Matahari menyorot terik dipagi hari senin ini dengan suasana sejuk yang menyegarkan terbukti saat dedaunan diatas sana selalu meneteskan air yang mana setelah malam kemarin sang kuasa menurunkan hujan membuat bau tanah menguar secara alamiah, aroma patrichor sukses membangkitkan rasa rindu dan merindu, entah rindu yang berlabuh untuk siapa.
Yang jelas Starla sangat menyukai aroma Patrichor dan suasana seusai hujan.
Setelah putus dengan Putra, Starla tak lagi melihat sang mantan berkeliaran di sekolah apalagi menampakan perwujudan dihadapannya, padahal cowok itu menjabat sebagai ketua Osis yang seharusnya aktif menertibkan murid-murid di SMA GAJAH MADA. Bukan, Starla bukan rindu dengan Putra ia hanya heran saja dengan mas X yang seperti tertelan bumi.
"Mana sih topi gue, bisa mateng gue kalo sampek gak ketemu" gerutu Starla.
"Laa ayok" ajak Lukas.
"Iya La tuh udah di prit prit sama pak Iskak" ucap Budi.
"Nyari apa sih La?" tanya Yana.
Starla mendongak ia menyengir kecil. "Gue nyari topi gue kayaknya keslimpet, kalian duluan aja".
"Gak papa nih?" tanya Dicky memastikan.
"Iya gak papa kok Dik, udah kalian kesana aja ntar dihukum" ucap Starla merasa tak enak hati telah ditunggu, walaupun ia tidak mengatakan pada mereka untuk menunggunya.
"Yaudah, kita-kita kelapangan ya ntar lo nyusul kalo ketemu" ucap Yana
Starla tersenyum, ia mengangguk memastikan mereka bahwa ia tidak apa-apa.
Gerakan gusar Starla mencari-cari topinya menjadi brutal. "Jangan-jangan kemarin malem gue lupa naroh lagi"
Plak
"Modar gue" ia menepuk jidatnya keras.
"Itu yang ada dikelas, kenapa gak kelapangan!!"
Suara bariton dari arah pintu kelas membuyarkan Starla dan fikirannya yang mengambang memikirkan topi yang selalu ia bawa saat dihari upacara.
Gadis berbandana pita satin berwarna biru itu membalikkan badan, dan voila Putra sudah didepan pintu kelasnya sekarang. Memang sudah rutinitas Cowo berjas Osis itu yang akan mengecek satu per satu kelas-kelas disaat waktu upacara akan dilaksanakan, memastikan bahwa seluruh murid terjun kelapangan.
"Kenapa masih dikelas?" tanya Putra melunak.
Starla bernafas pendek, ia menatap datar sang Ketos, yang kini dirinya sudah berada diambang pintu kelas. "Nyari topi" ujarnya singkat.
Hawa yang sangat canggung, itulah yang dirasakan Putra sekarang. Setelah beberapa hari tak melihat Starla seusai putusnya hubungan dengan gadis cantik itu yang kini sudah berstatus mantan, jujur saja ia merasa asing atas sikap Starla yang terkesan datar pada dirinya karena ia terbiasa dengan Starla yang lembut, manis, dan penuh perhatian.
"Topinya hilang?" tanya Putra.
"Kalo gue nyari berarti ya hilang" ucap Starla ketus.
Grep
Tangan Starla dicekal oleh Putra saat gadis itu hendak pergi, tak ingin berlama-lama didekat Putra.
"Apa!? Lagi. Tolong singkirin tangan lo" ucap Starla memperingati Putra, ia menatap tajam tangan sang mantan.
Putra mengendurkan cekalannya, melepaskan tangan Starla perlahan. "Ehm Sorry"
"Lo--sekarang berubah ya" tanya Putra menatap Starla.
Starla terkekeh sumbang, ia menatap Putra sekarang tepat pada bola mata kelam milik Putra, bahkan sorotan mata Starla sudah menjelaskan semuanya namun Putra seakan pura-pura tak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARILHAM [ON GOING]
Teen Fiction"Kalo mau jadi masa depan kamu syaratnya apa sih kak Ilham?" dengan iseng Starla berkata pada Ilham. "Harus hafal Jus 30 La" kata kak Ilham. "Jika aku menyanggupinya gimana kak?" Respon kak Ilham diluar dugaan, cowok itu mengusak surai Starla pela...