Ep2 STARILHAM

286 50 5
                                    

"Kenapa ini anak gadis bunda baru pulang sekolah kok cemberut terus?" tanya Asmita pada Starla yang duduk didepan ruang TV. Disana juga ada Jeno yang selonjoran main game masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Mamas tuh bun" adunya.

"Loh emangnya ada apa sama mamas?" tanya Asmita mendudukkan tubunnya disamping Starla.

"Tadi tuh ada yang jambak rambut Lala gara-gara nyangkanya Lala gatel sama mas Jen, terus mereka kaget pas aku manggil dia mas dikiranya aku istrinya mas Jen, sama mas Jen malah dibilang pacar gelapnya, ih kan nanti orang-orang nyangkanya Lala cewek gak baik" ujar Starla menjelaskan dengan bibir maju beberapa senti membuat Jeno kadang gemas ingin menggelindingkan adiknya.

Asmita begitu mendengar kata rambut anaknya dijambak itu langsung melotot. "Dijambak?, kamu dijambak?"

Starla mengangguk.

"Siapagadis kurang ajar yang berani jambak rambut kamu bilangin sama bunda, besok bunda bakal dateng kesekolahan. Berani-beraninya main jambak-jambak kamu" ucap Asmita tegas.

Starla terbelalak dengan cepat ia menyaut. "Jangan bun, gak usah, mending salahin mas Jen tuh, dia biang keroknya".

Jeno yang tadi asik memainkan game dihanphone miliknya itu menoleh tak terima. "Apa kok gue"

"Dia kan fens fanatiknya mas" ujar Starla.

"Ya salahin Alexa lah kok gue"

"Salahnya mas kenapa malah bilang pacar gelap"

"Ya terus, lo mau gue klarifikasi di WA?, Tiktok? Youtube atau lambe turah sekolahan gitu?"

"Sekarang gue mau tanya sama lo, sampek kapan lo nyembunyiin fakta lo adek gue hah?"

Starla menatap sepenuhnya Jeno yang kini sudah terduduk. "Ya sampek lulus lah".

"Ck, gak guna La lambat laun orang-orang juga pasti akan tau fakta itu, emangnya kenapa sih lo bersih keras nyembunyiin status kita?, lo malu punya saudara kaya gue iya?" ucap Jeno.

Starla menggeleng. "Enggak gitu mas---"

"Ah udahlah gue mau mandi" ujar Jeno berdiri berlalu pergi kekamarnya.

Mimik wajah Starla berubah muram, padahal ia tidak berfikiran seperti itu kenapa Jeno menganggapnya sedemikian.

Asmita mengusak surai putri satu-satunya. "Jangan sedih, mamas cuman capek aja kok pasti nanti jailin Lala lagi"

"Emangnya Starla salah ya bun, Starla cuman gamau mamas malu punya saudara kaya Lala yang gak bisa apa-apa ini, bunda kan tau sendiri Lala kan gak pinter darisegi pelajaran aja aku pas-pasan bun. Dari dulu Lala juga gak pernah dapet juara kan, Lala juga gak bisa banggain bunda, kenapa ya bun Lala gak bisa seberprestasi kaya mamas sama abang" tutur Starla.

"Lala juga pengen punya suatu bakat yang membanggakan terus dapet piala, Lala juga pengen dibanggain sama kakek kaya kakek bangga sama mamas abang dan saudara yang lain. Bener kata bibi kalo Starla anak gak bisa bikin bangga keluarga kaya saudara-saudara yang lain" ucapnya menunduk, ia mengatakan dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Air mata Asmita saat itu juga tidak bisa terbendung lagi, sakit mendengar penuturan putrinya yang mengeluh. Segera ia memeluk sang buah hati dengan sayang.

"Enggak nak, Lala anak yang pinter, anak-anak bunda semuanya hebat, jangan ngomong kaya gitu lagi ya bunda gak suka, kalo bibi ataupun saudara lain ngomong yang jelek jangan dengerin ya, Lala juga berbakat buktinya Lala bisa ngehias tembok Lala dengan tangan Lala sendiri gak semua orang bisa bakat seniman kaya kamu loh" ucap Asmita disela air matanya yang mengalir.

STARILHAM [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang