2

289 32 0
                                    

Mobil Pajero sport hitam itu berhenti di depan rumah putih mewah yang langsung bisa dikenali oleh penjaga gerbang. Bahkan penjaga gerbang membuka sedikit pintunya karena seperti biasa, mobil itu tak akan pernah masuk kedalam rumah mewah itu dan hanya berhenti sampai depan saja.










Di dalam mobil, Lia melepas sabuk pengamannya dan mengambil tasnya di jok belakang sementara Haechan terus memperhatikan pergerakan sepupunya itu.





"Dengar... Jika terjadi sesuatu, jangan lupa...kau masih punya aku. Oke?" Ucap Haechan sambil menangkup wajah Lia dan mengusap pelan pipinya yang dibalas angguk senyum oleh Lia.








"Terimakasih..."




Ucap Lia dengan bahasa isyarat dan menyatukan kening mereka. Begitulah cara Lia mengatakan sayang pada Haechan yang membuat pemuda berkulit tan itu tersenyum teduh. Membantu Lia membuka pintunya hingga gadis itu turun dan masuk kedalam rumah. Setelah wujud Lia tak terlihat lagi, barulah mobil itu melaju pergi meninggalkan rumah besar itu.































"Dari mana saja kau?"







Lia yang berjalan melewati ruang tv langsung berhenti seketika. Jantungnya berdegup kencang dan perlahan kepalanya menoleh. Terlihatlah sepasang suami istri—Donghae dan Irene— tengah duduk di sofa yang ada disana.





Mendengar nada dingin suaminya dan ekspresi takut Lia, Irene langsung memukul pelan bahu Donghae membuat pria itu menoleh padanya. Irene memberikan kode 'diam' pada Donghae yang membuat pria itu menghela nafas panjang.







"Sayang... Kau sudah makan malam?" Tanya Irene yang dijawab anggukkan pelan oleh Lia. Gadis itu bahkan tak berani mengangkat wajahnya sama sekali sebatas untuk membalas tatapan teduh yang Irene berikan.








"Kalau begitu, masuklah ke kamar dan bebersihlah. Langsung istirahat,oke?"






Lia kembali mengangguk pelan. Membungkukkan badannya sebelum berbalik menuju kamarnya di lantai dua. Melihat tingkah Lia, Donghae lagi-lagi harus menghela nafas panjang. Tak ada perubahan dan perkembangan dari Lia sejak sebelas tahun terakhir membuatnya hampir frustasi.







Irene yang mengerti perasaan suaminya itu mengusap pelan lengan Donghae, memberi ketenangan.







"Lia akan baik-baik saja. Dia pasti bisa  kembali normal..." Ucap Irene yang diangguki oleh Donghae.









"Maafkan papa, sayang..."





























Saat berjalan cepat menuju kamarnya, Lia malah menabrak tubuh besar yang membuatnya hampir terjatuh. Untung saja orang yang ditabraknya itu dengan cepat menahan tubuhnya yang terhuyung kebelakang hingga tak sampai dirinya bertemu dengan lantai.











Lia mengangkat wajahnya lalu langsung menunduk seketika dan menjauhkan dirinya dari orang yang ditabraknya itu membuat tangan yang sebelumnya menahan bahunya terlepas. Lia menepikan tubuhnya dan membungkuk pelan tak berani mengangkat wajahnya.







"Lain kali berhati-hatilah..."









Setelahnya, pria yang Lia tabrak itu melewatinya begitu saja. Entah bagaimana perasaannya, Lia juga tak tahu karena tak melihat ekspresinya. Segera setelahnya dia berjalan memasuki kamarnya dan tak lupa menguncinya seperti biasa.









Kamarnya adalah tempat teraman di dunia baginya. Karena hanya di kamar itu dia tak akan melihat wajah-wajah orang yang membuatnya takut karena meskipun diluar rumah seperti saat tadi bersama Haechan dan Baekhyun, Lia sadar ada sepasang mata yang terus mengawasinya.









Tubuhnya luruh di dekat pintu dengan mata terpejam berusaha menetralkan emosinya yang hanya dia ketahui dan rasakan sendiri.











"Rumah tapi terasa asing..."
























.
.
.













Scars (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang