"Jevanya!"
Lexza dan Jevanya yang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan berjalan kaki pun menghentikan langkah mereka kala seseorang memanggil Jevanya.
Disana ada vixell, sepertinya dia sudah pulih dari sakitnya. Ia berlari kearah mereka saat Jevanya berbalik badan begitu pula dengan Lexza yang nampak tenang dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku celana.
"Ck mau ngapain lagi sih tu orang" desis Jevanya memutar matanya
Lexza terkekeh mendengar desisan Jevanya, dia tidak bersuara ataupun bergerak mencegah vixell yang menghampiri mereka.
"Sayang" panggil Vixell dengan senyum senang, ia meraih kedua tangan Jevanya dan menggenggam nya.
"Lepas" ujar Jevanya ketus.
Vixell menggeleng kuat tidak mau melepaskan genggaman nya. Malahan dia semakin mengeratkan genggaman tangannya di tangan Jevanya.
Lexza diam, dia menatap genggaman tangan keduanya. Jevanya melihat kearah nya dan berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Vixell.
Entah kenapa dia merasa tidak enak Lexza.
"Beb dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semuanya aku--"
"Jelasin apa lagi v? Semuanya udah jelas sekarang dan aku mau kita putus!" Potong nya bersamaan dengan tangannya yang terlepas dari genggaman Vixell.
"Apa? Putus? Ga ga ga! Aku ga mau putus dari kamu Jevanya" kekeuh nya menggeleng kuat.
Ia akan meraih tangan Jevanya lagi tapi kali ini tangannya di tahan oleh Lexza, tatapan mata anak itu benar-benar tajam menatap vixell.
"Lepasin! Gue mau ngomong sama Jevanya!"
"Tinggal ngomong doang apa susahnya sih? Harus banget gitu pegang-pegang tangan segala?"
Vixell menggeram kesal, ia menepis tangan nya kuat hingga terlepas dari cengkalan Lexza.
Lexza menyeringai melihat wajah Vixell yang merah karena marah.
"Beb--"
"Udah gue bilang kita putus Vixell! Sekarang lo sama gue ga ada hubungan apa-apa lagi dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi ngerti lo?" Bentak Jevanya
"Egois banget lo jadi cewe jive" marah nya menunjuk wajah Jevanya
"Kalau iya emang kenapa?"
"Dasar lon--"
BUG
"Jaga ucapan lo!"
Jevanya terkejut dengan tindakan Lexza yang memberikan pukulan keras di pipi vixell hingga laki-laki itu kehilangan keseimbangannya.
Wajah Lexza merah, dia marah. Sangat marah. Setelah bersusah payah menghibur Jevanya kemarin dan sekarang vixell dengan seenaknya datang dan mengatai Jevanya yang tidak-tidak? Jangan harap Lexza memiliki kesabaran ekstra untuk itu.
Tanpa basa-basi Lexza menarik tangan Jevanya dengan lembut dan pergi dari sana, meninggal vixell yang menatap penuh kebencian pada mereka.
Di sepanjang jalan tidak ada obrolan antara Lexza dan Jevanya. Keduanya diam, Jevanya tidak berani bersuara karena takut pada Lexza apalagi melihat wajah Lexza yang masih memerah karena marah.
Sesampainya di dalam kelas, Jevanya langsung di sambut oleh Reya yang menarik nya untuk duduk.
Jevanya melihat Lexza yang hanya memberi nya senyum kecil sebelum pergi menghampiri teman-temannya di belakang.
Jesa dan Zelgi yang asik maik gunting batu kertas itupun berhenti kala melihat kehadiran Lexza.
Dia tidak menyatakan apapun, setelah menaruh tasnya dia langsung menidurkan kepalanya di atas tangan yang terlipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession (JL)
Short StoryCERITA LOKAL VERSI JENLISA SO ENJOY TO STORY!!! homopublick ga di ajak! #GxG