02

2K 258 5
                                    

Sehari terlewati setelah kejadian itu, untungnya Ryosuke tidak mati, Kanae pun tidak jadi di penjara, Hore!!

Tapi ada kabar yang cukup mengejutkan,

Itu terjadi di sore hari saat Kanae pulang kerja. Ia mendapati dua bocah kembar familiar yang berseliweran di depan rumahnya.

"Kalian sedang apa disini?" Kanae bertanya pada kedua anaknya.

Aqua dan Ruby tidak menduga akan bertemu ayah mereka.

"Me-memangnya tidak boleh kami di sini?!" Ruby sepertinya masih tidak Terima ia memiliki ayah.

"Tidak, aku kan hanya bertanya.."

Kanae sweat drop.

Kanae mengedarkan pandangan mata ke sekitar. Ia melihat tak jauh dari mereka ada Dirut. Ichigo dan Ai serta jasa pindahan rumah. Oh, jadi keluarga Hoshino pindah kesini. Kebetulan macam apa ini?

"Oh, kita jadi tetangga sekarang (◍•ᴗ•◍)"

"Walaupun kau ayah kami, aku tidak akan merestuimu menjadi suami Mama! Ingat baik-baik itu!"

Ruby, seandainya kau tahu jiwa ayahmu itu..

Kanae tersenyum. "Hai' hai' aku tahu kok ( ̄∇ ̄)"

Ruby lalu pergi menghampiri Ai. Meninggalkan Aqua berdua dengan Kanae.

"Ada apa Aqua? Kau mau mengatakan sesuatu? " Kanae menatap si sulung yang menunduk.

Aqua menggenggam erat celananya. Lalu mendongak untuk menatap netra biru yang sama seperti miliknya itu. Aqua lalu menundukkan badannya.

".. Kanae-san, Terima kasih banyak sudah menghentikan orang itu. Jika tidak.. Ai sekarang mungkin sudah... "

Kanae membeku selama beberapa detik sebelum mengangkat Aqua tingggi-tinggi.

"Chotto- Kanae-san!" Aqua terkejut. Ia tiba-tiba malah di angkat tinggi-tinggi oleh pria yang merupakan ayahnya itu.

"Anak-anak, tidak perlu menunduk sedalam itu. Jika kau terus seperti itu nanti gak bisa tumbuh tinggi lho.. "

"Aku bukan ayah yang baik untuk kalian. Tapi, aku tidak ingin anakku yang masih kecil harus menunduk sangat dalam untuk berterima kasih pada ayah yang baru di temui nya ini."

Netra Aqua berkilau menatap netra biru Kanae. Oh tidak, dia ingin menangis.

"Kau ini masih Tk, tapi kenapa tingkahmu seperti seperti om-om usia 30 tahun sih?" Kanae menyeringai jahil.

Gak jadi.

"....... Kanae-san, tolong turunkan aku."

Muka Aqua langsung kecut. "Kok bisa tepat banget sih?! "

Kanae menurunkan Aqua. Raut wajahnya sekarang tersenyum manis, mencoba menahan tawa yang hampir saja terlepas.

Setelah memperhatikan cukup lama interaksi antar ayah-anak laki-laki itu, Ai memutuskan menghampiri mereka bersama Ruby untuk sekedar menyapa.

"Halo Kanae-kun. Bagaimana kabarmu?"

"Kabarku baik, kalian pindah ke sini ya.. "

"Ya, kami pindah hari ini, semakin cepat semakin baik.. "

Mata Ai menjadi kosong, walau hanya beberapa detik saja.

"Omong-omong, malam nanti akan ada pesta kecil pindah rumah, jika kau tidak keberatan...."

"Tentu. Tapi apa Saito-san tidak masalah?"

Pasalnya punggung Kanae panas karena tatapan tajam dari Ichigo.

Ai berkedip. Ia lalu tertawa kecil. "Tidak masalah. Lagi pula Dirut yang mengusulkannya. Sekaligus sebagai ucapan Terima kasih."

"Hahh.. Padahal kau sendiri juga pasti terkejut. Jangan memaksakan diri. " Kanae tersenyum lemah. "Aku masuk dulu, sampai jumpa nanti malam."

Ai tertegun.

Sedangkan si kembar setia mendengarkan sesekali berkomentar Oooh dan wahhh. Bahkan Ruby sudah tidak mencak-mencak menolak ayahnya.

"Nii-san, aku benci mengakui ini tapi... sekarang aku mulai mengerti kenapa dia bisa menjadi ayah kita."

Aqua bermuka kecut. "Tolong jangan ingatkan aku Ruby.. "

Aqua menghela napas kasar, ia lalu menatap pintu apartemen Kanae.

"Ayah ya....."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di sisi lain, kamar Kanae.

"....... "

BRUK

Aaaaa!!! Apa-apaan yang ku katakan tadii??!!!!

Kanae a.k.a Ayane berguling-guling tak jelas karena salting, dan berakhir-

DUKK

Nyungsep ke kolong ranjang.



Bersambung.

Papa? Aku?? (Berhenti) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang