12

1.1K 141 10
                                    

Di taman belakang sekolah

Saat ini vixell dan teman-temannya yaitu Hanbin dan Boby tengah berada di kawasan taman, tepatnya berada di belakang gedung sekolah.

Di sini sepi, karena jarang murid-murid yang datang kesana, apalagi sejak ada nya vixell dan teman-temannya yang membuat mereka takut untuk kesana.

Dan sekarang, terlihat vixell yang tengah meninju dinding untuk melampiaskan kekesalan dan amarahnya serta mengumpat.

"Anjing!"

"Brengsek!"

"AARRRGGGGHHHH LEXZA SIALAN!!! GUE BUNUH LO BANGSAT!!"

Disaat vixell melampiaskan amarahnya, hanbin dan Boby hanya menonton nya sebab mereka juga kesal dengan Lexza dan teman-temannya yang sudah mengalahkan mereka dan membuat malu tim basket kelas mereka.

"Enak nya kita apain ya tu bocah? Gue gedek banget sama tu orang" ujarnya sambil melempar kaleng kosong kearah sembarangan.

"Bukan cuma lo, kita semua juga gedek sama tu anak. Bisa-bisanya dia permaluin kelas kita depan anak-anak lain? Ga bisa di biarin sih" tambah Boby yang tengah duduk duduk di kursi.

Mendengar perkataan teman-temannya, vixell menghampiri mereka. Buku-buku tangannya terlihat merah dan berdarah namun dia tidak memperdulikan nya.

"Gue punya rencana" smirk nya, membuat kedua temannya itu ikut bersmirk.

Ketiga orang itu sangat fokus pada apa yang tengah mereka bahas, hingga suara seseorang membuat mereka menoleh kearahnya.

"V?"

Melihat Jevanya, vixell mengkode kedua temannya untuk pergi meninggalkan mereka berdua yang langsung di lakukan keduanya.

Setelah Hanbin dan Boby pergi, kini tersisa lah vixell dan Jevanya yang bertatapan, tidak lama Vixell yang masih kesal pun membuang pandangan nya dan duduk di tempat hanbin sebelum nya duduk.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya nya sarkas, ia bahkan tidak melihat Jevanya yang perlahan mendekati nya.

"Emang harus ada alasan dulu ya kalau mau ketemu pacar?" Meskipun agak jengkel dengan ucapan Vixell, Jevanya tetap sabar berbicara dengan lembut.

Jevanya duduk di samping Vixell yang tidak menatap nya. Ia menelusuri seluruh tubuh Vixell hingga tatapan nya berhenti pada tangan Vixell.

Karena merasa khawatir, Jevanya meraih tangan Vixell hendak menyentuh nya tapi sudah dulu di tarik oleh yang punya dengan kasar bahkan Jevanya terkejut dengan tindakan Vixell yang tiba-tiba.

"Beb tangan kam-"

"Gapapa!"

"Tapi itu tangan kamu luka V! Sini biar aku liat dulu" katanya khawatir dan bermaksud akan menarik tangan Vixell lagi untuk melihatnya.

"UDAH GUE BILANG YA ANJING! GUE GAPAPA SIALAN!!! CEREWET LO JADI CEWE" bentak nya membuat Jevanya terkejut hingga tanpa sadar dia memundurkan duduknya.

"V? Kam-"

"APA? BELUM PUAS LO HAH? SANA PERGI SAMA PENGAGUM LO YANG BAJINGAN ITU! LO SENENG KAN GUE KAYAK GINI? IYA KAN JEVANYA?"

Air mata Jevanya tanpa sadar menetes, ia benar-benar tidak menyangka bahwa Vixell akan sangat tega membentak nya, padahal dia sendiri pun tidak tahu menahu dimana letak kesalahannya.

"Ga gitu v, aku benar-benar ga tau! Aku.. aku-"

"Halah, bacot lo anjing! Fuck you jive, lo itu ga lebih dari jalang-"

Plakk

Vixell memejamkan matanya menggeram karena rasa panas akibat tamparan Jevanya. Ia menoleh menatap Jevanya tengah menatap nyalang pada nya. Mata gadis itu memerah dengan bulir-bulir air mata yang tertahan.

"Lo gampar gue jive?"

Jevanya tersadar akan tindakan nya, ia menatap tangan nya yang baru saja menampar kekasihnya.

"A-aku.." ia menatap Vixell yang menatap marah pada nya.

Jevanya ketakutan dengan tatapan Vixell yang belum pernah di lihat nya. Bahkan gadis mungil itu memundurkan langkahnya karena Vixell mendekati nya hingga tubuhnya terhimpit di tembok.

"A-apa yang-aww sakit v!"

Vixell menyeringai kala melihat wajah kesakitan Jevanya karena cengkeraman nya di pergelangan tangan gadis itu hingga membuat nya meringis. Bahkan Jevanya tidak berani menatap vixell.

"Lo tau kesalahan Lo di mana?" Vixell semakin mengeratkan cengkraman nya hingga Jevanya semakin meringis bahkan tangan gadis itu sudah memerah akibat cengkraman yang begitu kuat.

"Sakit hm?" Vixell benar-benar di kendalikan oleh amarahnya sehingga tanpa sadar dia melampiaskan amarahnya pada Jevanya.

Jevanya mengangguk, meskipun meringis karena itu benar-benar nyakiti nya.

Vixell bersmirk, "Itu akibat nya karena lo udah berani ngelawan gue!"

"Lo harus tau jive, kalau sebenarnya gue pacarin lo itu karena ta-"

"BAJINGAN!"

Bugg








Tbc.

Obsession (JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang