"Janganlah mengejar kuda cantik yang berlari, gunakanlah waktu itu untuk menanam rumput. Saat rumput tersebut tumbuh, maka kuda tersebut akan datang menghampiri."
Suasana pagi begitu segar, saat Laras hampir selesai menyiapkan hidangan sarapan dimeja makan keluarga. Pagi hari ini keluarga Sekala tengah merayakan hari ulang tahun Laras.
"Pagi mah, selamat ulang tahun ya doa terbaik buat mamah." Adrian melontarkan satu kecupan manis dikening Laras, mengucapkan selamat untuk hari ulangtahunnya.
"Makasih pah." Laras tersenyum sangat manis hari ini.
"Wahhh makanannya banyak banget."
"Iyah dong, spesial hari ulang tahun mamah."
"Ga sabar pengen makan semua." Ucap Adrian excited menatap satu persatu makanan yang istrinya hidangkan.
"Nanti dong pah, tunggu Sekala sama Chelsea dulu."
"Tumben Chelsea ga bantuin kamu, mah." Ucap Adrian menanyakan anak perempuannya itu.
Biasanya Chelsea suka bantu-bantu Laras didapur, ya meskipun hanya hal-hal kecil, seperti mencuci piring atau aksesoris dapur lainnya. Chelsea sangat aktif, keaktifan ini adalah buah dari hasil didikan Kirana selama ia berkunjung kerumah Sekala.
Kirana sering sekali mengajak Chelsea untuk bermain, memasak, dan belajar hal-hal lainnya. Yang akhirnya membuat Chelsea merasakan kenyamanan dan mampu bersikap proaktif serta menjadi pencair suasana ditengah-tengah keluarganya.
"Gatau tuh, mamah ga liat batang idungnya sama sekali pagi ini." Ucap Laras yang tengah sibuk meletakkan semua makanan yang ia masak diatas meja makan.
"Coba tengok, mah. Udah ga sabar pengen makan, sekalian panggil Sekala juga." Adrian menyuruh Laras untuk menjemput kedua anaknya.
"Iya pah." Ucap Laras singkat, beranjak naik menyusuri setiap anak tangga menuju kamar Sekala dan Chelsea yang berada dilantai dua.
Laras memilih masuk kekamar Chelsea terlebih dahulu, karena jaraknya dengan tangga lebih dekat daripada kamar Sekala yang berada diujung dekat teras depan lantai dua.
Laras mengetuk pintu kamar Chelsea yang ternyata tidak terkunci.
"Nak, kamu didalam? Mamah masuk ya." Laras perlahan membuka pintu kamar, ia mendapati Chelsea tengah terduduk lemas didepan jendela kamarnya.
Ia tengah menatap keluar, melihat mainan ayun-ayunan yang papahnya pasang ketika Kirana masih bermain bersamanya.
"Kamu kenapa bengong gitu nak?" Laras merangkul tubuh mungil Chelsea, raut wajahnya menekuk menandakan ketidakceriaan.
"Aku kangen ka Kirana, mah." Ucap Chelsea singkat, mengubah arah pandangannya menjadi menunduk.
"Ouhh ka Kirana, yaudah nanti mamah ajak ka Kirana kesini ya." Ucap Laras sembari memegang bahu anak mungilnya itu.
"Serius mah?" Chelsea merasa exaited, mendengar perkataan Laras yang hendak mengajak Kirana kerumahnya.
"Iyah mamah serius." Laras melontarkan senyuman menenangkan, meletakkan rambut Chelsea yang terurai kedalam selipan telinga. "Tapi kita makan dulu sekarang, kasian papah udah kelaperan."
"Okey mah." Chelsea berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Laras yang duduk ditempat yang sama. Sebegitu exaitednya Chelsea, ketika mendengar nama Kirana yang digadang-gadang akan hadir dirumahnya nanti.
Laras berjalan turun menyusuri anak tangga, bersama dengan lelaki bernama Sekala yang mendampinginya.
"Nah ini anak-anak papah nih, ayo makan perut papah udah meronta-ronta dari tadi." Ucap Adrian yang sedari tadi selalu sibuk tentang makan yang tak kunjung dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Kirana
Teen FictionNEW UPDATE ( Cerita ini insyaallah aku update setiap hari ^^ ) Halo, kembali lagi sama aku MasTirexx^^. Ini cerita baruku, semoga kalian suka ya^^. Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca. Prolog; Nabastala Kirana, seorang wanita cantik yang me...