Angry

2K 161 17
                                    

Meskipun pinggang nya masih terasa sakit tapi Wooyoung tetap menyusul San yang melangkah dengan cepat menuju suatu tempat.

BRAKK...

Semua orang yang ada di divisi keuangan tersentak di tempat nya begitu pintu ruangan mereka di buka dengan sangat keras.

"Siapa?"

Sunyi, tidak ada satu orang pun yang menjawab perkataan San karna sebagian dari mereka tidak mengerti apa yang di maksud direktur mereja.

"Siapa yang berani memerintah istriku?!
Keluar kau sialan!"

"Haha jadi tidak ada yang menjawab?
Baiklah anggap ini hari terakhir kalian menginjakkan kaki di perusahaan ini"

Semua orang yang ada di divisi keuangan saling berbisik karna beberapa dari mereka pun tidak mengetahui siapa penyebab nya mereka semua benar-benar khawatir ini adalah hari terakhir mereka bekerja karna semua sangat hafal jika ucapan San tidak pernah main-main.

"Hyein yang melakukan nya direktur"

Wanita bernama Hyein yang di tunjuk sebagai penyebab nya langsung menatap rekan nya dengan tajam.

"Ti-tidsk direktur saya tidak melakukan nya"

"Aku tanya sekali lagi
Apa yang kau lakukan pada istri ku?!"

Semua orang termasuk Hyein yang berdiri di hadapan San langsung tersentak saat San berteriak dengan keras bahkan menggebrak meja juga.

"S-saya tadi menitipkan dokumen pada Wooyoung-ssi"

"Apa kau sadar yang kau lakukan itu?"

Hyein hanya diam ketika San menekan bahu nya menggunakan telunjuk dan menatap wanita itu dengan tajam.

"Maafkan saya direktur"

"Maaf? Harusnya kau sadar posisi istri ku jauh di atas mu
Dan kau atau yang lain tidak ada hak untuk memerintah atau Menitipkan apapun pada nya"

"Sekali lagi saya minta maaf"

"San apa yang kau lakukan?"

San langsung berbalik dan menatap Wooyoung dengan senyuman lembut terukir di bibir nya perlahan satu tangan nya merapihkan rambut Wooyoung yang menutupi dahi istri nya.

"Hanya memberi sedikit pelajaran
Aku janji tidak akan lama sayang"

"Tidak perlu seperti ini aku baik-baik saja"

"No baby, youre not okey also our baby
Tunggu disini sebentar aku harus membasmi hama dulu"

" tidak kumohon jangan di teruskan lagipula ini bukan masalah besar aku mohon San"

Wooyoung segera memeluk lengan San dan juga menggenggam tangan nya dengan erat dengan maksud menghentikan San yang akan mendekati Hyein yang meringkuk ketakutan.

"A-aku rasa baby ingin makan sesuatu"

Mendengar perkataan Wooyoung membuat San terdiam di tempat nya untuk beberapa saat lalu menatap Wooyoung.

"Your first craving?
Sure, what our baby want to eat hm?"

"Aku ingin makan melon"

"Sure, ayo kita beli sekarang"

"Dan minta ketua divisi pusat memindahkan manusia ini ke tempat lain
Tempat yang jauh agar aku tidak melihat wajah nya lagi

Ayo baby kita pergi"

San melingkarkan satu lengan nya di pinggang Wooyoung dan membawa istri nya keluar dari ruangan divisi keuangan.

"Salah dia sendiri cari masalah dengan direktur"

"Benar sekarang malah dia yang di tendang pergi"

"Direktur sangat mencintai istri nya ya"

Hyein hanya bisa menahan amarah nya begitu melihat San pergi bersama Wooyoung di tambah karyawan lain yang sedang membicarakan nya.

---------

"Bagaimana kau menyukai nya?"

Wooyoung yang sedang memakan melon menganggukan kepala karna memang melon yang ia makan sangat enak ditambah tidak terlalu manis, San terus menatap Wooyoung yang memakan melon dengan lahap.

"Jika ingin apapun untuk baby atau untuk diri mu
Kapan pun itu katakan pada ku okey jangan pernah menunda nya"

"Ung Terima kasih San"

"Coba panggil aku ayah?"

Wooyoung yang sedang mengunyah melon menatap San dengan bingung sementara San hanya tersenyum saja menatap Wooyoung.

"Ayolah anggap saja aku juga sedang mengidam"

"Tidak mau"

"Ahhh ayolah sekali saja sekarang
Lagipula nanti juga kau dan baby akan memanggilku ayah

Anggap saja ini latihan untuk mu juga baby"

"Omong kosong"

"Ayolah aku hanya minta hal mudah kan"

Wooyoung hanya menghela nafas pelan lalu meletakan garpu yang sebelum nya dia gunakan takut nya ia tidak sengaja menusuk San dengan garpu karna melihat tingkah San.

"Ayah, Ayah San
Ayah bisa berikan 100 juta sekarang?"

"Ohh jantung ku
Aku tidak sanggup menerima hal menggemaskan seperti ini

Baiklah akan aku kirimkan"

"Ehh aku hanya bercanda saja"

Wooyoung langsung menghentikan San yang mengeluarkan ponsel nya berniat mengirimkan uang pada Wooyoung.

"Padahal sungguhan juga tak apa
Kau menggunakan uang ku terlalu sedikit sayang

Lain kali beli lah apapun yang kau inginkan jangan terlalu banyak berpikir

Apalagi jika itu menyangkut baby belilah apapun, untuk apa aku cari uang jika tidak di gunakan"

Wooyoung menggigit garpu yang ada di tangan nya haruskah ia bersyukur memiliki suami seperti yang hampir mendekati sempurna sebagai suami idaman.

"Kira-kira baby kita nanti perempuan atau laki-laki ya?"

San menumpukan dagu di atas tangan nya lalu tersenyum seakan sedang membayangkan bagaimana anak nya nanti.

"Laki-laki atau perempuan tidak masalah asalkan sehat dan tidak kurang apapun"

"Benar sekali itu yang paling penting
Pintar nya bunda"

"B-bunda?"

Wooyoung mengerjapkan mata nya beberapa kali saat San mencuri kecupan di bibir nya dan juga memanggilnya dengan panggilan bunda.

"Tentu saja kan aku ayah dan kau itu bunda nya sayang"

"Bunda"

Entah kenapa Wooyoung juga jadi membayangkan bagaimana anak nya kelak saat lahir perlahan tangan nya menyentuh perut nya yang masih datar.
Rasanya ia masih tidak percaya ada kehidupan lain di dalam tubuh nya dan tugas nya saat ini adalah menjaga bayi nya tetap sehat dan selamat sampai mereka bertemu nanti.

"Ah satu lagi babe, apa panggilan baby selama di perut mu nanti?"

"Panggilan? Aku belum dapat ide apapun tentang panggilan nya"




Haiii
Selamat hari raya idul adha untuk merayakan nya
Semoga gk mabok daging ya nanti 😅

Ah iya aku juga ingin minta saran
Ada yang punya saran untuk nama panggilan baby nya WooSan nanti

Ride with YOU - WOOSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang