"Paman... Tolong biarkan aku menjelaskan pada Haechan sebentar..." Ucap Lia memohon pada Baekhyun yang berdiri tegap dengan bersilang dada sementara Taeyeon duduk disebelah Lia dengan sedikit khawatir dan bingung.
Pasalnya sejak tadi Lia terus memohon supaya Haechan mau mendengarkannya dulu sebelum melakukan sesuatu pada Jaehyun tapi semuanya menentang keinginannya. Lia pun nampak gusar bahkan hampir menangis dan Taeyeon mengerti perasaan gundah keponakannya itu.
"Pa... Biarkan Lia menjelaskan dulu..."
"Dan membiarkannya bertemu dengan pria gila itu? Jaehyun bisa melakukan apapun padanya, Taeyeon! Jika bukan karena Haechan, kita tak mungkin bisa menemukannya. Papa dan mama pasti akan mengamuk nantinya!" Geram Baekhyun menatap tajam Lia dan Taeyeon.
"Kau diam saja disini, Lia. Haechan tahu apa yang akan dia lakukan dan apapun itu pasti untuk kebaikanmu. Taeyeon, jaga dia disini..." Perintah Baekhyun sebelum akhirnya keluar dari kamar Lia.
"Tante..." Lirih Lia yang membuat Taeyeon merasa bersalah karena tak bisa melakukan apapun.
"Maaf sayang..."
Lia gusar. Melihat kemarahan Haechan tadi membuatnya khawatir saudaranya itu akan melakukan sesuatu yang paling tak bisa ia bayangkan pada Jaehyun.
"Kenapa? Kenapa aku harus setakut ini? Bukankah harusnya aku senang? Keluarga itu akan merasakan bagaimana salah satu anggota keluarga tersayang mereka menderita. Seperti yang aku dan mama alami dulu. Tapi kenapa aku takut?"
"Lia?"
Taeyeon dan Lia menoleh ke arah pintu dan mata Lia membulat ketika melihat mamanya yang sudah nampak jauh lebih baik dari yang dia lihat saat di rumah sakit jiwa dulu.
"Mama!"
"Jisoo?"
Lia langsung bangkit saat Jisoo merentangkan tangannya menyambutnya dengan pelukan dan Lia tanpa berpikir dua kali lagi langsung menghambur dalam dekapan mamanya.
Air matanya tak lagi bisa terbendung, melihat mamanya nampak sudah sembuh seperti sekarang. Apalagi ia bisa merasakan pelukan dan usapan pelan dari tangan mamanya sendiri. Sesuatu yang sudah sangat-sangat lama tak pernah ia rasakan.
Lia melepas pelukannya dan Jisoo pun menghapus air mata putrinya itu dengan lembut. Taeyeon yang melihat momen mengharukan itu bahkan sampai meneteskan air mata juga. Membayangkan Haechan jauh beberapa hari saja sering membuatnya khawatir. Apalagi jika mengalami apa yang ipar dan keponakannya alami selama ini.
"Mama tak menyangka kau sudah sebesar ini sekarang. Maafkan mama ya sayang?" Ucap Jisoo sambil menangkup wajah putrinya yang membuat Lia menggeleng pelan. Menggenggam tangan mamanya dan mengecup telapak tangannya penuh rindu dan syukur.
"M–mama...mama tahu...ak–aku—"
"Lia...!"
Jisoo, Taeyeon dan Lia menoleh kaget saat tiba-tiba Irene datang dengan keadaan berantakan menangis berlutut dikakinya.
"Irene!"
"M–mama..." Lirih Lia pelan karena kaget.
"Lepaskan putriku!" Ucap Jisoo sembari menarik Irene bangkit dan melepaskan putrinya. Setelah Irene jauh, Jisoo langsung memeluk Lia erat. Sedangkan Lia menatap kasihan pada Irene yang nampak berantakan dan jelas sekali terlihat matanya bengkak karena menangis.
"Lia... Mama mohon Lia. Tolong selamatkan Jaehyun. Tolong katakan pada saudaramu untuk melepaskannya kali ini saja, Lia..." Ucap Irene menangis dengan menangkupkan tangannya memohon pada Lia membuat ketiganya kaget.
"Jaehyun?"
"Jaehyun itu putra pertama Irene, Jisoo. Beberapa hari lalu Jaehyun menculik dan menyembunyikan Lia..." Ucap Taeyeon yang membuat Jisoo kaget luar biasa.
"Apa kurang cukup keluargamu mendapatkan Donghae sampai putramu juga mau menyakiti putriku?!" Bentak Jisoo marah yang membuat Irene menggeleng dengan tangisnya.
"Mama... It's okey..."
"Apanya yang oke, Lia?! Putranya menculikmu dan—"
"Ma... Look at me. I'm fine. Tanpa luka sedikitpun. Sudah..." Ucap Lia mencoba menenangkan mamanya.
"Haechan...dia mengatakan akan menyiksa Jaehyun sampai dia mati, Lia. Lia...mama mohon padamu Lia. Hanya Jaehyun yang mengerti dan ada untuk mama saat mama dimasa terburuk kami. Tolong Lia...mama bisa mati jika sampai Jaehyun tiada ..." Mohon Irene lagi yang membuat Jisoo menoleh pada putrinya.
Ia bisa melihat Lia nampak tak tenang sekarang. Tatapan mata gusar dan bibir yang seperti ingin mengucapkan sesuatu namun tertahan membuat Jisoo ingin tahu dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Lia..."
Gadis itu menoleh saat merasakan sentuhan tangan mamanya pada dagunya.
"M–mama..."
Jisoo tersenyum tipis dan menggenggam kedua tangan putrinya erat.
"Lakukan apa yang menurutmu benar. Kau sudah dewasa dan sudah saatnya untuk mengangkat suaramu sendiri sekarang..."
"Mama..."
Mata Lia nampak berkaca-kaca menatap sendu mamanya.
"Lakukan Lia. Kami ada bersamamu sekarang...." Ucap Taeyeon yang membuat Lia menoleh pada bibinya yang tersenyum itu.
"Aku..."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars (✓)
FanfictionSemua kisah dalam hidup bagaikan rantai yang saling menyatu satu sama lain. Entah dari masa lalu yang bisa mempengaruhi masa depan orang lain. Dan biasanya sesal pun akan datang diakhir. Seandainya cerita masa lalu itu tak terjadi, mungkin masalah y...