8. Fuji Sakit??

81 5 0
                                    

Vote pas lagi membaca 🤩🤩🤩 komen pas lagi baca 🤗🤗

AKU melihat ke arah pintu yang baru terbuka dengan Bang Frank di baliknya. Penampilan nya sedikit berantakan, tak serapi tadi pagi saat sebelum dia berangkat kuliah. Maklum kini sudah malam pukul tujuh.

Frank menaruh tas gendong berwarna hitam miliknya di atas meja  belajar ku, lalu ia melangkah cepat menghampiri ku.

"Lo masih sakit?" Tanya Frank sambil menyentuh jidat ku, mengecek suhu tubuhku maksudnya. Aku menurut saja, meskipun yang sakit itu perut ku, bukan kepalaku. Segera aku meraih tangannya lalu ku cium tangan nya. Dia sedikit terkejut.

"Gue minta maaf ya bang, gue punya banyak salah sama lo." Ucap ku serius padanya, namun Frank malah meraup wajahku membuat ku melotot padanya. Dia malah tertawa.

"Ha-ha-ha, apaan sih lo? Nggak jelas?" Ujar Frank. Dia mengacak rambut ku asal, membuatnya berantakan. "Lo cuma sakit perut ya, bukan lagi menjemput ajal. Nggak usah berlebihan."

"Meminta maaf itu bukanlah hal berlebihan, lo harus tau itu." Ujarku, sedikit kesal dan meminta Frank kembali merapikan rambutku. Namun, malah semakin berantakan. Aku segera menepis tangannya.

Frank membentuk kedua jari telunjuk dan jari tengah nya, membuat simbol perdamaian. Aku segera membalas nya.

"Tapi lo nggak cocok jadi pemeran protagonis tau nggak, sih?? Cocoknya ya lo itu, jadi pemeran antagonis yang sering marah-marah nggak jelas." Ujar Frank. Dia tertawa renyah, membuat ku menggelengkan kepala.

"Lo baru ngajak gue berdamai ya, bang?? Nggak jelas lo!" Seruku. Yang memancing tawa Frank menjadi lebih keras.

"Okey... Okey. Gue nggak nyebelin kali ini." Ujar Frank sedikit mendekatkan wajahnya, apa-apaan dia??

"Lo mau ngapain deket-deket??!" Tanyaku panik.

"Ehhh ikan, lo jadi cewek nggak usah kepedean gitulah!" Tegas Frank.

"Terus lo mau ngapain deket-deket?" Tanya ku lagi, kali ini aku menaikkan sebelah alisku ke arah nya.

Frank memutar bola mata, lalu menghela napas. "Gue mau nanya sama lo."

"Apa??"

"Lo ada hubungan apa sama Bondan?"

"Hubungan apa?? Nggak ada." Ucapku sambil membenarkan sandaran bantal milikku.

"Gue seriuss, gilaaa."

"Lah, gue duariuss!"

"Fuji, jawab gue."

"Cuma teman doang, bang. Yaelah."

"Halahh. Alibi ajeee, lu!"

"Wahhh, bang. Lo nggak percaya sama gue?"

"Nggak. Menurut gue ada sesuatu gitu,
antara kalian berdua." Ujar Frank.

"Kenapa emangnya?"

"Lo mau tau nggak tadi pas jam 10 pagi kayaknya, dia nelpon gue... Untung gue lagi istirahat."

"Bilang apa dia??"

"Dia cuma kayak bikin laporan gitu ke gue. Bang, gue udah jengukin Fuji tadi di UKS. Gue juga minta ke guru kalau Fuji dipulangin aja jam 12 siang, biar istirahat di rumah. Pokoknya, bang. Semua aman terkendali. Gitu, katanya."

"Ooh, gitu ya? Pantesan guru ngizinin gue pulang tadi jam 12."

"Kayaknya dia punya feeling, deh sama lo. Menurut gue, ya... Lo juga udah tau, pasti."

"Yaa kalau dia suka sama gue, jangan heran gitu lah. Kan, gue cantik. Mana mungkin dia nggak suka??"

"Kalau ada yang nggak suka, mungkin dia sedang go***k."

I BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang