3. One View

146 9 2
                                    

Vote sebelum membaca, komen pas lagi baca. ☺☺☺☺

Aku menghela napas sejenak, memandang Frank yang sedang bercanda ria bersama Bondan. Sesekali keduanya tertawa sampai memegangi perut masing-masing, entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya memerhatikan saja.

"Hey." Sapa Zaka, tersenyum manis padaku.

"Hey." Balasku sekenanya, sambil melanjutkan memainkan ponsel digenggaman tangan.

Aku kembali memerhatikan sekitar, melihat jalanan yang mulai ramai sebagai tanda bahwa aku sudah terlalu lama berada di taman ini.

Pandangan ku beralih pada Jerry dan Omar yang memilih duduk di atas rumput yang tak jauh dari tempat Frank dan Bondan berdiri. Mereka mengobrol santai sambil sesekali memakan camilan ditangan.

"Gue nggak nyangka kalau lo itu adiknya Bang Frank," Ujar Koko sambil memainkan ponselnya disebelah ku membuat aku menoleh padanya.

"Kenapa?" Tanyaku. Aku memang masih duduk di kursi seperti tadi, bedanya sekarang aku diapit oleh Zaka dan Koko yang membuatku sedikit merasa risih.

Koko menggelengkan kepala. "Selama ini kita cuma tau kalau Bang Frank punya adik perempuan," Ada jeda lima detik. "Nggak taunya orang itu elo. Dia nggak pernah ngenalin lo ke kita sebelumnya."

Aku menghela napas. Mengetahui bahwa tak banyak orang yang tau mengenai aku adalah adik dari Frank, entah kenapa? Mungkin Frank terlalu malu mempunyai adik seperti ku, atau memang dia membenciku.

Aku beranjak dari tempat ku, hanya maju dua langkah. "Bang, ayo pulang." Ajak ku pada Frank, namun tak hanya abangku itu yang menoleh... Tetapi, Bondan, Omar, dan Jerry pun ikut menjadikan aku objek untuk diperhatikan.

Frank diam beberapa saat, sebelum akhirnya ia mengangguk padaku. "Ya udah, ayo." Frank melangkahkan kakinya.

"Tunggu, bang" Ucap Bondan sambil menahan lengan Frank membuat langkah nya terhenti. "Ucapan lo tentang Fuji itu adik lo emang beneran atau cuma candaan lo doang?"

"Kenapa?"

"Jawab gue, bang."

"Fuji bukan adik gue, dia cuma pembantu di rumah gue." Ujar Frank asal. Dia menoleh padaku yang langsung ku hadiahi dengan tatapan tajam.

Bondan hanya menatap Frank dalam, "Bang... Gue serius." Ucapnya, dia menatapku tajam setelahnya.

Aku hanya diam memandangi interaksi mereka, pandanganku beralih pada Jerry dan Omar yang bangkit dari duduknya meski masih diam di tempat. Sedangkan Koko dan Zaka berdiri di sisi kiri-kanan ku.

Frank terkekeh sendiri, "Oke, oke... Fuji itu emang adik gue." Dia mengubah mimik wajahnya tak kalah serius dengan Bondan. "Tapi, kenapa sama lo? Ada masalah apa antara kalian?" Frank beralih menatapku dan Bondan bergantian.

"Lo yang kenapa, bang? Kenapa lo nggak pernah cerita kalau adik perempuan yang lo maksud itu dia..." Tunjuk Bondan padaku. "Cewek resek yang dengan bodohnya mergokin kita berlima merokok masal di gudang kema__" Ucapan Bondan terhenti tepat saat Frank menarik kerah baju Bondan dengan kencang yang sontak saja membuat kami terkejut dibuatnya.

"Terus lo apain dia, hah?!" Sentak Frank semakin emosi dengan apa yang dia pikirkan.

Bondan berusaha untuk melepaskan cengkraman Frank padanya, sedangkan Jerry dan Omar berusaha melerai mereka.

"Tahan, bang."

"Gue minta lo tenang dulu."

Frank mengabaikan mereka. Perhatiannya masih berpusat pada Bondan yang berada tepat dihadapannya. "Gue tau banget kelakuan lo kayak apa ya, Bon. Jawab gue."

I BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang