17. Ingkar janji

14.3K 1.2K 21
                                    

Keesokan harinya.

Regan bangun lebih pagi dari biasanya.

Karena hari ini weekend jadi ia memutuskan untuk membeli beberapa jas dan kemeja.

Besok ia sudah resmi bekerja di perusahaan ayahnya Sagara.

Awalnya ia akan pergi ke mall bersama Sagara, namun tiba-tiba saja pemuda itu membatalkan janjinya karena ada urusan penting.

---

Tiba di mall, Regan dengan cepat memilih beberapa jas dan kemeja, dan setelah itu ia pergi ke meja kasir untuk membayar semuanya.

Tepat ketika Regan keluar dari toko, langkah kakinya tiba-tiba terhenti, karena ia melihat sosok yang sangat ia kenali tengah berjalan masuk ke sebuah Restoran dengan seorang gadis.

Walaupun sosok itu memakai kacamata hitam, Regan masih bisa mengenalinya dengan sekali pandang.

Tidak salah lagi, itu adalah Sagara!

Jari-jari tangan Regan sudah mengepal erat melihat pemandangan di depannya, bahkan urat-urat nadi nya terlihat menonjol.

Regan berpikir dengan getir, Bukankah Sagara membatalkan janjinya karena ada urusan penting? ternyata yang di maksud urusan penting itu menghabiskan waktu berdua dengan seorang gadis?

Sagara juga telah melanggar janji yang mereka buat!

Sial!

Regan merasa telah di bohongi. Namun ia berusaha untuk meredam amarahnya yang akan memuncak.

Tangannya kini merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel.

Sepertinya Sagara ingin main-main dengannya.

Dasar, anak nakal.

Regan berhasil mengabadikan moment itu, kemudian ia berlalu pergi dari sana kembali ke kosan-nya.

---

Ponsel Sagara tiba-tiba bergetar, tanda ada sebuah pesan masuk.

Ia segera mengeceknya, Ternyata Regan yang mengiriminya pesan.

Tanpa sadar senyum lembut terpatri diwajahnya, dengan cepat ia membuka aplikasi WhatsApp.

Namun seketika senyumnya membeku, kala melihat poto yang Regan kirim.

Ia langsung berdiri dari duduknya, membuat gadis yang tengah duduk di sebrang nya ikut berdiri.

"Loh? kamu mau kemana?" Tanya gadis itu heran.

"Gw balik dulu."

"Ih jangan pergi!! kamu kan udah janji mau nemenin aku sampe sore."

Gadis itu ingin menahan pergelangan tangan Sagara. Namun dengan cepat Sagara menghindar.

Setelah itu, ia dengan buru-buru pergi keluar dari Restoran, meninggalkan gadis itu yang kini berteriak kesal karena di tinggalkan begitu saja.

---

Tok..tok..tok!!

"Regan! buka pintunya, gw bisa jelasin!"

"Gw mohon buka, lo cuma salah paham."

"Regan!!"

Akhirnya pintu itupun terbuka, Sagara ingin langsung masuk, namun melihat Regan yang menatapnya dengan tatapan dingin membuat Sagara mengurungkan niatnya.

Ia ingin menjangkau pergelangan tangan Regan, namun pemuda itu lebih dulu pergi dan duduk di tepi ranjang.

Hati Sagara sakit mendapat perlakuan seperti itu. Tapi kemudian ia segera menyusul dan duduk di samping Regan.

"Regan, lo salah paham." Ucap Sagara.

"Salah paham? lo kira gw bego? gw jelas-jelas liat lo jalan sama cewe." Suara Regan sangat rendah, bercampur dengan amarah.

Sagara sedikit memalingkan muka karena merasa bersalah "Gw minta maaf, tapi gw terpaksa jalan sama cewe itu."

Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Lo masih inget kejadian di taman? ternyata yang jatohin makanan ica itu Albara."

"Pas lo udah balik, tiba-tiba dia langsung introgasi gw, dan akhirnya gw jujur tentang hubungan kita."

"Albara bilang kalo gamau di aduin ke ayah, gw harus nurutin satu permintaannya, dia minta gw buat gantiin dia ketemu sama cewe tadi. Dan gw gak bisa nolak."

Melihat Regan yang masih diam dengan wajah datar, membuat Sagara menjadi cemas.

"Regan, lo masih marah?" Tanya Sagara dengan hati-hati. Ia benar-benar tidak bisa menolak permintaan Albara, karena jika Albara mengadu kepada Zion, ia takut Regan akan terkena masalah.

"Menurut lo?" Regan masih memiliki ekspresi acuh tak acuh di wajahnya, namun amarahnya sedikit menghilang setelah mendengar penjelasan dari kekasihnya itu.

"Jangan marah" Bujuk Sagara dengan tatapan kucingnya.

Regan menghela nafas, "Gw gak marah."

"Tapi, tetep aja lo udah ingkar janji, dan lo harus di hukum!" lanjutnya.

Regan tidak memberi Sagara waktu untuk membalas ucapannya.

Detik berikutnya tubuh Sagara di tekan oleh Regan ke ranjang. Sagara berusaha berontak. Tapi Regan tampaknya tidak peduli dengan pemberontakan pemuda itu.

Regan mulai melucuti seluruh pakaian Sagara.

Lalu tanpa pelumas dan tanpa melakukan foreplay terlebih dahulu, ia langsung memasukan penisnya kedalam lubang itu.

Seluruh tubuh Sagara gemetar, karena penis besar itu memaksa masuk kedalam lubangnya.

"Ahh!! keluarin! sakitt!" Sagara hampir pingsan karena kesakitan.

"Ah...ah..berhenti...Regan...ahh.." Sagara menjerit, memohon belas kasihan dengan air mata.

Namun, bukannya berhenti, Regan justru semakin menambah kecepatan tusukannya.

Akhirnya setelah keluar masuk beberapa kali, lubang yang semula kencang dengan cepat menjadi halus dan lembut.

"Uhh~" Sagara baru kali ini merasakan begitu jelas ukuran penis Regan yang begitu luar biasa, penis itu terus menusuk masuk semakin dalam seolah ingin menembus organ dalamnya.

"Sayang, kalo sampe gw liat lo jalan sama cewe lagi, gw bener-bener bakal nidurin lo sampe mati!"

Setelah mengatakan itu, Regan mengangkat paha Sagara dan mempercepat kecepatannya, semakin cepat dan semakin cepat, sehingga Sagara tidak bisa lagi menahan erangannya.

"Ahhh....ahhh... pelan-pelan..." Kemampuan berfikir Sagara telah dikuasai oleh nafsu yang kuat. Dan semua sarafnya dipaksa fokus pada kesenangan yang sangat luar biasa ini.

Tidak ada lagi tetesan air mata, yang ada hanya erangan yang semakin kencang tiap kali penis itu menyentuh titik sensitifnya.

---

Jan lupa vote ye👍🏻

[BL]Transmigrasi ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang