"Jey!!!!"
Semua mata memandang kejadian ini.
"Tante! Tante nggak papa?"
Tessa, Kak Oni, Kak Laras, Berry dan beberapa orang yang di samping kita langsung mendekat dan membantu. Aku merasa aneh, padahal kita hanya jatuh tersungkur tapi yang membantu begitu banyak. Baik aku atau Jey, kita sama-sama basah karena tumpahan sirup.
Tidak ada rasa sakit yang ku rasakan, tapi malunya itu yang sangat terasa.
Setelah keadaan kondusif pesta kembali berjalan sesuai rencana. Saat ini Aku sudah berganti pakaian di kamar ku, sudah jarang sekali aku memasuki kamar ini lagi, tapi ya masih belum terasa asing bagiku. Kamar yang ku tempati tiga tahun lebih, dengan banyak kenangan di sini. Semuanya masih sama.
ckrek
Pintu kamar terbuka, menampakan Jey di sana, "Kau tidak terluka kan?"
Aku menatapnya sebentar lalu mengangguk, "Emm aku tidak apa, hanya luka kecil di siku mungkin karena berusaha menopang badanku di tanah tadi."
"Biar ku obati, Berry meminta aku membantumu, dia tidak bisa membantu karena Cherry tidak mau ditinggal. Kemarilah,"
Dia menepuk pinggir ranjang memberi kode untuk ku duduk di sana.
"Tidak perlu, Jey, Aku bisa sendiri." Aku mencomot kotak P3K yang dibawanya, lalu ku obati sendiri lukaku di meja rias. Aku tidak mau kembali ceroboh.
"Kalau mau meluk bilang-bilang ya, jadi nggak perlu jatuh kaya tadi."
Aku mengernyit heran, "Ha? Siapa juga yang mau meluk?" balasku tak terima.
Hem
Aku mendengar dia terkekeh pelan.
"Ret, bukankah terakhir kali kamu peluk aku malam hujan itu?" tanya Jey tenang yang juga mengawasi diriku mengobati lukaku.
Kesambet apa hari ini dia? Kenapa tiba-tiba dinginnya terasa menghilang. Apa dia sudah memahami tentang perasaanku? Dia mau membukakan hatinya untuk ku? Apa dia lebih hangat gara-gara jatuh bersama ku?
Aissh
Aku melamun memikirkan banyak pertanyaan. Aku benar-benar tidak percaya jikalau dia mengawali topik pembicaraan seperti ini.
"Hayo!"
Dia mengejutkan ku dengan menggoyangkannya kedua bahuku?!!
"Mikirin apa sih?"
Aku tersadar, "–ah, bukan apa-apa."
"Setelah pesta mau pergi denganku?"
Aku mengernyit, bingung sekali melihat sikapnya yang dalam sekejap berubah. Aku bingung harus senang atau malah khawatir. Langsung ku cek suhu badannya, ku bolak-balik telapak tanganku di jidatnya.
"Ini Jey?"
Jey mengangguk pelan dengan senyum kecilnya. Sangat manis.
"Aaaa!!!"
Tidak tahu aku berpikir apa, tidak ku lihat sekeliling, aku langsung menyambar tubuh Jey dan memeluknya erat. Tidak tahu juga kesempatan seperti ini kapan lagi datang kan hehe.
"Jey, Retha..." seru seseorang di ambang pintu kamar.
Aku yang bisa melihat ke arah pintu saat memeluk Jey langsung kulepaskan pelukan ini. Aku gelagapan memperbaiki diri. Berry membawakan dua piring kue kesini.
"Ini kue untuk kalian, proses potong kue baru saja berjalan. Silahkan menikmati."
Aku paham betul nada yang keluar itu nada cemburu, sebelum menghilang penuh dari kamarku aku langsung menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
J&R
RandomDunia. Bagaimanakah duniamu teman? Bagaimanakah rasanya kau bertahan hingga saat ini? ~"Aku suka sama kamu, dan itu sudah sekitar 7 tahun!!" tegasku dingin dengan perasaan gugup yang tak karuan. ~"Bukankah kau dan aku hanya dipertemukan karena Kaka...