14-Makan malam

583 46 16
                                    

"Lepas, ngga bisa nafas nanti." pinta Fourth lembutnya membuat Gemini menurut melepaskan pelukan tadi.

"Gem..."

Gemini menatap bingung Fourth,raut wajah nampak serius tangan sang lawan bicara beralih ke pundaknya.

"Ap-apa?" entah mengapa dirinya menjadi gugup.

Bukan apa apa namun rasanya sangat berbeda suasananya dari yang tadi. Membuat ia negatif thinking akan hal selanjutnya terjadi.

"Ayo pulang! Udah mulai reda." ajak Fourth berdiri mengulurkan tangannya.

Menatap ragu-ragu lantas menerima uluran tangan Fourth, di genggamnya erat tangan tersebut dan bangkit berdiri. Ia loncat turun duluan dari pick up diikuti oleh Fourth.

Saling menatap, serasa dunia seakan berhenti. Dengan cepat-cepat Gemini berjalan duluan meninggalkan Fourth tengan tersenyum nakal.

"Tunggu!" teriak Fourth berlari kecil mengejar Gemini.

Memperlambat langkah kaki menyeimbangkan langkah kaki Fourth, mereka berdua berjalan secara perlahan terasa canggung. Itulah yang terjadi di antara mereka, tak ada yang membuka suara.

Hanya ada suara air jatuh ke tanah.

"Jadi kita udah pacaran?" tanya Gemini memastikan. Ia sangat canggung hingga suaranya terdengar seperti bergetar.

Keluar dari gang tersebut dan kembali ke jalan utama hujan mulai mereda membuat pandangan Fourth terarah ke langit gelap. Suasana favoritnya sangat sejuk, udara dingin menerpa tubuh basahnya.

Berbalik menatap cowo yang lebih tinggi darinya. Dari atas turun kebawah ia menelan kasar ludahnya saat melihat seragam basah Gemini yang cukup menerawang, mengerjapkan mata beberapa kali menatap sekitar nampak sepi.

Baru pertama kali Fourth merasa aneh di dadanya, serasa nyeri menusuk ke dalam saat menatap seseorang itu. Apalagi tatapan mata terhenti di satu objek yaitu, bibir Gemini basah. Semakin dibuat susah nafas karenanya.

"J-jadi kita berpisah disini." Fourth mencoba mengendalikan diri sendiri.

Gemini mengangguk sebagai jawaban. Terlihat sorot mata pacar barunya itu selalu berpindah-pindah ke arah satu ke arah lainnya.

"Aku akan menunggumu besok... Dikelas." mengubah logat bahasa menjadi aku-kamu?

Merasa tak nyaman Gemini memalingkan wajahnya. Ia belum terbiasa seperti ini jantungnya berdetak begitu kencang seakan mau lepas, mengigit bibir bawah pelan.

Bingung jawaban yang akan diberikan, terdiam sejenak nampak berpikir. "G-gua pulang dulu." langsung berbalik badan meninggalkan Fourth yang masih terdiam menatap kepergian Gemini.

"Aahh... Harusnya pake aku kamu, ya?" batin Gemini frustasi.

Ia terlalu malu untuk menggunakan logat itu apalagi kepada Fourth. Menoleh kebelakang Fourth sudah menghilang dari sana juga matanya, lanjutkan langkah kaki hingga sampai di depan pintu rumah.

Masih tetap berdiri di depan pintu mengingat kejadian tadi, itu membuatnya Senyum-senyum sendiri tak jelas. Bahkan pipi selembut roti itu kemerah-merahan semakin menjadi-jadi, otaknya selalu memikirkan hal aneh aneh.

Membuka pintu dirinya terkejut. Pintu tak terkunci tetapi beliau berusaha positif thinking mungkin Ren sudah pulang, pikirnya.

"Jadi keberuntungan gua!" Gemini sedikit berteriak gembira saat memasuki rumah.

Namun betapa terkejutnya dia saat semua pasang mata terarah kepadanya. Mereka menatap Gemini tanpa ekspresi jelas membuat Gemini gugup, takut akan ketahuan.

First Date! TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang