19. Keluarga Luna

12.5K 1.1K 110
                                    

Sagara baru saja tiba di sekolah.

Namun belum sempat ia menurunkan standar motornya, tiba-tiba saja bahunya di tepuk oleh seseorang membuatnya refleks mengumpat kaget.

"Bangsat!"

"Hehehe...maaf." Argus nyengir Pepsodent.

"Eh btw si Regan kemana sih? soalnya udah beberapa bulan ini, dia gak keliatan batang hidungnya." Tanya Argus penasaran.

"Padahal gw kangen banget." lanjutnya.

Sagara yang mendengar itu, langsung turun dari motornya. Ia menatap nyalang pada Argus. "Kangen lo bilang?!"

Mendapat tatapan seperti itu membuat Argus merinding, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Maksudnya gw kangen makan ciloknya." jelasnya.

Sagara menghela nafas lega, "Regan udah pensiun, ga jualan cilok lagi."

"Anjir serius?!! sayang banget padahal ciloknya enak." Ucap Argus kecewa.

"Lo tau gak alamat rumahnya si Regan? mau gw samperin, terus gw demo! biar dia jualan cilok lagi di sekolah ini." lanjutnya.

"Gak! gw gak tau." Bohong Sagara, sampai lebaran monyet pun, ia tidak akan pernah mau memberikan alamat rumah Regan pada makhluk jadi-jadian seperti Argus.

Setelah berkata begitu, ia berlalu pergi.
Membuat Argus berteriak kesal "Tungguin anjir!!"

Di sepanjang koridor, Argus terus mengoceh menanyakan alamat Regan, membuat kuping Sagara sakit. Hingga akhirnya ia tidak sengaja menabrak seseorang.

Ternyata orang itu adalah Luna, Sagara hanya menatap nya datar, "Sorry."

Setelah itu ia kembali melangkah, meninggalkan Luna yang kini di bantu berdiri oleh Argus.

"Emang si Sagara agak sarap! bukannya di tolongin malah pergi tu anak." Gerutu Argus.

Setelah Luna berdiri, barulah Argus kembali bersuara.

"Lo gapapa kan?" Tanya Argus agak khawatir.

Luna menggeleng kecil, "Gapapa, btw thanks ya."

"Yo masama, gw duluan ya." Pamit Argus, lalu berlari menyusul Sagara.

Raut wajah Luna berubah sendu, Sagara benar-benar telah berubah.

Dengan perasaan sedih, Luna kembali ke kelasnya.

Hingga bel pulang pun, Luna masih belum bisa berhenti memikirkan perubahan sikap Sagara.

Tiba di rumah, Luna segera naik ke lantai dua menuju kamarnya, namun ketika ia akan melewati kamar ayahnya, ia melihat pintu kamar itu sedikit terbuka.

Karena rasa penasaran, akhirnya ia sedikit memelankan langkah kakinya, dan berhenti tepat di celah pintu yang terbuka.

Di dalam kamar itu, Luna melihat dua orang yang tengah berbincang.

"Liam,"

"Kali ini rencana kita gak boleh gagal! kita harus buat hidup mereka hancur!!"

Liam mengangguk, lalu ia menyeringai "Sebenarnya cukup habisin Albara, udah bisa bikin hidupnya si Cupu sama Zion berantakan,"

"Tapi, bakal lebih seru kalo kita juga habisin si Sagara." Setelah berkata begitu, Liam menyeringai semakin lebar.

Deg.

Luna yang mendengar nama Sagara, seketika mematung di tempatnya.

Apakah yang ayahnya maksud adalah Sagara yang ia kenal?

Karena saking syoknya, botol minuman yang ia bawa tak sengaja jatuh ke lantai, menimbulkan suara yang cukup keras.

Membuat dua orang di dalam kamar itu menoleh ke arah Luna.

Nando dan Liam yang menyadari kehadiran Luna langsung bergegas ke arah gadis itu.

Liam berteriak kesal "Heh anak nakal! lo udah denger semuanya kan?"

Luna tidak berani menjawab, ia hanya diam di tempatnya berdiri. Tubuhnya sudah bergetar hebat, saking takutnya.

"Udahlah, kurung aja dia, masih kecil udah berani nguping pembicaraan orang dewasa." Kata Nando.

Luna menggeleng takut, "Gak, aku gamau di kurung!"

Tatapan Luna kini beralih pada Liam, "Ayah! Luna gak mau di kurung."

Namun Liam tidak menggubris ucapan Luna sama sekali, ia hanya menatap datar Luna yang kini di seret ke sebuah gudang oleh Nando.

Walaupun Luna adalah anak kandungnya, ia sama sekali tidak memiliki kasih sayang pada anak itu.

Setelah Nando di penjara, perusahaan ayahnya nyaris bangkrut.

Liam benar-benar ketakutan pada waktu itu, di tambah ayahnya selalu memaksanya untuk menikah dengan lelaki tua, yang katanya bisa menyelamatkan perusahan keluarganya dari kebangkrutan.

Untuk ibu tirinya-yang dulu sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri. Wanita itu malah kabur membawa sejumlah uang dan perhiasan.

Hingga akhirnya ia yang tidak punya pilihan lain, harus rela menikah dengan lelaki tua itu.

Lalu lahirlah Luna, anak kandungnya dengan lelaki tua itu.

Untung saja lelaki tua itu sekarang sudah meninggal dan seluruh harta beserta asetnya jatuh ke tangan Liam.

Tapi Liam sampai sekarang masih belum bisa menerima nasib nya! ia sangat membenci orang-orang yang membuat hidupnya berakhir seperti ini.

Zion dan Rain! mereka harus mendapatkan balasannya! Liam tidak akan membiarkan mereka berdua terus menerus hidup bahagia. Mereka juga harus menderita sama seperti dirinya!

Dan setelah Nando keluar dari penjara beberapa tahun lalu, kini tekadnya sudah bulat, ia akan melenyapkan Albara dan Sagara.

Ia sudah tidak sabar, melihat Zion dan Rain harus kehilangan kedua anak mereka diwaktu yang bersamaan.

---

Keesokan paginya, Sagara berangkat sekolah seperti biasanya.

Namun, di tengah jalan tiba-tiba ia merasakan ponsel di saku celananya bergetar.

Ia pun segera menepikan motornya di sisi jalan, lalu mengeluarkan ponselnya, ternyata itu adalah panggilan dari daddy-nya.

"Halo, dad?"

"Sa, Albara kecelakaan, kamu bisa ke rumah sakit××× sekarang?" Dari ujung telpon sana, suara Rain terdengar gemetar.

Mendengar itu tubuh Sagara menegang seketika "Iya, dad."

Panggilan itu kini terputus. Tepat ketika ia akan membelokan motornya menuju rumah sakit tempat Albara di tangani.

Tiba-tiba saja, ia melihat sebuah mobil yang melaju kencang kearahnya.

Sagara ingin menghindar, namun mobil tersebut lebih dulu menghantam nya dengan kencang.

Motornya terpental jauh bersama dengan tubuhnya yang terhempas dan berguling-guling di jalan.

Naas, helm full face yang melekat di kepalanya, terlepas entah kemana.

Dari keningnya mengalir darah yang membuyarkan penglihatannya.

Sagara merasakan nyeri pada seluruh bagian tubuhnya, dunia yang ia lihat terasa seperti berputar-putar, sebelum akhirnya pandangannya memberat dan hilang kesadaran.

---

Siapa disini yang mau happy end?

Yang mau bad end?

Btw happy end nya bakalan beda jauh sama cerita sebelah ya, agak greget dikit lah wkwk.

Kalo byk yg milih bad end, kalian satu frekuensi sm gw wkwk, soalnya bosen kan ya happy end mulu, eaaa.

oiya satu lagi, inget ya cerita ini tuh di luar nalar jadi apapun bisa terjadi.

jan lupa vote.

[BL]Transmigrasi ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang