bandung sebagai saksi

43 5 0
                                    

sesampainya cia di parkiran benar saja sudah ada alvin yang menunggunya di sana.

"ayo pulang tuan putri" ucap alvin dengan mempersilahkan cia untuk duduk di motornya, tak lupa cia juga sudah memakai helm untuk melindunginya dari hal-hal yang tidak di inginkan.

"terimakasih pengawal" jawab cia dengan cengegesan.
"ko pengawal sih, kan maunya pangeran" seru alvin dengan wajah yang cemberut.

"pangeran kodok maksudnya" ucap cia.
"jahat amat" setelah itu cia dan alvin pun bergegas untuk pulang. tanpa di sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari jauh, ada rasa kesal, marah, dan juga cemburu.

"senang bisa bertemu kembali" ucap alvin di tengah-tengah perjalanan mereka.

"sama gue juga" jawab cia, "gimana ci di bandung" tanya alvin.

"rasanya masih sama seperti tigabelas tahun yang lalu, saat pertama kali gue mengenal kota ini. bandung selalu punya senang di setiap harinya yang ga akan pernah habis, banyak kejutan tidak terduga yang gue dapatkan di sini. contohnya lo, dia dan mereka, bandung ga pernah bikin gue kesepian seperti di jakarta. gue selalu bahagia berada di sini bandung ga kasih celah sedikitpun untuk sedih di hari-hari gue. gue suka bandung lebih dari yang lo tau, lebih dari yang orang lihat, dan lebih jauh dari jarak antara bumi dan matahari " terang cia mengungkapkan apa yang ia rasakan mengenai kota kembang ini.

"dari kecil saingan gue emang kota yang satu ini, nih" ucap alvin

"hahahahahaa" cia tertawa lepas siang ini bersama dengan alvin dan tanpa sadar melupakan seseorang yang tengah memikirkannya sejak tadi.

sesampainya di rumah tante rima sudah menunggu kedatangan cia dan alvin, karna sebelumnya cia sudah menghubungi tante rima jika akan ada tamu siang ini.

cia dan alvin memasuki perkarangan rumah, dan akhirnya mereka berduapun masuk kedalam.

"assalamu'alaikum tante" ucap salam mereka bersamaan.

"waalaikumsalam akhirnya yang di tunggu-tunggu dateng juga" ucap tante rima saat alvin menyalami punggung tangan tante rima.

"wah kayanya tante udah kangen berat nih sama alvin" goda alvin, "tau aja vin" jawab tante rima.

"udah tan si alvin mah ga usah di dengerin, suka kepedean anaknya" kata cia yang segera duduk di sofa ruang keluarga, di susul oleh alvin.

tante rima sudah menyediakan berbagai banyak makanan ringan untuk mereka nikmati bersama. alvin, cia dan tante rima menghabiskan waktu hingga sore hari untuk mengobrol banyak sekali hal.

"makasih ya tan untuk makanannya, alvin pamit pulang dulu" pamit alvin pada tante rima, "iya vin sama-sama nanti kapan-kapan main lagi yah vin" tawar tante rima.

"siap tante, ya udah kalo gitu alvin pulang dulu yah. cia gue pulang dulu ya" pamit alvin sekali lagi.

"iya vin, hati-hati yah" jawab cia, "tenang hatinya kan cuma buat tuan putri" kata alvin dengan kedipan matanya.

"ish apaan si" kesal cia, "bercanda kali" setelah itu alvin pun benar-benar pulang.

🤍🤍🤍🤍🤍

malam haripun tiba, cia dan tante rima sadang menghabiskan makan malamnya bersama.
"tan kenapa yah bunda ga pernah ngabarin cia?" tanya cia pada tantenya.

"cia sayang dengerin tante, sekarang ini mungkin bunda mu itu memang sedang sibuk. jadi cia harus sabar yah" tante rima selalu ada untuk cia di kondisi apapun itu, menenangkan cia agar tidak berfikir terlalu jauh.

manisnya kota bandung!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang