"Sayang bangun" ucap Neona mengelus kening Regan. Ia berharap Regan cepat bangun agar pertunangannya bisa dilanjut.
Neona mendengus kesal. Lalu ia anjlokkan badannya kesenderan kursi. Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar, pertanda ada pesan masuk.
Papa
Neona kamu dimana?
Tolong ambilin map warna merah diruang kerja papa terus anterin kecafe, soalnya bentar lagi papa mau ada meeting.On the way
Setelah itu Neona beranjak pergi meninggalkan Regan seorang diri didalam ruangannya dan melupakan amanah dari Vanesa.
Neona mengambil map yang diperintahkan oleh papanya lalu mengantarkannya ke cafe yang dikirimkan oleh papanya tadi. Saat melangkah kedalam tiba-tiba Neona bertabrakan dengan seorang laki-laki membuat jas pria itu tertumpahkan dengan kopi yang ia bawa.
"Arrgghhh" pekik pria itu karena kopinya tadi masih sangat panas.
"Astaga! Ya ampun saya minta maaf, saya tidak sengaja" Neona membantu pria itu mengelap dengan tisu yang ia bawa didalam tas nya.
Neona mengelapnya sampai kering, "Sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar tak sengaja" ucap Neona bersalah.
"Tidak masalah" sahut pria itu tersenyum pada Neona. Matanya sedari tadi terus saja menatap wajah cantik Neona.
Neona membalas senyuman itu lalu tibatiba papanya datang. "Neona?" Panggil Bara yang rak lain ialah papa Neona.
Seketika Neona dan pria itu menoleh. "Papa?" Gumam Neona terkejut. Lalu Neona berdiri dihadapan Bara.
"Em ini pah map yang papa suruh" desis Neona.
Bara mengangguk-angguk menerimanya, "Siapa dia?" Menunjuk pria itu dengan dagu Bara.
Pria itu berdiri disamping Neona, "Saya Ardhan" ucapnya.
"Siapa kamu Neona?" Tanya Bara pada Neona.
Neona gelagapan, apa maksud papanya? "Bukan siapa-siapa tadi Neona gak sengaja tumpahin kopi yang dia bawa pah, jadinya aku lap deh pake tisu" jelasnya.
Bara hanya mengangguk-anggukan kepalanya lalu berputar balik menuju kursinya dan diikuti oleh Neona.
"Kamu tadi ada dimana?" Tanya Bara sembari berkutik dengan beberapa berkas-berkas yang harus disiapkan untuk meeting nanti.
"Dirumah sakit liat Regan"
Bara tersentak, "Apa? Kenapa kamu gak bilang kalo ada disana? Tau begitu papa tidak menyuruhmu untuk mengambil map ini!"
Ck, Neona berdecak kesal, "Yaudah sih udah terlanjur sampe sini juga!"
"Terus Regan disana sama siapa? Kamu izin gak sama mama papanya Regan?" Celoteh Bara.
"Gaada, mereka lagi makan diluar" cueknya.
Bara terbelalak kaget, "Apa-apaan? Kalo sampe mereka marah bagaimana Neona? Bisa-bisa mereka membatalkan pertunangan kalian dan menarik saham yang telah papanya Regan beri kepada perusahaan papa?!" Marah Bara.
"Itu tidak akan terjadi papa. Setelah ini aku akan kembali kerumah sakit, dan nanti jika mereka bertanya aku akan mencari sebuah alasan. Papa tenang saja"
Bara menghela nafas kasar, "Pokoknya jika terjadi hal yang tidak papa inginkan, kamu lah orang yang pertama papa salahkan!!" Kecam Bara marah.
Neona mengangguk-angguk. Matanya melirik dimeja seberang sana tempat Ardhan duduk. Ternyata sedari tadi Ardhan memerhatikan Neona.
Neona tersenyum licik, lalu ia memalingkan wajahnya ke Bara. "Bagaimana jika aku mengisi waktu luangku dengan dia?" Desis Neona menunjuk Ardhan dengan dagunya. Seketika Bara menoleh sesuai arahan Neona.
"Maksud mu?"
"Terlalu lama Regan koma papa, apa salahnya aku bersamanya sambil menunggu dia bangun?"
"Kamu jangan macam-macam Neona. Kalau sampai Ryan dan Vanesa tau, itu bisa menjadi resiko buat kita! Kamu mau hidup miskin?"
"Aku akan bermain cantik papa. Jangan ragukan kecerdikan putrimu ini"
Bara menghela hafaa kasar, "Hah terserah kamu saja, yang penting kamu ingat ucapan papa tadi. Kamu akan menjadi orang pertama yang akan papa salahkan jika rencana papa gagal!" Sarkas Bara.
Neona hanya mengangguk kesamping lalu beranjak berdiri. Berjalan dengan lenggok menghampiri meja Ardhan.
"Hai?" Sapa Neona dengan nada genit.
Ardhan tersenyum, "Silahkan duduk" lalu Neona menurut.
"Saya liat tadi om memperhatikan saya sedari tadi?"
Ardhan ber smirk, "Memang. Kamu sangat cantik. Kalo boleh tau siapa namamu?"
Neona menyodorkan tangannya, "Neona"
Ardhan menjabat tangan Neona, "Nama yang bagus untuk wajah secantik dirimu Neona"
Neona hanya tersenyum, "Terima kasih loh om pujiannya"
"Jangan panggil Om. Apakah wajahku sudah terlihat sangat tua?"
"Lalu?"
"Panggil saja mas Ardhan"
(Hueeeeek)
Neona manggut-manggut, "Baiklah, mas...Ardhan?"
Ardhan tersenyum kecil.
....
Vanesa dan Ryan sudah kembali. Mereka sedikit terkejut karena hanya melihat Regan seorang diri tanpa Neona yang menemaninya.
"Loh mas Neona kemana?" Tanya Vanesa gusar.
Ryan menggeleng, "Gak tau mah? Ditoilet mungkin?"
Lalu Vanesa berjalan ketoilet untuk mengecek tapi hasiknya nihil. Neona tidak ada didalam. Lalu Vanesa kembali, "Gak ada mas"
"Coba kamu telfon dia" sarat Ryan. Lalu Vanesa mulai mengotak atik ponselnya.
Sudah 3 kali panggilan tetapi tidak ada jawaban dari ponsel Neona. Kemana gadis itu, pikir Vanesa.
"Handphone nya gak aktif mas"
"Astaga kemana Neona? Apa dia pergi?" Gusar Ryan.
"Kalo dia pergi seharusnya dia bilang dulu kekita bukannya langsung ngilang begini. Kalo terjadi apa-apa sama Regan gimana?" Dumel Vanesa.
Jangan lupa ramein ceritanya!!! Share ke temen-temen kalian!!!
Sekalian mampir ke IG aku dong, nanti di follback🥰
IG: naa_wti05
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN TRANSMIGRATION
PovídkyBagaimana jika tubuh seorang cowok bertransmigrasi ketubuh seorang cewek. Benar-benar diluar dugaan Regan. Ia kira setelah kecelakaan beberapa hari yang lalu yang menimpa dirinya, dirinya akan mati dan akan memulai hidup baru namun ternyata salah. T...