5

1.5K 171 5
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi

Jevanya segera membereskan semua alat tulisnya dan memasukkan nya kedalam tas. Ia melihat kebelakang dimana Reya juga melakukan hal yang sama.

Kedua gadis itu sama sama tersenyum di melambaikan tangan, mereka memiliki rencana pulang bersama hari ini.

Namun senyum indah di wajah gadis itu seketika hilang ketika mata nya tidak sengaja bertemu dengan mata hazel milik seseorang yang setia tersenyum padanya seperti orang gila.

Jevanya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan Lexza yang selalu betah memandang nya. Bahkan Jevanya yakin bahwa sejak jam pelajaran di mulai tadi, Lexza selalu menatapnya dan tidak memperhatikan guru.

Jevanya bukan tidak tahu bahwa Lexza menyukai nya sejak mereka di kelas X, namun dia sudah menerima vixell sebagai kekasihnya.

Siapapun tahu tentang kisah kedua nya, apalagi sikap Lexza yang secara terang-terangan menyukai Jevanya. Bahkan guru-guru di sekolah itu pun tidak bisa lagi menegur nya, karena percuma saja anak itu tidak akan pernah mendengarkan mereka.

Masuk di kuping kanan, keluar di kuping kiri. Itulah pepatah yang pas untuk seorang Lexza Margaretha.

Banyak gadis-gadis maupun lelaki yang patah hati karena tahu jika orang kebanggaan mereka ternyata menyukai seseorang yang bahkan tidak membalas perasaannya.

Lexza Margaretha, siapa yang tidak mengenal si biang onar sekolah itu? Setiap hari ada saja kelakuannya yang membuat orang-orang geleng-geleng kepala di buatnya dan teman-teman nya.

Selain pembuat onar, Lexza juga merupakan ketua tim basket di Dowhsang Internasional school. Bahkan anehnya, nilai wanita itu di atas KKM, mereka tidak pernah melihatnya belajar atau apapun. Sekolah hanya rumah kedua bagi nya, selain menumpang tidur di kelas dan makan di kantin, kebiasaan buruk Lexza iyalah membolos sekolah jika dia suntuk.

Lexza tahu jika Jevanya dan Vixell sudah menjalin hubungan, tidak tertutup lagi karena mereka dua adalah couple gols di sekolah.

Tapi Lexza tetap lah Lexza, bukan nya berhenti dia malah semakin menggilai gadis bermata kucing itu. Saking cintanya, orang-orang akan menganggap nya terobsesi dengan Jevanya.

Dan itu jelas, Lexza terobsesi dengan Jevanya dan tidak perduli jika Jevanya sudah memiliki kekasih yaitu musuh Lexza sendiri, vixell.

"Ayo jive" ajak Reya ketika dirinya sudah berada di samping Jevanya.

Jevanya mengangguk, ia meraih tasnya dan mereka berdua pun berjalan keluar kelas.

Jesa melihat kearah mereka sebelum menoleh kesamping dimana Lexza sudah berdiri dengan tas yang di sikut sblah. Ia menggunakan jaket kulit, sebagai lapisan dari seragam sekolahnya.

Mata nya tidak lepas dari punggung Jevanya dan Reya yang perlahan menjauh bersama anak-anak yang lain ke luar kelas.

Jesa menggeleng-gelengkan kepalanya, dan terkekeh kemudian. Ia masih merapikan buku-buku nya dan memasukkan nya kedalam tas.

Mendengar kekehan Jesa, Lexza menoleh iya bahkan menyipitkan matanya menatap sahabatnya itu.

"Le, Le ga cape apa liatin dia mulu?"

Bukan nya menjawab, Lexza malah tersenyum. Ia meraih tengkuk Jesa dan mengaitkan lengan nya di sana.

"Gue ga pernah cape liatin bidadari cantik kaya Jevanya jes"

"Gue tau Jevanya itu cantik Le, tapi lo ga mikirin apa? Dia udah punya orang Le, sadar lo"

Lexza tidak menjawab ucapan Jesa, dia bahkan melepaskan rangkulan nya dan berjalan mendahului nya dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku celana.

Sedangkan Jesa, dia masih berdiam diri di tempatnya menatap Lexza yang sudah berada di depan sana.

Lexza menoleh kearah Jesa dan tersenyum menatap sahabatnya itu.

"Gue tau jes! Gue juga sadar! Oleh karena itu, gue ga bakal berhenti meskipun nantinya Jevanya jadi istri orang sekali pun gue ga perduli, gue cinta sama dia dan gue ga bakal nyerah gitu aja"

"Jevanya hidup gue jes, tanpa dia lo ga bakal liat gue di sini sekarang!"

Setelah mengatakan itu, Lexza berlalu keluar kelas yang sudah sepi menyisakan hanya Jesa lah yang di dalamnya.

Tatapan mata Jesa tidak bisa di artikan menatap punggung kokoh sahabatnya yang perlahan hilang di balik pintu itu.

Menghela nafasnya ia bergumam, "sekarang gue yakin Le, kalau lo benar-benar serius sama cewe itu"






Tbc.

Obsession (JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang