32-Cerita [h∆+]

1.2K 42 18
                                    


Bab ini mengandung adegan yang seharusnya tidak boleh ada, jika tidak suka bisa ditinggalkan karena Aya udah bilang dari awal kalau ini Fanfic Fourthgemini bahhh🗿🙏

Bukan GeminiFourth jadi lu lu pada para zeyenkk tersayang kaga usah protes ke Aya, oke? 🥰🖕

*****



"Puas nyentuh?" tanya Gemini.

Sontak saja Fourth terkejut beralih posisi menjadi duduk. Seluruh mukanya memerah mejalar ke telinga juga akan tetapi mendengar suara kekasihnya yang terdengar berat dan dingin dia langsung menciut begitu saja.

Tidak tau sekarang mukanya harus ditaruh mana apalagi melihat Gemini menatap datar dirinya seakan hanya ia manusia paling bersalah di jagat raya ini.

"Maaf," hanya itu yang keluar dari mulut Fourth.

Dia tidak bisa banyak mengeluarkan kata serta lidahnya menjadi kelu semakin membuat Fourth bingung sendiri.

"Kelinci," suara Fourth begitu kecil seperti tikus kejepit pintu terdengar memelas.

Gemini langsung saja berdecak dengan tatapan acuh tak acuh dilayangkan kepada Fourth, jujur saja tadi dirinya sempat tertidur hingga sebuah gerakan membuat ia terbaring dan terjaga.

Namun, ia enggan membuka mata terus senantiasa menutup. Berpura-pura seakan telah tertidur pulas untuk tau apa yang akan dilakukan pacar cantiknya itu.

"Udah sana! Sama Satang aja," Gemini menutupi tubuhnya dengan selimut tebal tadi.

Panik. Fourth kocar-kacir mendekati sosok terbaring menguncang tubuh itu kuat hingga bergerak ke arah sana sini.

"Kelinci, jangan ngambek maaf."

Hampir 2 menit tetap pada posisi memeluk tubuh terbaring dengan tatapan sendu, mulut itu terus-menerus mengeluarkan kata yang sama berulang-ulang kali seperti tak merasakan lelah.

Muak karena Fourth terus menganggu kedamaian padahal ia bersiap untuk tidur agar tidak terlalu capek marah-marah untuk hal tidak berguna, tetapi si kecil malah membuat emosinya memuncak.

Sebuah gerakan tiba-tiba dari Gemini yang membuka selimut menunjukkan wajah sama, datar dan tidak ada ekspresi muncul.

Memutar bola mata malas menatap Fourth yang kini juga tengah menatap dirinya memelas seperti tikus. "Iye ih, udah tak maafin sekarang keluar deh." dengan lembut keluar dari mulutnya.

Tidak tau mengapa niat awal ingin membentak mengeluarkan kata-kata kasar namun yang ada hanya sebuah kalimat lembut.

Mendapatkan apa yang diinginkan Fourth memberi kecupan di kedua pipi Gemini secara bergantian diiringi senyum manis. Setelah ritual selesai dia segera bangkit dan berjalan menuju pintu keluar menimbulkan tanda tanya dibenak Gemini.

"Kok keluar?" tanya Gemini nada bicaranya menurun.

Tersenyum iblis Fourth menjawab tanpa menoleh sedikitpun, "Tadi disuruh keluar, gimana sih?" geramnya menahan tawa.

Gemini cemberut berubah posisi menjadi duduk memasang wajah anak bebek yang ditinggal induk cari makan.

Tanpa aba-aba Fourth langsung berbalik arah berlari ke arahnya mendarat dengan aman, cukup terkejut apalagi ia mendapatkan sebuah pelukan kecil dari sang oknum tersebut.

Dengan susah payahnya Gemini mati-matian untuk tidak menunjukkan salah tingkah yang dialaminya, tentu saja masih mudah diketahui oleh Fourth.

"Jangan ngambek," Mengusap-usap wajah Gemini dengan lembut.

First Date! TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang