10

196 27 3
                                    

Lia membuka matanya perlahan setelah merasa kantuknya hilang. Bius dari Jeonghan memang jenis bius umum yang bisa membuat pasien tak sadarkan diri karena hanya itu yang tersedia di apartemennya. Sebenarnya dia pun menyimpan itu hanya untuk jaga-jaga jika saja seandainya ada penjahat yang masuk ke apartemennya seperti di film-film yang ia tonton.



Lia merasakan kepalanya pusing, namun sebisa mungkin ia berusaha bangkit dari tidurnya dan melihat sekeliling. Jelas itu bukan kamar dan tempat yang diketahuinya.




Dimana dia sekarang? Dan siapa yang membawanya kemari?






Lia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya dan akhirnya dia bisa mengingat mengenai operasi kecil yang harus ia lakukan karena luka jahitan dikepalanya terbuka lagi.







"Tapi ini bukan di kamar yang kemarin..." Lirihnya lalu bergerak perlahan hendak turun dari ranjang. Namun saat hendak keluar dari selimut, pintu kamar lebih dulu terbuka dan nampaklah Sungcheol dengan pakaian rumahannya datang dengan membawa nampan berisi sarapan.







"Sudah bangun?"





Lia hanya mengangguk pelan dan diam di tempat. Bingung harus bagaimana menghadapi suasana saat ini. Mungkin dulu mereka sangat akrab, tapi sudah sangat lama juga mereka tak bertemu,kan?








Sungcheol yang sepertinya mengerti perasaan Lia, memberikan senyum teduhnya lalu meletakkan nampan makanan di beside table. Duduk disisi ranjang dan perapikan rambut Lia yang menutupi perban lukanya.









"Kata Jeonghan, kau tak boleh banyak bergerak, terutama dibagian wajah. Karena kulitnya bisa tertarik dan membuat lukanya terbuka lagi..."







Sungcheol tersenyum melihat respon Lia yang hanya menatapnya dengan tatapan puppy eyes nya tanpa berbicara sedikitpun.






"Cha...mau sarapan dulu atau mau mandi dulu? Seragammu masih yang kemarin..." Ucap Sungcheol yang membuat Lia baru menoleh pada pakaiannya. Dan benar saja, seragamnya masih utuh belum diganti.






"Maaf...aku tak punya maid di apartemen. Jadi tak ada yang bisa menggantikan pakaianmu. Tapi aku sudah membelikan baju ganti. Kau bisa mandi supaya lebih segar, lalu sarapan...." Ucap Sungcheol sembari mengusap pucuk kepala Lia.







"Terimakasih ...kak Sung..." Cicit Lia yang membuat senyum Sungcheol makin mengembang.






"Hey ...kenapa kaku begitu? Bukannya dulu juga kau biasa merengek padaku minta ditemani?" Canda Sungcheol yang membuat Lia menunduk tersenyum malu mengingat masa kecil mereka. Sungcheol itu beda delapan tahun dari Lia. Dan kini dia sudah lulus kuliah bahkan sudah bekerja di perusahaan keluarganya.





Melihat Lia yang malu, Sungcheol malah tertawa pelan. Mengingat Lia yang dulu masih kecil dan menggemaskan, kini sudah SMA membuatnya sadar kalau waktu sangat cepat berlalu dan sudah sangat lama mereka tak bertemu. Untung saja wajah Lia masih tak jauh berbeda sehingga kemarin dia masih bisa mengenalinya.







"Mandi..."






"Mandi dulu? Okey... Mandilah. Di dalam sudah ada pakaian gantimu..." Ucap Sungcheol yang lalu membantu Lia turun dari ranjang hingga gadis itu masuk kedalam kamar mandi.









"Hah... Apa yang terjadi padamu, Lia?"
















































"Jadi, kau benar-benar bisu?"



Lia mengangguk pelan sementara Sungcheol langsung menoleh pada Jeonghan yang mengangguk paham.





"Itu mungkin terjadi akibat syok karena benturan di bagian kepala saat jatuh dari tangga itu. Dan semuanya kembali karena benturan keduanya saat dia dibully..." Ucap Jeonghan menyimpulkan sementara.






"Lalu, kau mau bagaimana sekarang,Lia? Keluargamu mencarimu, dan—"






Lia langsung menggeleng cepat yang membuat Sungcheol kaget.





"Jangan bergerak terlalu cepat, Lia. Lukamu masih rawan..."  Ucap Sungcheol sembari menahan kepala Lia supaya tak menggeleng lagi.







"Mereka bukan keluargaku. Mereka pembohong. Mereka jahat pada mama..."






"Tapi mereka tak jahat padamu,kan?"







Lia terdiam tak bisa menyangkal pertanyaan Jeonghan. Ya, selama ini Donghae dan Irene sangat baik padanya. Dan ketiga kakaknya, meskipun terkesan dingin, mereka tetap perhatian padanya.




Tapi sayangnya itu semua tak bisa membohongi hati Lia yang tak bisa ditipu. Dia tetap merasa asing dan takut disekitar mereka. Pertanyaan yang selalu ia pikirkan jawabannya, ternyata alasannya karena mereka memang bukan keluarga kandungnya. Selain papanya tentunya.








"Aku mau dengan mama. Tapi kata perawat itu, aku harus izin dengan mereka untuk membawa mama keluar dari sana..."







"Tapi mamamu dalam keadaan tak baik, Lia. Dia bisa saja melukaimu..."







"Mama baik... Kata perawat, mama tak pernah melawan ataupun menyerang orang lain disana. Mama hanya diam, dan tak pernah bicara..."








Sungcheol dan Jeonghan merasa kasihan pada Lia. Mereka bisa membayangkan bagaimana perasaan Lia selama ini. Amnesianya malah dimanfaatkan untuk membuatnya tak ingat pada kesalahan papanya dan yang terjadi pada mamanya. Memanipulasi pikiran polosnya dengan membuat cerita baru.








"Lalu, kau mau bagaimana,hhmmm?" Tanya Sungcheol pelan sambil mengusap rambut Lia.










"Bisa aku minta tolong untuk mengantarkan ku ke rumah kakek dan nenek?"



















.
.
.










Scars (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang