bosen nungguin.

5K 163 2
                                    

Kami berdua sudah selesai makan. Sekarang aku berbaring di kasur sambil antusias menunggu Mark menyelesaikan pekerjaannya. Aku bahkan daritadi sudah mengomel karna terlalu lama menunggu.

"Omm!! Aku udah cape nungguin .." Rengek ku. Mark tidak terlihat menghiraukan. Ck, aku makin ngambek.

"Iya, iya dek. Sabar yaa?? Ini sedikit lagi." Balas Mark. Aku tak peduli.

"Lu ga sayang aku lagi ya? Udah ah, ngambek." Aku berbalik, walaupun masih melirik-lirik Mark.

"Sayang, dek. Ini sudah selesai, saya peluk mau?" Tanya Mark. Siapa yang akan menolak di peluk Markala? Aku langsung mengiyakan.

"Mauu! Sinii" aku merentangkan tanganku lebar lebar. Mark segera menghampiriku dan memelukku erat. Aku membalas pelukannya.

"Besok aku udah kuliah lagi." Ujarku. Mark mengangguk. "Jurusan apa emang?" Tanya Mark.

"Sastra Inggris." Jawabku singkat. Mark mulai mendekap di dadaku. Seperti biasa aku mengelus kepalanya.

"Kelas jam berapa? Saya antar." Mark daritadi bertanya terus. Aku mengambil ponselku, melihat jadwal kelas besok.

"Jam 9." Jawabku. Mark mengangguk. "Besok saya antar ya." Ujar Mark.

Sialan. Aku tiba-tiba merasa horny. Aku perlahan menyentuh memekku. Di hadapan Mark yang sibuk mendekap di dadaku.

"Cie.. Gatel ya? Mau saya garukin?" Sepertinya Mark merasakan tanganku bergerak di bawah. Mark menyusul tanganku, ia menggenggamnya. Ia menaruh tanganku di pinggangnya.

"Mauu! Colmekin om." Seru ku. Mark terkekeh melihat tingkahku. "Lepas dulu gih celana sama dalemannya." Aku segera melaksanakan perintah Mark. Melepas celana dan dalaman ku.

"Makin pink ya." Mark duduk sekarang. "Sini, duduk. Ngangkang tapi." Ujar Mark. Aku menurutinya. Duduk di pangkuan Mark sambil mengangkang.

Tanpa aba-aba Mark mulai mengocok memekku. Sialan. Jarinya yang panjang ditambah Mark yang sudah ahli, ini terlalu nikmat.

"Ahhh, Kala. Jari lo pinter banget ngocokin memek gue anjinghh.. Kal harder shh" Desahku. Mark mempercepat kocokannya. Desahanku makin kacau.

"Memeknya jangan diketatin gitu dek. Jari saya susah gerak." Aku memang sengaja mengetatkan memekku. Menjahili Mark. Aku segera melebarkan memekku lagi.

"Anghh Kala, memek gue keenakan, mau di kocokin terus memeknya sampe pipis-pipis." Mark makin mempercepat kocokannya. Temponya sudah tak beraturan.

"Udah? Memeknya udah ga gatel?" Barusan memekku kencing. "Udah! Makasih Kala." Seru ku. Ku mengecup leher Mark. Lalu menyandarkan kepalaku di pundaknya.

"Lucu banget sih kamu yaampun? Hadap sini bentar, saya mau buat tanda." Aku menurut. Berbalik menghadap Mark.

"Shh, jangan kenceng-kenceng gigitnya.." Ujarku. Mark menggigit leherku sampai kemerahan. Sial, semoga tanda ini tidak mengganggu saat kuliah besok. "Ini namanya tanda milik, dek."

"Pake gih celananya. Saya mau ke kantor sebentar. Pegawai ada yang tengkar." Aku mem-pout-kan bibirku. Padahal aku berharap malam ini bisa ngewe.

$ebatas Uang || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang