•
Aku bangun dengan perasaan tak nyaman. Sepertinya semalam tidurku tidak cukup. Mungkin, sejak tinggal bersama Mark, aku jadi asing dengan hidup sendirian.
"Hari ini kelas ya.." Ujarku dalam batin. Hidup sudah melelahkan, ditambah lagi aku mengingat hal tersebut. Aku menyesal mengingat-ingatnya.
Bisakah aku tak hadir kali ini saja? Suasana hatiku sangat buruk. Kejadian semalam terus menghantuiku.
Aku mengurungkan niatku. Aku harus bisa, jika seperti ini terus, aku hanya akan bermuram durja seharian.
Seperti biasa aku bersiap, meninggalkan rutinitas sarapanku tiap pagi. Aku tak lapar sama sekali, tidak mood untuk makan.
Aku benar-benar berangkat ke kampus dengan keadaan perut kosong, bukan seperti aku yang biasanya. Ternyata orang-orang benar, patah hati benar-benar bisa mengubah mu.
Ternyata tak seburuk itu. Sesampainya di kampus, tak ada orang yang menyadari kedatangan ku. Biasanya setelah menginjakkan kaki di dalam kelas, mahasiswa lain segera mengejek ku. Kali ini tak ada yang sadar.
Aku pergi dan duduk di bangku yang biasanya aku duduki, tak lama kelas segera dimulai. Biasanya aku datang awal, kali ini ternyata aku datang mepet sekali.
--
Sesuai tebakan Mark semalam, ia hanya mendapatkan waktu tidur selama 1 jam. Seluruh badannya terasa sakit, kepalanya pusing dan rasanya tubuhnya tak mampu bergerak.
Mark paksakan tubuhnya untuk bangun. Ia melihat sekelilingnya, terasa sepi. Biasanya selalu ada kehadiran Haechan di sisinya. Mark berdiri dengan lemas, berjalan dengan malas ke kamar mandi.
Usai mandi, Mark kembali ke kamarnya, dengan pinggangnya yang tertutup handuk. Mark cari setelan kemeja yang ingin ia kenakan, setelah menemukannya, segeralah Mark pakai. Saat ia lihat di cermin, tak serapi biasanya. Wajahnya muram, kantung mata juga terlihat di kedua matanya.
Mark lihat dasi yang ia ambil, Mark masih belum ingat betul cara memakai dasi. Ia tau caranya, jika melihat video tutorial. Jika tidak, Mark sama sekali tak bisa menghafalnya. Biasanya Haechan yang memakaikan dasi untuknya.
Mau tak mau ia mengaktifkan ponselnya hanya untuk mencari "cara memakai dasi" padahal Mark berniat untuk menghindari ponselnya.
Mark menonton video yang ia temukan, ia ikuti semua langkahnya. Setelah berhasil, Mark segera menonaktifkan ponselnya.
Tak lama, ternyata muncul notifikasi dari ponselnya, seharusnya Mark tak langsung mematikan ponselnya.
Ya. Sesuai dugaan, Renjun pasti sudah mengetahui tentang masalah di antara Haechan dan Mark. Mark memilih tak membalas pesan-pesan tersebut, Mark sebenarnya sedikit takut ke kantor. Tau kan bagaimana sikap Renjun saat sedang marah? Pasti nanti ujung-ujungnya Mark hanya diceramahi seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
$ebatas Uang || MarkHyuck
Fanfiction"Ingat, hubungan kita hanya Sebatas Uang. Aku cuma pemuas nafsu dan penis rakus mu itu saja." "Ah ya? Kita lihat seberapa kuat kamu menahannya, Lee Haechan." "Marga ku Seo! Bukan Lee keparat!" Mark! Dom! Haechan! Sub! ⚠️ HAECHAN PUSSYBOY! BUKAN GEND...