Flashback on
"ma..."
Lia kecil menarik pelan baju Jisoo dengan tatapan takut dan bingung ke arah orang-orang yang duduk di meja bersama papanya. Sedangkan Jisoo masih menatap tajam ke arah suaminya, Donghae. Membuat pria yang awalnya tersenyum itu langsung menjadi agak panik seketika. Sepertinya rencana baiknya itu salah besar sekarang.
Donghae mendekat dengan senyum yang diusahakannya sekali namun saat dia ingin meraih putrinya, Jisoo malah menahan tangannya membuatnya menoleh kaget.
"Ji—"
"Kita harus bicara!"
Meski tadinya menolak, Lia akhirnya harus menunggu kedua orang tuanya yang katanya harus berbicara berdua dulu. Meninggalkannya duduk bersama seorang wanita seusia mamanya dan tiga anak laki-laki yang sesekali meliriknya dingin.
"Lia mau makan sesuatu sayang?" Tawar wanita itu lembut namun dijawab gelengan cepat oleh Lia sambil mempererat pelukannya pada tas yang berbentuk boneka yang baru tadi pagi mamanya berikan untuk hadiah ulang tahunnya hari ini.
Melihat ketakutan di wajah Lia membuat wanita yang bernama Irene itu menghela nafas pelan.
"Jika dia tak mau, biarkan saja ma..." Ucap salah satu anak dengan suara dan lirikan dinginnya pada Lia membuat gadis berusia 6 tahun itu makin takut saja.
Dalam hati ingin sekali dia menangis dan berteriak memanggil mamanya tapi dia takut anak-anak laki-laki itu akan memukulnya seperti anak-anak nakal disekolahnya lakukan pada temannya.
"Hari ini hari ulang tahunmu,kan? Lihat! Papamu sudah membelikan kue ini. Nanti kita rayakan bersama,ya?" Ucap Irene lagi tak mau menyerah sambil memutar kue di atas meja.
Lia hanya membalasnya dengan anggukkan pelan yang membuat Irene sedikit merasa lega. Setidaknya anak itu meresponnya dengan sedikit positif dari sebelumnya.
"Lia mau cari mama papa..."
"Tunggu dulu ya sa—"
Belum selesai Irene bicara, anak gadis itu sudah lebih dulu turun dari kursinya dan berlari menuju tempat mama dan papanya sebelumnya pergi membuat Irene kembali menghela nafas. Dia tak mungkin mengikuti Lia, khawatir malah memperburuk suasana disana.
Sedangkan Lia, gadis itu berbelok menuju koridor tangga dan melihat kedua orang tuanya hingga membuatnya tersenyum lega. Mengabaikan ekspresi tegang kedua orang tuanya dan pedebatan kecil yang tentu saja dia tak tahu maksudnya.
"Sudah pernah aku katakan, Lia belum siap untuk ini semua!" Ucap Jisoo marah.
"Tapi dia harus tahu sejak awal, Jisoo. Setidaknya dia bisa menerima karena masih polos. Berbeda saat dia dewasa nanti, akan lebih rumit jadinya..." Ucap Donghae memberi alasan.
"Dia masih kecil, Donghae! Apa yang kau katakan pun tak akan dimengerti nya. Yang dia akan mengerti hanyalah dia memiliki mama lain yang membuat papanya jarang pulang. Dia hanya akan membenci mereka nantinya!"
"Kita akan menjelaskannya perlahan, Jisoo. Irene siap menerima Lia dan aku yakin Lia tak akan dibedakan olehnya..."
"Dia putriku, Donghae! Hanya putriku! Dia boleh merebut hati dan perhatianmu, tapi tidak dengan putriku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars (✓)
FanfictionSemua kisah dalam hidup bagaikan rantai yang saling menyatu satu sama lain. Entah dari masa lalu yang bisa mempengaruhi masa depan orang lain. Dan biasanya sesal pun akan datang diakhir. Seandainya cerita masa lalu itu tak terjadi, mungkin masalah y...