04

1.8K 232 11
                                    

Masih di kediaman Hoshino. Pukul 11 malam pasangan Saito pamit pulang (re: yang pamit hanya Miyako, Ichigo teler dan berakhir di gotong sang istri)

Si kembar sudah tertidur di sofa sejak dua jam lalu. Sekarang hanya tinggal Kanae dan Ai yang masih terbangun.

Ai membereskan piring-piring. Kanae bertugas memindahkan si kembar ke kamar mereka.

Mindahin Aqua? Gampang. Dia tidak banyak tingkah saat tidur.

Mindahin Ruby? Hahaha.. Sebelum ke pegang saja, dagunya sudah duluan di tendang Ruby. Walau butuh perjuangan tambahan, Ruby akhirnya sukses di pindahkan.

"Kanae-kun, kau sudah sele- apa yang terjadi pada dagumu?"

Ai yang selesai mencuci piring, di kejutkan dengan dagu Kanae yang memerah-bekas tendangan Ruby.

"Ah, tidak masalah. Bukan luka serius juga kok." Kanae tersenyum lemah.

"..... Apa kau ingin kopi?"

Ai menawari.

?

"Boleh saja, lagi pula bahkan Ai sekalipun tidak akan menghabiskan dua gelas kopi hitam sekaligus malam-malam begini. Kecuali jika kau lembur."

Kanae membalas sekenanya.

Kopinya sudah siap ternyata. Pantas saja Ai tadi cukup lama di dapur.

"Hahaha, kau bisa saja, Kanae-kun."

----------------------------------------------------------

Pukul 23:25 dan Kanae masih berada di kediaman Hoshino. Berdo'a saja tidak ada Paparazzi yang menangkap foto mereka.

Dua sejoli itu tengah ngopi di teras apartemen dengan pagar pembatas yang menjadi topangan. Untungnya anginnya tidak terlalu kencang di musim ini.

"Kanae-kun."

"Hemm?"

"Apa kau benar-benar Kanae-kun?"

"Pufft- uhuk! uhuk!"

Kanae tersedak kopi.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Kanae mengelap mulutnya.

Berlagak tenang, padahal jantungnya berdetak kencang di sertai telapak tangannya yang keringat dingin, jangan bilang dia menyadarinya?

Ai mengendikkan bahu.

"Entahlah, hanya saja rasanya kau sedikit berubah dari yang dulu,"

Ai lalu berbalik membelakangi pagar.

Kanae tidak bisa melihat raut wajah Ai karena terhalang rambut yang menjuntai.

Jantung Kanae berdetak semakin cepat saat Ai akan menoleh ke arahnya,

Semoga dia tidak sadar.

"Tapi bohong!✧(。•̀ᴗ-)✧"

Kanae membeku. Dia tidak tahu mau lega atau marah sekarang. Astaga, ada-ada saja.

Kanae mengacak-acak rambutnya.
"Hahh.. Jika kau seperti itu terus, Bila-bila aku mati muda karena serangan jantung."

Ai nyengir dengan wajah tanpa dosa.

"Omong-omong, apa Saito-san tahu aku adalah ayah mereka?"

"Hm? Seharusnya belum. Tapi karena insting Dirut Saito tajam, dia pasti curiga padamu sejak kejadian itu. Lagi pula Aqua sangat mirip denganmu."

Ai menatap wajah Kanae dengan tatapan kosong.

"Kalian mirip banget, sampai aku merasa tidak adil."

Kanae berusaha mengabaikan. Mana aku tahu, lagian bukan aku yang buat,

Papa? Aku?? (Berhenti) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang