Bab 8

13 2 6
                                    

"banyak yang mengeluh tentang lelahnya hidup didunia, padahal dunia itu sendiri tidak menyuruh mereka untuk terlalu mengejarnya."

Drtt drtt drtt

Zee mengambil handphonenya yang berdering, tertera nama Tante Soviet dinotifikasinya.

"Iyah Tan, pasti mau nanyain Kirana kan? Gausa bawa-bawa aku, kalo Tante ngerasa peduli sama Kirana, telefon sendiri sama Tante."

Dengan sedikit perasaan kesal, Zee menutup telefon Soviet.

"Mamah ya?" Tanya Kirana yang tak sengaja mendengar Zee tadi.

"Iya, udah ayo cepet siap-siap. Gua gamau ya, telat gara-gara nunggu lu nyiapin makanan buat Angkasa." Ucap Zee.

Semalam Tenggara dan Abimanyu tiba-tiba membuat grup, isinya mereka berdua beserta Kirana dengan Zee didalamnya.

Mereka berencana menjenguk Angkasa dirumah sakit selepas pulang sekolah nanti. Tadinya Zee ogah-ogahan, tapi lagi-lagi ia kalah dengan rayuan Kirana, dan menyetujui rencana untuk menjenguk Angkasa.

Dalam kesibukannya menyupir dijalanan jakarta, Zee melontarkan pertanyaan pada Kirana.

"Na, sebenarnya lu udah mulai terima kalo Angkasa itu suka sama lu ga si."

Kirana terdiam sejenak.

"Gua bingung, Zee. Gua gamau, dia hidup sama orang yang cintanya udah habis diorang lain." Kirana bernafas berat, mengadahkan pandangannya keluar jendela kaca mobil.

"Untuk saat ini, gua masih belum berdamai sama kenangan yang terlebih dahulu mengeruk habis segala rasa dan warna yang gua punya. Walaupun akhirnya kayak gini, dicampakkan."

"Lu ga nanya lebih detailnya, kenapa si Sekala brengsek itu tiba-tiba selingkuhin lu?"

Kirana terdiam, suasana menjadi hening saat alunan lagu "Apa mungkin" dari Bernadya berputar tepat dilirik reffnya.

Dimana letak yang tak kau suka..

Apa mungkin caraku bicara.
Apa mungkin caraku tertawa.
Apa mungkin dengkurku saat tertidur lelap.
Apa mungkin kamu yang tak lagi cinta.

"Belum, chat udah beribu-ribu gapernah ada balesan satupun, buat ketemu aja sekarang rasanya kayak mau nemuin artis Hollywood." Ucap Kirana.

"Anjir emang."

"Udahlah jangan dulu dibahas." Ucap Kirana mengakhiri pembicaraan mereka.

Mobil sudah terparkir, Kirana dan Zee segera berjalan menuju kelas. Waktu telah menunjukkan pukul 07.00, artinya jam mapel pertama akan segera dimulai.

"Zee lu duluan aja ya, gua ke toilet dulu." Ucap Kirana kembali melangkahkan kakinya menjauh dari ruang kelas, Zee masuk kekelas lebih dahulu.

Kirana berjalan menyusuri lorong bangunan, kebetulan toiletnya terdapat didekat taman diujung bangunan kelas X E. Dimana kelas itu ditempati oleh Sekala dan Raiden, dua siswa pendatang baru yang langsung terkenal disekolahnya.

"Wah wahh wahhh, ada cewe cantik nih."

Kinan salah satu teman kelas Sekala, menjegat Kirana yang hendak pergi ke toilet.

"Minggir." Ucap Kirana singkat.

"Utututu, sebentar dong. Kalaaa, Raiden sini, ada cewe cantik nih. Sayang kalo dibiarin lewat gitu aja."

Teriakan Kinan mengundang Sekala dan Raiden turut hadir dihadapan Kirana saat ini.

" Ouh ini cewe cantik yang diselingkuhin sama Sekala? Gila lu la, cewe secantik ini..."

 Senja Untuk KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang