampir mendapatkan pelepasan hanya dengan jari pria itu.

Liam mempermainkan Mika dengan menghentikan jarinya "begini?" Tanyanya jahil.

Mika yang hampir mendapatkan pelepasan pun membuka mata kesal. Ia menatap Liam yang juga sedang menatapnya dengan senyuman jahil. "Kenapa berhenti?" Tanya wanita itu tidak terima.

Tawa Liam pecah, pria itu dengan cepat melepaskan seluruh pakaiannya. Lalu berbaring disamping Mika yang juga sama tidak ditutupi sehelai benangpun. Saat wanita itu tiba-tiba akan menyentuh kejantanannya ia mengjentikan aksi wanita itu lalu mengedip sebelah mata "Sekarang siapa yang tidak sabaran"

Mika yang dipermainkan pun akhirnya marah, ia merenggut kesal kemudian melepaskan paksa genggaman Liam ditangannya. Ia berbalik tidur memunggungi pria itu kemudian menarik selimut menutupi tubuh sampai lehernya.

"Ngambek heum?" Ucap Liam masih setengah geli, pria itu menahan kekehannya. Ia mendekat lalu mendekap wanita itu dari belakang masuk kedalam selimut yang sama.
"Aku udah mengeras juga nih sayang, kamu ngerasain gak?" Bisik pria itu menggoda telinga Mika. Pria itu menekan bagian tubuh bawahnya di bokong Mika.

"Awas ih" Sentak Mika kesal. Ia menyingkirkan tangan Liam yang mulai menjalar kebawah mencoba menyentuhnya ditempat yang tadi dipermainkan. Dirinya sudah terlanjur hilang minat setelah dipermainkan begitu. Pria itu memang sangat suka menjahilinya semenjak mereka menjalani hubungan ini. Dirinya juga baru tahu bahwa Liam memiliki sifat itu dibalik tampangnya yang dingin dan cuek.

"Masa gitu aja marah sih" gumamnya diantara leher wanita itu. Lalu secara tiba-tiba ia memasuki wanita itu dari belakang. Ia mengangkat sebelah paha Mika dan menyatukan milik mereka. Mika hanya bisa mendesah tertahan, emang godaan Liam tidak akan bisa ditolak. "Ahhh... akhirnya" desisnya seolah lega "Aku sidah menahan diri selama ini sayang" bisiknya serak sembari menngecupi daun telinga Mika
"Kamu seperti candu yang terkadang membuatku takut" lanjutnya lagi menerbangkan Mika.

***
Tbc

Like An IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang