"setiap detik, menit, dan jam kita ga akan tau, apa yang akan terjadi selanjutnya. entah senang atau sedih yang menghampiri, tetap semangat untuk menyambut banyak hal mengejutkan selanjutnya"
duapuluh lima menit lagi bel akan berbunyi namun karna semua anak murid di kelas cia sudah selesai mengerjakan soal yang lumayan banyak, gue yang mengajar keluar lebih cepat. semua anak-anak sudah tidak sabar menunggu bel berbunyi, waktu luang yang ada di manfaatkan untuk tidur, bermain, mengoreksi beberapa jawaban ya walaupun itu hanya di lakukan oleh orang-orang yang pintar saja, ada juga yang mengobrol seperti cia dkk.
deden, iki, zaky, nando, kini sudah mengumpul di meja cia termasuk meli, melody dan rani. mereka masih terus membahas prihal kejadian tadi.
"cia tadi tuh kenapa sih bisa sampe kaya gitu?" tanya deden. "gue ga tau ya cuma menurut gue alvin caper banget sih" kini meli memberi pendapat.
"ko caper sih anjir" kata iki yang belum mengerti maksud meli. "ya caper lah, coba lo bayangin dia anak baru di sini tapi langsung buat onar, pengen tenar?" ketus meli yang sangat kesal
cia masih terus diam dan menelaah beberapa pendapat dari temannya itu. "gue ga akan biarin dia nyakitin cia" ucap nando yang sangat khawatir, nando dan cia memang beda satu tahun dan nando lebih tua dari cia. kebetulan nando anak tunggal dan ingin sekali memiliki seorang adik perempuan. nando sudah menganggap cia seperti adiknya sendiri karna memang sudah saling dekat.
"jangan macem-macem sama cia kalo ga mau berurusan sama abangnya" celetuk iki
"lo sama alvin beneran sahabatan?" ini pertanyaan yang mengundang banyak sekali rasa penasaran dari delapan orang ini.
"gue sama alvin sahabatan dari kita kecil tepatnya dari umur kita 5 tahun, sebelum gue sama alvin masuk sekolah. temen satu-satunya yang gue punya cuma alvin dan sampe akhirnya kita satu sekolah, alvin bener-benar posesif banget kalo gue main sama anak lain. awalnya gue ngerasa biasa aja dan ketika kita udah naik kekelas empat SD di situ gue ngerasa alvin terlalu aneh karna udah ngelarang gue buat main sama anak lain. tapi alvin tiba-tiba jarang banget masuk sekolah dan katanya sih dia selalu ikut dinas sama orangtuanya, padahal sebelumnya ngga. di situ gue sama dia jarang banget ketemu dan ternyata alvin memutuskan untuk home schooling, setiap gue ke rumahnya jarang banget ada alvin paling sekali-sekali adanya. pas lulus gue mutusin untuk tinggal di bandung dan sekolah di sini, alvin ga tau kalo gue pindah karna dia lagi ikut orangtuanya seperti biasa, mau ngasih kabar tapi di situ gue emang belum di beliin handphone sama ayah dan bunda gue. jadi kita ga berkabar kurang lebih tiga tahun, dan setau gue keluarga alvin juga udah ga di jakarta lagi kata bunda" cia menceritakan dengan sangat jelas pada teman-temannya.
"lo ga ngerasa curiga sama alvin ci?" tanya serena
"gue jadi penasaran sama apa yang sebenarnya terjadi sama si alvin" kata Rani yang cukup tertarik dengan apa yang terjadi.
"sebelum alvin home schooling dia aneh gitu ga gerak geriknya?" tanya Zaky. "ga mungkin seseorang memutuskan home schooling secara tiba-tiba" pendapat melody memang sangat masuk di akal
"lo juga bilang kalo alvin posesif banget sama lo kan ci? apa sebelumnya alvin emang ga pernah punya temen?" ucap deden. banyak sekali opini-opini yang bersarang di kepala masing-masing dari mereka.
"menarik si buat di selidikin" kata iki penuh dengan rasa semangat dan juga penasaran tentunya.
"oh ya kenapa alvin bisa tau kalo lo sekolah di sini, katanya kan dia juga udah pindah" tanya serena
KAMU SEDANG MEMBACA
manisnya kota bandung!!!
Roman pour Adolescents"bandung, terimakasih atas semua rasa yang pernah ada disini, terimakasih untuk cerita indah yang pernah kau berikan untukku." "ku tutup bukunya sampai di sini yah, sampai bertemu kembali di waktu dan kisah yang berbeda"