16. Bertemu mertua

21K 1.4K 37
                                    

Regan sekarang tengah memikirkan masa depannya.

Kini ia tidak lagi menjadi satpam di SMA Airlangga, karena satpam lama di sekolah itu sudah kembali bertugas.

Jika ia hanya fokus jualan cilok, tentu tidak akan cukup untuk menjamin masa depannya.

Walaupun ciloknya selalu laris manis, tapi ia tidak ingin stuck di zona nyaman saja.

Ia harus mulai mencari pekerjaan baru.

Ketika Regan tengah sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja pintu kosan-nya di ketuk beberapa kali.

Regan pun bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu yang terkunci itu.

Sosok Sagara langsung memasuki pandangannya.

"Regan! lo udah gak jadi satpam lagi?!" Tanya Sagara dengan wajah paniknya.

Jelas Sagara panik, karena ketika ia datang ke sekolah tadi pagi, ia tidak melihat sosok Regan di manapun, dan juga satpam sekolahnya sudah berganti.

Regan mengangguk,"Gw kan jadi satpam cuma buat gantiin satpam lama yang lagi sakit. Jadi pas satpamnya udah sembuh, otomatis gw berhenti."

"Terus, kenapa tadi pagi lo gak jualan cilok?" Tanya Sagara sekali lagi.

"Gw pengen berhenti jadi tukang cilok."

Sagara di buat terkejut mendengar itu, "Lo serius?!"

"Hm, niatnya sih gitu. Soalnya gak mungkin kan gw jualan cilok sampe tua, emangnya lo mau punya suami tukang cilok?"

Telinga Sagara berubah merah kala mendengar itu, "Y-ya gw sih ga masalah, yang penting halal."

Regan hanya terkekeh kecil, "Tapi kalo jualan cilok terus, yang ada gw susah buat halalin lo."

Telinga Sagara semakin merah mendengar itu, ia pun menimpuk kepala Regan menggunakan bantal.

Regan yang menyadari itu, segera menghindar, membuat bantal itu berakhir jatuh ke lantai.

Sagara mendengus melihat lemparannya tidak mengenai Regan, namun tiba-tiba ia menemukan sebuah ide,"Gimana kalo lo nyoba kerja di perusahan bokap gw?"

---

Malam ini, Sagara membawa Regan ke rumahnya.

Zion lah yang memberi perintah pada Sagara untuk membawa Regan.

Sejujurnya Zion sedikit terkejut, karena tiba-tiba saja Sagara mau meminta bantuan darinya untuk mempertimbangkan orang bernama Regan agar bergabung ke perusahaannya.

Karena yang ia tahu, Sagara itu anak nakal yang gengsinya setinggi langit.

Entahlah sifat Sagara itu menurun dari siapa.

Sekarang semuanya telah berkumpul di meja makan.

Zion dan Rain duduk bersebelahan, dan dua kembar duduk di sebrang mereka, di tambah satu pemuda yang penampilannya sangat-sangat menarik.

Dengan rambut di sisir rapi kebelakang, memamerkan dahi dan kedua pasang mata yang memiliki warna coklat terang.

Di tambah kemeja putih serta jas hitam yang membalut tubuh pemuda itu, semakin menambah kesan sempurna.

Penampilan Regan malam ini tak luput dari bantuan Sagara, pemuda itu begitu bersemangat mengajaknya untuk membeli pakaian yang cocok, dan tak lupa membawanya ke sebuah salon untuk merapikan rambutnya.

Ketika makan malam di mulai, suasananya begitu sunyi, hanya terdengar bunyi dentingan sendok.

Regan yang duduk di samping Sagara, mencoba memakan makanan nya dengan tenang, kan malu depan calon mertua masa makannya grasak-grusuk.

Lalu tanpa sengaja matanya melirik ke arah pemuda yang penampilannya sama persis seperti Sagara.

Jujur saja awal masuk ke rumah ini, ia benar-benar terkejut kala melihat sosok yang mirip dengan kekasihnya.

Namun keterkejutannya hanya berlangsung beberapa detik saja.

Sementara itu sistem kini tengah dilanda ketakutan, ketika melihat mantan majikannya.

Karena sebelumnya Zion memilih tinggal didunia ini, sistem yang sudah kehabisan energi tidak bisa keluar dari dunia ini.

Hingga akhirnya beberapa tahun kemudian, sistem berhasil mengikat jiwa majikan baru untuk masuk ke dunia ini.

Tapi yang tidak sistem sangka, ternyata target misi di dunia ini adalah anak dari Zion!

Ahh!! rasanya sistem ingin kabur saja.

Setelah makan malam, barulah Zion menyuruh Regan untuk berbincang didalam ruang kerjanya.

---

Sagara kini tengah menunggu Regan di taman belakang rumahnya.

Melihat sosok Regan dari kejauhan, Sagara langsung menghampiri pemuda itu "Gimana? lo di terima atau ngga?"

"Bokap gw ngomong apa aja?" Tanya Sagara penasaran.

Regan tersenyum kecil, tangannya terulur membawa tubuh Sagara kedalam dekapannya,"Satu-satu kalo nanya."

"Lusa nanti, gw bisa langsung kerja di perusahaan bokap lo," Regan berhenti sejenak untuk mencuri ciuman secepat kilat.

Sagara ingin protes, tapi Regan kembali bersuara.

"Bokap lo cuma nanya gw lulusan apa, terus gw jawab, lulusan S1 manajemen bisnis."

Tubuh yang Regan tempati memang lulusan S1 manajemen bisnis, sebelum akhirnya jiwanya masuk dan berakhir jadi tukang cilok.

"Sama pengalaman kerja, terus---"

"Terus apa?" Tanya Sagara semakin penasaran.

"Terus...gak ada lagi."

"Fuck!" Kesal Sagara, ia mencubit kencang pinggang Regan, membuat pemuda itu mengaduh.

"Sakit yang, belom nikah aja udah kdrt."

"Dih, emangnya siapa yang mau nikah sama lo."

"Oh.. lo gamau? yaudah gw nyari--"

Sagara kembali mencubit pinggang Regan.

"Kalo lo berani nyari yang lain! aset lo gw kebiri!" Ancamnya.

Regan justru tertawa mendengar itu, "Kalo di kebiri, nanti siapa yang bakal muasin lo?"

Tepat ketika Sagara ingin membalas ucapan Regan. Sebuah benda kenyal segera membungkam mulutnya.

Sial! Regan mencuri start nya!

Tapi walau begitu, Sagara kini memejamkan matanya, menikmati seluruh proses ciuman itu.

Mereka berdua berciuman dengan intens.

Hingga suara benda jatuh membuat keduanya segera melepaskan ciuman itu.

Sagara kini menatap dengan bingung kearah Regan, "Lo denger ga?"

Regan mengangguk, "Mau ngecek?"

Akhirnya mereka berdua pun berjalan ke sumber suara, di taman itu hanya terlihat bunga-bunga yang indah, sama sekali tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

"Gak ada apa-apa." Ujar Sagara.

Namun tiba-tiba ia merasakan kakinya menginjak sesuatu, dan benda yang ia injak ternyata adalah makanan kucing.

Sagara mengerutkan kening, lalu mengambil bungkus makanan itu.

"Ini kan makanan punya ica."

"Ica siapa?" Tanya Regan dengan mata memicing curiga.

"Kucing gw."

Regan menghela nafas lega mendengar itu, ternyata ica itu kucingnya Sagara.

---

Jan lupa vote yeee👍🏻

[BL]Transmigrasi ReganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang