dia hilang bukan terbuang

52 5 1
                                    

Assalamualaikum semuanya, apa kabarmu?

Semoga sehat ya, biar bisa baca cerita ini😻

Alhamdulillah, aku bisa update cerita ini..

  Semoga kalian puas dengan part ini☺❤

                     Happy readinggg

                                     ...

“Pada akhirnya, aku hanya bisa mengagumi bintang yang belum kugapai.”

                  -Sagara Adhiyaksa-

"Umma... Apa Sagara menyerah untuk perjuangin gadis itu? Gadis yang selalu membuat alasan Sagara untuk berjuang, setiap candaannya dengan Ocha, membuat Sagara tau ga semua perempuan bisa membuat Ocha seperti itu." Pemuda itu dari tadi bicara sendiri, meskipun berhadapan dengan ibunya, namun tengah istirahat.

Sudah terbiasa jika Sagara bicara dengan Hawa, meskipun beliau dengan istirahat. Hawa mungkin mendengar atau tidak, tidak juga mempengaruhi pemuda tersebut.

"Umma... Ketika Sagara mengejar, dia semakin jauh." Setelah mengatakan hal itu, bibirnya melengkung keatas.

"Pada akhirnya, aku hanya bisa mengagumi bintang yang belum bisa kugapai." Senyumannya memutar ketika mengatakan hal itu.

"Abangg... Kakak cantik ga dateng kesini lagi? Ocha kangen, tapi.. Kakak cantik bohongin Ocha terus.." keluhnya sambil bibirnya melengkung kebawah, wajahnya terlihat murung.

Pemuda itu menoleh kearah sumber suara yang tepatnya di depan pintu sambil menyender, kepalanya menunduk."Hm? Kakak cantik tadi habis kesini, cariin Ocha, tapi Ocha tadi tidur sama umma, jadi.. Abang Saga ga bangunin Ocha," katanya dengan lemah lembut.

Ocha berjalan kecil, gemas sekali jika berjalan ketika sedang ngambek seperti itu. Bocah bertubuh mungil itu menghampirinya dan menyusel Sagara."Kok gitu!? Ocha kangen... Abangg... Telfon kakak cantik.. Ayo lah bang... Please.." rengeknya sambil mata berkaca-kaca.

"Ga. Bukannya abang gamau, Cha. Tapi.. Kakak cantik lagi sibuk, masa abang gangguin si? Ocha mau, kalo abang gangguin kakak cantik terus marah-marah nanti ga kesini lagi, Ocha mau?" Ocha menggelengkan kepalanya meskipun masih saja wajahnya murung.

"Ocha gamau, tapi.. Ocha kangen." adunya pada Sagara.

Sagara menghelakan nafas kasarnya. Ia mengelus-elus puncak ramputnya yang ditutupi oleh jilbabnya,"Ocha.. Besok bang Sagara kerumah kakak cantik, buat kesini untuk Ocha yang imut, mau hm?"

Dengan girangnya penuh semangat, Ocha menganggukkan kepalanya."MAUUU!" serunya bibirnya pun melengkung keatas.

"Sagara, Ali bin Abi Thalib pernah berkata, 'kamu boleh menyebut namanya alan do'a mu, tapi kamu juga harus menerima jika nanti dia bukan takdirmu'." sela Hawa membuat Sagara menoleh. Hawa tersenyum.

"Jagalah hatimu untuk orang yang layak memilikinya." ucapan itu membuat pemuda itu diam membisu.

                                   🌹🌹🌹

"ABANGGG! BUKA PINTUNYA GUE DOBRAK YA!" teriak Naya di depan pintu kamar Gazza.

Gazza mendengar itu berdecak kesal. Suara adeknya itu tidak bisa kecilin dikit dengannya, namun ketika bersama kekasihnya saja lemah lembut. Pemuda itu pun membuka pintunya dengan wajah yang begitu malas melihat adeknya yang di depan pintu.

"Apasi de, ganggu orang aja. Ada apa? Main teriak aja, ga sekalian pinjem toa masjid ha? Biar semua orang bener!" dumelnya.

Naya mendengar itu memutarkan bola matanya malas."Iya besok, kalo lo tidur. Biar semua orang juga bangun tepat waktu."

ANTARA DUA SURGA { NASKAHAN }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang