06.Berubah

32 7 2
                                    

Jam istirahat berbunyi seperti biasa Sabina membawa satu kotak bekal untuk sarapan nya di jam istirahat,dan satu kotak kue yang entah untuk siapa kah itu.

"Lagi?" Maren bertanya saat mendapati Sabina mengeluarkan kotak bening berisi churros berukuran kecil diatas meja nya.

"Owh, itu buat ka Sabang" jawab Sabina.

"Dih, dih, Lo ad hubungan apa sekarang sama ka Sabang?" tanya Maren penuh selidik.

"Ngga ada sih, kenapa emang?"

"Kalau ngga ada, ya ngga usah bikin yang ke begini-begini deh, rugi tau"

"Engga rugi Marena Salsabilah, lagian ini kan makanan, kalau dikasi berarti kita memberi, itu termasuk sedekah, dan orang menerima nya berarti dapet rezeki" tukas bina.

"Yaah, rezeki dari kamu mah pilih-pilih, Sabang mulu yang dapat" celetuk Maren.

Sabina beranjak dari duduk nya,membawa kotak kue itu lalu berjalan menuju kelas Sabang. Dia celingukan mencari sosok lelaki itu.

"Ka Sabang mana ya?" monolog nya.

Seorang perempuan dengan rambut terikat dibelakang, keluar menghampiri nya.

"Nyari siapa dek?" tanya nya.

Dia Aruna, perempuan yang sama yang pernah Sabina tanyai saat itu.

"Hei,kamu yang nyari Sabang waktu itu kan?" tanya Aruna.

"Iya ka" jawab Sabina sambil cengengesan.

"Sekarang Sabang nya ngga masuk" ujarnya, seolah -olah sudah paham dengan kedatangan Sabina

"Duduk dulu yuk, sambil cerita -cerita kita." pinta Aruna yang di angguki oleh Sabina.

Mereka berdua duduk di bangku panjang yang sudah tersedia didepan kelas.

"Hmm, jadi Ka Sabang kenapa ngga masuk hari ini ka,dia sakit?"

"Owh kamu ngga tau kalo Sabang kena skors?" Sabina menggeleng,dia sama sekali tidak tau.

Pantes kemaren pas aku cariin ka Sabang lagi di perpus dan malah ngajakin aku bolos sekolah. Batin nya.

"Oiya kita belum kenalan kan, nama aku Aruna Pramesya" ucap nya sambil mengulurkan tangan, Sabina pun menerima uluran tangan itu.
"Sabina Aurellya, ka" ujar Sabina.

"Oiya Sab, kamu kan deket nih sama Sabang, nah Sabang itu pernah cerita ngga tentang cewe yang dia suka gitu?" tanya Aruna.

Sabina menggeleng pelan,"engga ka, Bina kurang tau, ka Sabang juga ngga pernah cerita apa-apa"

"Owh gitu, ya udah kalau gitu selain jadi temen deketnya Sabang, kamu jadi temen Kaka juga ya?"pintanya.

"Boleh ka"

"Oiya Sab, setelah ujian ada farewell party kan, nah Kaka mau nya kamu bantuin Kaka buat ngomong ke Sabang soal fotbar gitu, mau apa ngga dia foto sama Kaka"

"Kenapa Kaka ngga ngomong langsung ke orang nya?"

"Gini aku kan suka sama Sabang, dari awal dia masuk ke sekolah ini, waktu itu kami belum sekelas kaya sekarang, tapi karna aku tau Sabang ikut ekskul basket jadi aku juga daftar jadi anggota disana, cuma akhirnya Sabang keluar, aku pun ikut keluar, dan entah kenapa beruntung banget kami satu kelas sekarang." Ujarnya.

"Mau ya bantuin aku buat fotbar sama dia?" Aruna tersenyum sambil menyatukan tangan nya layaknya seperti orang yang memohon.

"Iii iya ka, nanti Bina coba" balas Sabina

"Itu apa Sab?" Aruna mengintip kotak kue milik Sabina.

"Owh ini tadi buat Ka Sabang, cuma karna dia ngga ada buat Kaka aja deh" gumam nya.

Hello Sab!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang