ngebujuk.

5.6K 155 3
                                    

Semalam setelah pulang kami langsung tidur. Sekarang sudah pagi, pukul jam 06.30. Aku baru bangun.

Mark masih terlelap disebelahku. Aku sebaiknya segera bersiap..

Aku segera bangkit dan meregangkan sedikit badanku. Perlahan aku keluar sambil berusaha tidak membuat suara sedikit pun. Aku tidak mau membangunkan Mark dari istirahat.

Aku sudah selesai mandi dan berdandan sedikit. Aku kembali ke kamar, ah. Mark sudah bangun. Ia sedang meregangkan tubuh.

"Pagi dek." Sapa Mark, aku mendekat dan duduk di sisi kasur.

"Pagi, mas." Mark mengucek matanya. "Saya ga biasa di panggil mas.." Ujar Mark sambil terkekeh. Aku ikut tertawa.

"Kayanya emang ga bisa di panggil mas, paling cocok di panggil om." Jawabku. Mark jadi cemberut.

"Enggak ya, saya masih 26 tahun." Respon Mark benar-benar menggemaskan. Aku perlahan berdiri dan memeluk Mark, memberi kecupan kecil pada pipi Mark.

"Kayanya saya harus mulai terbiasa sama kelakuan manja kamu ya, dek."

"Harus." Jawabku. Aku pergi ke meja belajar Mark, semalam aku sudah menyiapkan semua barang yang aku perlukan. Ah, ternyata masih jam 8 pagi. Aku tidak perlu buru-buru.

"Aku ke bawah dulu ya mas." Ujarku. Mark mengangguk.

"Semoga Mark ga mabok telur." Gumamku. Aku memakai apron yang selalu siap di counter dapur. Hari ini aku ngide untuk sarapan omelet, terus buatin Mark bekal nasi goreng. Aku gabisa mikir menu apalagi selain itu sekarang.

Aku mengambil 4 butir telur, mencari dimana garam & lada berada.

Baiklah, semua bahan sudah ada. Aku mengambil mangkok, memecahkan 2 butir telur di dalam mangkok itu. Setelah itu, seperti kata Chef Arnold. ¼ sdt sama dengan one pinch. ¼ sdt garam & lada sudah masuk ke dalam mangkok bersama dengan telur. Aku mengocoknya hingga tercampur rata.

Sekarang aku mengambil menuangkan 2 sdm minyak ke teflon, menyalakan kompor dan menunggu minyaknya panas. Sambil menunggu aku membuat adonan telur yang kedua untuk sarapan ku juga.

"Masak apa tuh dek?" Ini menyeramkan. Mark tiba-tiba sudah di belakang ku dan memeluk pinggangku. Bahkan aku tidak mendengar satu pun langkah kaki.

"Yaampun, kaget mas. Ini masak omelet." Jawabku. Minyaknya sudah panas, aku menuangkan adonan telur yang pertama kedalam teflon. Lalu mengaduknya perlahan.

"Sempet ga ya, buat bekal?" Ujarku dalam hati. Sepertinya tidak sempat. Tapi aku punya alternatif. Mungkin aku bisa mengantar bekal saat istirahat makan siang di kantornya.

"Mas, kamu istirahat makan siang kapan?" Tanyaku sambil menyisihkan telur ke sisi teflon dan perlahan menggulungnya.

"Biasanya sih jam 11 siang, kenapa dek?" Jawab Mark. Aku ber oh ria. Akhirnya omeletnya sudah jadi. Ah iya, aku lupa mengambil piring dan nasinya.

"Mas, tolong ambilin piring," suruhku. Mark langsung melaksanakan perintahku. Ia menaruh piring di samping rice cooker. Untunglah tadi aku sempat memanaskan nasi di dalam rice cooker itu.

$ebatas Uang || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang