Kata Bung Karno,'jangan sekali-kali meninggal kan sejarah'
Pelajaran Sejarah di hari Rabu, seperti biasa pak Afdol menceritakan tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah dan juga tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pak Afdol melempar pertanyaan secara acak untuk para muridnya, sungguh malang, kali ini kesialan justru menimpa Fadil.
"Dil, coba sebutkan siapa nama tokoh yang memungut teks proklamasi saat itu?" Pak Afdol tersenyum menatap Fadil yang sudah ketar-ketir di tempat duduknya, namun sayang sekali jam pelajaran Sejarah sudah berakhir, itu artinya harapan penonton tidak terpenuhi.
Rania dan Sisi yang duduk di bawah kipas angin kecewa berat.
"Seharusnya si Fadil kena hukum maju ke depan, disuruh goyang atau apalah" gumam Sisi.Sabina dan Maren hanya tertawa di tempat duduk mereka, kelas mereka ini terbilang sangat unik, dan karena uniknya itulah mereka di kenal oleh para guru.
***
Serombongan Kakak kelas mengisi penuh kantin sekolah, Sabina mengeluh saat antrian nya diserobot tadi.
"Lo si Bi, kenapa ngga di jaga antrian nya?" Maren mendengus kesal.
"Aku kan tadi lagi benerin sepatu Ren, lagian tadi kamu kan liat sendiri kakel nya main serobot-serobot aja, kamu juga ih, bukannya bantuin malah marah-marah" terang nya.
"Misi." Seorang kakel, yang jelas sangat familiar di mata Sabina lewat di depan nya sambil membelah kerumunan.
"Awas-awas Sabang mau lewat" ucap Sabang.
Sabang? kaya pernah denger? batin Sabina
"Bi, tuh udah kosong cepetan beli tahu brontak nyaa" tegas Maren.
"Iya sebentar napa" Sabina berjalan masuk kedalam kantin.
Setiba-tibanya petir, Sabang menggeser tubuh nya dan tanpa sengaja menyenggol lengan Sabina.
"Sorry" ucap Sabang.
Sabina berlalu, meninggal kan kantin, dan segala penasaran nya tentang laki-laki bernama Sabang itu semakin menjadi-jadi.
Sabang, kamu itu orang yang seperti apa sih? aku selalu penasaran di setiap pertemuan kita.
***
Sepulang sekolah, sesampainya Sabina di rumah nya, seperti biasa rumah nya selalu ramai, ada bunda dan ayah yang tengah menonton televisi, ada Ka Raden yang bermain game, dan ada bang Sadam yang berkutat di depan monitor laptop nya, serta Tante Maya yang baru datang tadi pagi dari Jogja.
"Assalamualaikum, Sabina pulang," seru anak perempuan satu-satunya di rumah ini.
"Udah pulang aja dek?" bang Sadam yang pertama kali melihat Sabina pun bertanya heran karena tidak biasa nya Sabina pulang cepat.
Sabina beralih ke dapur mengambil secangkir air putih,"Biasa, guru ada acara, terus di pulangin deh," ucap Sabina, lalu meneguk segelas air tadi.
"Lusa abang mau balik ke Jogja Bun," bang Sadam berkata pelan.
Bunda yang tengah menonton beranjak menghampiri bang Sadam, "Loh abang kan baru pulang" ujar bunda sambil mengusap pelan pundak bang Sadam, "ko udah mau pergi aja?" tanya bunda yang masih tidak rela anak pertama nya pergi lagi meninggalkan nya.
"Skripsi akhir abang mau selesai bun, jadi abang harus kelarin ini dulu setelah itu abang lanjut kerja disini" tutur bang Sadam.
"Yah Tante baru aja nyampe disini Dam, kamu udah mau balik ke Jogja aja." Tante Maya yang mendengar itu pun ikut nimbrung dengan bunda di dekat bang Sadam.
"Iya tan, Tante disini aja temenin bunda, soalnya Sabina itu tu, kan sibuk banget, jadi ngga ada waktu dirumah buat temenin bunda ya kan bi?" goda Ka Raden, yang masih fokus dengan game nya.
"Apaan si, kaya ka Raden ngga sibuk aja, seharusnya tuh Kaka yang nemenin bunda, kan Kaka udah lulus, terus belum kerja juga." Canda Sabina.
Kaka laki-laki kedua nya Sabina itu mendengus kesal saat mendengar candaan adik nya itu.
"Bun, yah, Tante, Abang, Kaka, Sabina ke kamar dulu ya, mau istirahat." Pamit nya.
"Iya, jangan lupa mandi dulu biar seger."
"Iya Bunda."
Sabina berjalan menuju kamar nya di lantai atas, ia merebahkan diri nya di atas kasur. Saat ini ia tidak ingin mandi, bukan lagi musuhan sama air, cuma ya Sabina mager aja.
Sabina mengingat kejadian di kantin tadi, saat tangan nya tidak sengaja tersenggol oleh Sabang.
Sudah dua kali dirinya di pertemukan dengan Sabang, apa besok dia akan di pertemukan lagi dengan Sabang.
Terkadang saat kita menyukai seseorang, orang itu akan sering kita temui, dan disaat itu kita berfikir bahwa takdir tengah menunjukan dukungan nya.
Valuvy apa kabar? semoga valuvy sehat selalu, jangan lupa vote dan komen nya
Terima kasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sab!!
Teen FictionSetiap pertemuan pasti memberikan dua hal satu pengalaman dan satu lagi pelajaran