01

2.3K 250 6
                                    

Hahh...

Entah sudah berapa kali aku menghela napas di pagi hari ini. Hari ini jadwal ku kosong sampai tengah hari nanti. Dan hari ini juga, hari dimana ada konser B-komachi di selenggarakan di Dome.

Ya walau menurut alur cerita hari ini juga akan menjadi hari kematian dari idol berbakat Ai, dan mungkin akan menjadi awal tragedi yang akan menimpaku di masa depan nantinya.

Tapi, jika di nalar, karena aku bapaknya dan bukan si Kamiki mungkin tragedi kematian Ai juga tidak akan terjadi. Tapi jika tetap terjadi maka, aku yang paling mungkin menjadi kambing hitam.

Mondar-mandir di depan pintu beberapa kali, sebelum akhirnya meninggalkan rumah. Ah, dan jangan lupa kunci rumah saat pergi.

Hahh, untuk memastikan saja oke.. Tidak akan ada masalah yang terjadi..

Tak lupa dengan topi dan kacamata, serta kaos serta celana jeans yang sering di gunakan di musim ini, untuk meminimalisir perhatian. Walau aku sendiri tidak yakin ada yang mengenaliku.. Tapi lebih baik sedia payung sebelum paparazzi memotret.

Untungnya aku membeli sepeda seminggu yang lalu. Setidaknya akan lebih cepat

Semoga belum terlambat.

Semoga belum terlambat.

Setelah 20 menit perjalanan, aku akhirnya sampai di alamat yang tertera.

Sial, Lantai ke berapa ya?

Mengedarkan pandangan ke sekitar, syukurlah tidak ad-

Mataku terpaku pada seorang laki-laki dengan jaket hijau yang membawa buket bunga putih di lantai  2 apartemen.

Shit!

Berjalan dengan cepat,

Cepat!

Lebih cepat!

Lebih cepat!

Lagi!

Ayo Ayane!!

Akhirnya, dia berhenti.

lantai 5.

Oh tidak, dia menekan bel.

Jangan di buka, jangan di buka.

"Hai'~"

Tidak, itu suara Ai.

Ai, dia membuka pintu.

Si Npc itu akan menusuknya.

Jika Ai mati, aku tidak bisa hidup tenang ke depannya.

Minggir kau Npc!!!

DUAKKKH!!

Third Person Point Of The View

DUAKKKH!!

Kanae a.k.a Ayane menendang Ryunosuke dengan keras. Ai yang hampir di tusuk membeku melihat aksi epic dari sang mantan pacar yang terkenal sebagai Soft Boy itu.

Namun, tidak semudah itu ferguso, Ryosuke mengambil pisaunya yang terpental dan berusaha menyerang Kanae.

Alhasil Kanae mendapat luka tusuk di lengan. Tapi, itu tak masalah di bandingkan masa depannya yang terancam.

Kanae menonjok wajah Ryosuke. Yang membuatnya terhuyung ke belakang. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Kanae langsung memukul tengkuk Ryosuke yang langsung membuatnya pingsab. Walau batinnya bergejolak.

Bener gak sih caranya?! Kalau malah mati gimana?!

Kanae mengacak-acak rambutnya, beralih menatap Ai yang masih membeku.

"Jangan diam saja, dong. Cepat Hubungi polisi atau direkturmu itu."

Ai tersadar, "H-Hai'"

Ai menghubungi direktur utama, Saito Ichigo.

Kanae berjongkok, menatap nanar pemuda Npc itu.

Kasian jadi alat sekali pakai, mana masih muda lagi.

"A-anu, Kanae-kun. Kok kau bisa ada disini?" Tanya Ai yang masih terkejut.

Ya, siapa yang tidak terkejut melihat saat membuka pintu ada mawar putih yang ternyata hanyalah pengalihan yang di lakukan oleh fans fanatik yang hampir saja membunuhnya. Lalu mantan tiba-tiba datang menolong dengan aksi epic yang sangat bertolak belakang dengan vibes soft boy yang melekat padanya selama ini.

Jika ada yang tidak terkejut, dia pasti di luar nalar.

"Hanya kebetulan lewat kok(≡^∇^≡)"

"Ah... Begitu.. " Ai menatap kosong.

Alasan yang sangat buruk. Aku tahu kok Ai..

"Ai?"

Suara manis anak sulung baru Kanae terdengar. Hahh, anak baru..

Kepala MC anime aslinya akhirnya keluar. Ah, lihatlah. Ia bahkan menatap Kanae dengan waspada.  Hei pak, aku tidak terlibat ya.. Tunggu, apa Goro dan Sarina masih tetap bereinkarnasi?

Ai sepertinya menyadari adu tatap antara ayah dan anak itu. "Ah, Kanae-kun, anak ini.. "

"Aquamarine, ya.. Kau sudah tumbuh besar ya."

Kanae berjongkok menyamakan tingginya dengan Aqua yang bersembunyi di belakang Ai.

"Namaku Kanae, Arashiba Kanae. Kita akan sering bertemu untuk kedepannya." Kanae tersenyum manis, sampai-sampai kedua matanya tertutup.

Aqua terpaku menatap pria jadi-jadian di depannya itu. Entah kenapa, ia merasa tidak suka dengan senyuman itu.

"Dia terlihat mirip denganku dan Ruby, jangan bilang kalau..."

Aqua beralih menatap Ai, meminta penjelasan. "Ai... Dia... "

Ai tersenyum, "Walau ini sedikit lebih cepat dari yang ku rencanakan.. Aqua, dia adalah ayahmu dan Ruby."

"Hik!"

Oh, bahkan si bungsu yang baru keluar, cegukan karena saking terkejutnya.

"A-ayah? J-jadi bukan kehamilan perawan?" Ah, Ruby langsung shock.

Ketiga manusia yang lain seketika sweat drop.

"Maaf sudah mematahkan fantasimu, Ruby." Kanae dengan senyuman pro nya.

"Omong-omong, dia siapa?"

Aqua menunjuk Ryosuke yang terkapar. "Dia.. Tidak mati, kan?"

"Ah dia, jangan khawatir, dia hanya tertidur, kok." Semoga bukan tidur selamanya,

"........"

"......."

Tak lama berselang, pasangan Saito datang di ikuti dengan dua polisi bersama mereka.

Singkatnya, Ryosuke di tangkap atas upaya pembunuhan dan Kanae menjadi saksi dan berakhir ikut ke kantor polisi. Ai juga datang sebentar, lalu pergi karena konser di Dome akan segera di mulai.

Walau sebelum berpisah, Kanae mendapat tatapan tajam dari direktur utama Ichigo Production.

Rasanya seperti dia akan membuatku babak belur karena sudah menodai putri tunggalnya.







Bersambung.

Papa? Aku?? (Berhenti) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang