11. Sangat Menyakitkan

67 5 0
                                    

Vote sebelum membaca 🤩🤩🤩 komen pas lagi Baca ya 🥳🥳🥳

"LEPASIN gue, bang!" Seruku. Sambil terus memberontak padanya. "Gue mohon lepasin gue!"

Aku kewalahan melawan Frank yang semakin kuat menahan ku. Itu membuat ku muak padanya. Belum cukup kah dia membuatku menangis semalam? Sampai harus membuatku menangis lagi malam ini??

"Diam lah!!" Seru Frank terdengar mencekam ditelinga ku.

"Butuh bantuan nggak nih? Masa kita cuma jadi penonton aja?" Ujar seorang pria entah siapa dia? Aku tidak ingin tau banyak tentang mereka.

"Boleh. Dengan senang hati." Ujar Frank membuatku melotot padanya. Dia sudah gila ya??

Dengan kasarnya, Frank membanting aku ke arah mereka. Dua diantaranya dengan sigap menangkap ku, membuatku meringis khawatir tubuhku yang sakit terkena ubin.

"Nikmati lah dia." Ucapan yang santai dari Frank itu membuatku bingung. Namun, detik berikut nya dua orang pria teman dari Frank yang lain menghampiri ku dengan tatapan penuh minat padaku.

Aku semakin berontak berusaha melepaskan diri dari dua pria yang masih mencekal erat lengan kanan-kiri ku. "Lepasin guee!!!"

Aku memekik terkejut saat salah satu pria yang menghampiri ku mencium bibir ku dengan paksa. Aku melotot padanya saat lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku membuatku refleks menggigit lidahnya dengan keras!

Dia segera berteriak kesakitan dan melepaskan ciuman paksa darinya tadi. "Brengsek!!!" Serunya.

Aku meludah ke lantai, darah merah milik nya itu sudah keluar, tetapi masih membuat ku mual.

Mereka semua terkejut dengan apa yang terjadi dengan pria yang mencium ku paksa tadi, dia masih menjulurkan lidahnya yang berdarah akibat ulahku itu.

"Sam!" Seru Leo dan Drake hampir bersamaan. Mereka melangkah mendekati kami.

Pria yang di panggil 'Sam' itu masih merintih sakit. Segera dia mendapat beberapa helai tisu dari mereka berdua. Dengan segera dia menggunakan tisu itu untuk membalut lidahnya.

"Lo emang segila itu ya, Fu?? Lo berani nyakitin temen gue sendiri?!" Murka Frank padaku. Aku hanya diam dengan kondisi ku yang masih syok akibat dicium paksa oleh temannya. Tindakan ku itu memang refleks dari tubuhku, yang tidak bisa mengizinkan sesuatu masuk begitu saja ke dalam mulutku.

"Jawab, Gue!"

Plak!!!

Frank menamparku, sampai membuatku limbung ke samping. Namun, cekallan mereka yang erat mampu menahan tubuhku agar tidak jatuh.

Frank mencengkeram erat daguku. Aku kembali mendongak padanya. Air mataku mengalir deras bersamaan dengan Frank yang merapikan helaian rambut panjang ku, menyelipkannya di balik telingaku. Membuat wajah ku yang basah karena air mata, terlihat jelas di matanya.

Frank menyentuh lembut rambutku, hingga dia menjambak rambutku kasar membuatku semakin mendongak ke atas. Itu sakit. "Ampun Bang!!! Gue mohon jangan!" Seruku. Aku masih berusaha berontak, namun tidak sekuat sebelumya. Aku mulai lemah.

"Hukuman apa yang pantas diberikan buat lo??" Tanya Frank dengan pandangan tajam. Sungguh dia sama sekali tidak menganggap ku sebagai adiknya lagi.

Aku menggeleng keras. "Hentikan, bang! Gue mohon jangan lagi..." Pintaku. Aku benar-benar tidak ingin merasakan sakit yang lebih dari ini.

"Hukum dia!" Seru Frank pada temannya yang sedari tadi diam menunggu giliran. Dia sudah menjauhkan tangannya dariku.

Kini, pria yang mendapat tugas dari Frank untuk menghukum ku mendekati ku dan menatap tajam mataku. "Buka mulut, lo." Ucap nya.

I BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang