Matahari bersinar menyinari kedua pemuda yang masih tertidur sambil berpelukan.
Sagara membuka kedua matanya, yang pertama ia lihat adalah sebuah dagu yang di tumbuhi rambut-rambut tipis, lalu tatapannya beralih ke wajah yang sangat ia kenali.
Tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit, sebuah ingatan tentang kejadian semalam berputar jelas di otaknya.
"Anjing!!" Sagara mengumpat setelah mengingat semuanya.
Ia mendorong tubuh Regan menjauh, kemudian hendak bangkit. Namun rasa sakit di bagian bawahnya membuat ia kembali mengumpat.
"Bangsat sakit banget!"
Regan ikut membuka matanya ketika tubuhnya di dorong, lalu ia segera mendekat ke arah Sagara.
"Jangan banyak gerak, sini tiduran lagi, biar gw yang obatin."
"Regan sialan! ini semua gara-gara lo, lo kenapa merkosa gw bangsat?!" Tanya Sagara dengan tatapan sengitnya.
"Gw gak merkosa lo, lo yang minta sendiri."
"Tapi waktu itu gw lagi dalam kondisi mabok! lagipula gw nyangkanya lo itu Luna!"
Regan menghela nafas sebentar, kemudian ia mulai menatap lamat-lamat wajah Sagara yang baru bangun tidur.
"Nanti aja di bahasnya, sekarang gw mau ngobatin lubang lo dulu."
"Gak usah! gw bisa sendiri."
"Sekali aja, nurut sama gw oke?"
Akhirnya dengan terpaksa, Sagara pun menurut.
Regan memaksa sistem untuk memberinya salep pereda nyeri.
Sistem sudah hampir gila, karena mendapat majikan gak punya akhlak kaya Regan.
Sistem sangat menyesal telah menjadikan Regan sebagai majikan barunya.
Namun walau begitu, sistem tetap memberikan salep itu kepada Regan.
Regan segera mengoleskan salep itu, awalnya memang ia mengoleskannya dengan lembut namun kali ini satu jarinya ikut masuk membuat Sagara merintih.
"Ahhh anjing! keluarin jari sialan lo!"
Regan tidak menurut, ia malah semakin menambah kecepatan jarinya, keluar masuk kedalam lubang berwarna merah muda yang sekarang terlihat bengkak.
"Reganjing! bangsat lo ahh-"
Tubuh Sagara bergetar hebat, ia merasakan lubangnya berdenyut nyeri namun ada sedikit rasa gatal, seolah satu jari saja tidak cukup.
Melihat target misinya yang sudah terengah-engah, Regan segera mengakhiri aksinya.
"Biar cepet sembuh, jadi gw masukin salepnya sampe ke dalem lubang lo."
---
Mereka berdua keluar dari Club, menuju tempat parkir.
"Lo bawa motor?"
Sagara menggeleng, ia datang ke club malam menggunakan taksi, karena memang motornya tengah disita ayahnya.
"Yaudah pulang bareng gw."
Setelah berkata begitu, Regan langsung menaiki sepedanya.
"Ayo naek!"
"Lo gila? pantat gw sekarang lagi sakit sialan!"
Sagara tak habis pikir, pantatnya kini tengah sakit, jika ia duduk di jok belakang sepeda yang tidak ada empuk-empuknya sama sekali, bisa mati di tengah jalan kali.
Pada akhirnya, Sagara pun kembali menunggu taksi di temani oleh Regan.
Ketika taksi itu akhirnya datang, Sagara langsung masuk ke dalam mobil, tapi sebelum itu ia sempat menatap lama kearah Regan.
Hingga akhirnya taksi itupun pergi, menjauh dari pandangan Regan.
---
Regan mengayuh pedal sepedanya dengan kecepatan paling cepat.
Namun di tengah perjalanan ia melihat seekor kucing yang sedang tiduran di tengah jalan.
Untungnya ia sempat menekan rem, hampir saja ia menabrak kucing itu.
Ia memutuskan untuk turun, membawa kucing itu kesisi jalan agar tidak di tabrak oleh pengendara lain.
"Kucing siapa si lo? ko santai banget tiduran di tengah jalan? mentang-mentang nyawa lo ada sembilan cing."
Kucing itu hanya mengeong sebagai balasan.
Tepat ketika Regan akan melepaskan kucing itu, tiba-tiba terdengar suara.
"Eh, lo mau ngapain kucing gw anjir?!"
Regan menengok ke sumber suara.
Seorang pemuda yang memiliki tindik telinga dan wajah baby face tengah memandangnya dengan tatapan tajam.
"Gak gw apa-apain ko."
"Halah, bilang aja lo mau nyulik kucing gw kan?"
"Ngapain gw nyulik kucing lo? justru gw itu niatnya baik, mau nolongin kucing lo yang lagi anteng tiduran di tengah jalan."
"Coba kalo gak gw pindahin, bisa-bisa kucing lo yang pindah alam."
Mendengar penjelasan Regan, pemuda itu pun tidak lagi memberi tatapan tajam.
"Makasih."
Regan mengangguk "Sama-sama."
Setelah berkata begitu, Regan kembali menaiki sepedanya.
Namun tiba-tiba suara pemuda itu kembali terdengar.
"Eh btw siapa nama lo?" Tanya pemuda itu.
"Kepo." Jawab Regan, kemudian mulai mengayuh pedal sepedanya.
"Dasar manusia ga ada akhlak! gw nanya baik-baik malah di jawab begitu!"
"Awas ya lo kalo ketemu lagi! gw gampar pala lo!" Ucap pemuda itu sambil terus melihat punggung tegap Regan yang perlahan menghilang.
--
Jan lupa votee
Kalo ada typo tandain ae.
![](https://img.wattpad.com/cover/344815161-288-k816737.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Transmigrasi Regan
De TodoRegan yang meninggal usai terlindas truk, di beri kesempatan kedua untuk hidup. lalu ia terikat pada sistem 167 untuk melakukan sebuah misi. Mau tau apa misinya? baca aja pren. -- Alur di luar nalar, gada logika, up sesuka hati:) Ada beberapa adegan...