"Lia?"
Gadis yang dipanggil pun menoleh dengan senyum manisnya yang membuat Jaehyun ikut tersenyum juga. Perlahan ia berjalan mendekat dan mengusap wajah yang lebih muda dengan lembut.
"Kak Jaehyun baru pulang..." Ucap Lia dengan bibir manyun menggemaskan bagi Jaehyun.
"Maaf ya,aku lama pergi. Bagaimana hari-harimu disini? Apa ada masalah?"
Lia menggeleng pelan lalu memeluk Jaehyun membuat pria itu cukup kaget namun akhirnya tersenyum senang dan membalas pelukan Lia.
"Tapi bosan. Kak Minghao membosankan..." Cicit Lia yang membuat Jaehyun terkekeh pelan dan memberikan jarak hingga mereka bisa saling bertatapan.
"I Miss you..."
"I Miss you too..."
Perlahan Jaehyun menyatukan bibir mereka dan kali ini Lia membalas ciumannya yang membuat Jaehyun makin senang.
"Kau berhasil Minghao. Aku akan memberimu bonus untuk ini..."
"Hati-hati sayang..." Ucap Jaehyun khawatir saat mengawasi Lia yang tengah memegang gunting tanaman dan memotong bunga untuk menghias vas. Sedangkan Jaehyun mengawasinya dari meja taman sambil menikmati sarapannya.
"It's fine, kak..."
Lia mendekat setelah memetik beberapa tangkai bunga lalu duduk disebelah Jaehyun yang sudah siap merangkul pinggangnya lalu mulai menghias vas untuk dikamar mereka.
"Cantik kan?"
"Hhmmm....cantik...." Jawab Jaehyun sambil menyelipkan rambut yang menutupi wajah Lia ke belakang telinganya yang membuat Lia melirik kesal padanya.
"Apanya yang cantik?"
"Semuanya..." Jawab Jaehyun dengan senyum dimplenya tanpa berpaling menatap wajah Lia.
"Bunganya,kak..." Rengek Lia yang membuat Jaehyun terkekeh pelan lalu menarik Lia dalam pelukannya.
"Iya, bunganya cantik. Tapi kau jauh lebih cantik bagiku..." Ucap Jaehyun sambil mengusap pelan pucuk kepala Lia. Senang rasanya setelah 4 hari berlalu dan bisa menikmati waktu yang jauh berbeda dengan Lia. Mendapatkan kasih sayang dan kelembutan dari gadis itu tanpa ada tatapan takut lagi dari Lia seperti impiannya yang akhirnya terwujud. Memiliki Lia untuk dirinya sendiri.
Dia bahkan menuruti semua keinginan Lia dan menunjukkan juga kasih sayangnya untuk yang lebih muda. Terkecuali jika Lia menanyakan sampai kapan mereka tinggal disana. Seperti sekarang ini. Gadis itu nampak sedih karena rindu dunia luar.
"Kau sudah tahu kan, diluar sana ada banyak orang yang ingin memisahkan kita. Apa kau mau berpisah denganku?"
Lia menggeleng pelan lalu mempererat pelukannya pada Jaehyun.
"No... I hate distance..."
"Good girl. Jadi jangan tanyakan mengenai hal itu lagi. Okey?"
Lia mengangguk patuh apalagi saat Jaehyun memindahkannya duduk di pangkuan pria itu lalu kembali mempertemukan bibir mereka.
"Kau tahu? Kau adalah obatku. Segala rasa sakit dan siksaan yang selama ini aku alami, akan hilang setiap bersamamu. Aku tak tahu bagaimana jika aku harus kehilanganmu lagi..." Ucap Jaehyun setelah melepas pangutan mereka. Lia bisa melihat jelas tatapan sedih dan mata berkaca-kaca pria itu yang membuatnya menarik Jaehyun kedalam dekapannya.
"I'm sorry for asking that question..."
"It's okey, dear. You just don't know how much I need you beside me. I'm addicted, and you're my addiction..."
Lia menatap wajah tenang dari pria yang nyatanya telah menculiknya itu. Pria yang kini tengah berada dalam dunia mimpinya setelah sejak tadi sibuk berkutat dengan pekerjaan yang menguras emosinya hingga Lia harus menenangkannya sebisa mungkin.
"It's that true? Penjahat berasal dari orang baik yang tersakiti? Kau mengalami trauma yang membuatmu sakit dan bertingkah seperti ini. Menjadi pria arogan bak iblis menakutkan..."
Ya..
Lia sudah mendapatkan cerita aslinya dari Minghao. Apa yang terjadi pada Jaehyun di masa lalunya yang merubah anak polos menjadi monster berkepribadian ganda seperti seorang Jaehyun sekarang.Jaehyun yang dulu kecil sering melihat mamanya disiksa di depan matanya sendiri oleh papa kandungnya untuk melindunginya karena sang papa sering melampiaskan masalah diluar padanya.
Sebagian dari diri Lia merasa kasihan pada Jaehyun. Namun sebagian lagi dia juga ingin kembali ke keluarganya. Berpura-pura jatuh cinta pada pria itu sesuai dengan perintah Minghao yang ternyata diminta Jaehyun untuk mencuci otak Lia supaya berbalik padanya dan membenci yang lain. Itu bukan hal yang mudah. Apalagi menutupi rasa takutnya diawal-awal ia berdrama.
Tapi nyatanya, Jaehyun memang tak seburuk itu. Bahkan dia menjaganya dengan sangat baik dan protektif. Sama seperti saudaranya Haechan. Bahkan pelukan pria itu jelas terasa penuh kasih sayang yang berbeda dari yang ia pernah rasakan sebelumnya. Pelukan cinta yang sangat membutuhkan dan takut kehilangan.
Selama ini Lia lah yang selalu membutuhkan bantuan orang-orang disekitarnya dan baru kali ini dia merasa dibutuhkan dan berguna. Itupun oleh pria yang bahkan tengah menculiknya dari keluarganya.
Semua itu menimbulkan perasaan dan gejolak aneh pada dirinya.
Tidak. Lia tak ingin memiliki perasaan lebih pada Jaehyun. Itu salah. Salah besar untuknya karena ulah mama Jaehyun yang merebut papanya lah hingga mamanya harus sakit seperti sekarang.
Lia turun dari ranjang lalu berlari keluar kamar menuju ruang tamu dengan perasaan paniknya yang muncul tiba-tiba. Namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang baru saja menaiki tangga dan berhenti juga menatapnya.
"Lia?!"
"Channie...?!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars (✓)
FanfictionSemua kisah dalam hidup bagaikan rantai yang saling menyatu satu sama lain. Entah dari masa lalu yang bisa mempengaruhi masa depan orang lain. Dan biasanya sesal pun akan datang diakhir. Seandainya cerita masa lalu itu tak terjadi, mungkin masalah y...