7 - Forgiven 🔞

1K 72 7
                                    

Collide

Cw // 🔞

Be wise ya guys!






===






Malam yang dingin, dengan air conditioner yang memancar kencang kearah Jungwon. Lalu lalang yang lenggang, lampu lalu lintas yang berkedip sesuai jadwal meskipun jumlah kendaraan yang lewat bisa dihitung dengan jari. Jam digital di dashboard menunjukkan pukul 1 dini hari.

Sejujurnya Jungwon semakin mengantuk dari detik ke detik. Ia hanya ingin merebahkan tubuh diatas kasur dan tidur. Sedikit ia sesali tentang kejadian beberapa jam sebelumnya yang akhirnya mengharuskan dirinya bertemu dengan sang kekasih.

Jujur ia belum siap dan butuh waktu untuk merenungi diri sendiri. Dan bertemu Jay saat ini tidak menyelesaikan apa yang mengganjal diantara keduanya.

Well, tergantung apa yang akan dikatakan Jay dan bagaimana ia menanggapi ucapannya nanti.

Ternyata menjalin hubungan bisa menjadi serumit ini, Jungwon sadari itu. Apalagi jika ingin naik ke tingkat yang lebih serius, banyak sekali rintangan yang menghadang didepan sana.

Jungwon merasa ia masih belum siap untuk mencapai tahap tersebut, sedangkan Jay sudah terlanjur ingin membangun rumah tangga bersama setelah keduanya lulus dari bangku perkuliahan.

Perekonomian keluarga Jay yang sangat mapan menjadi salah satu alasan mengapa ia sangat ingin menjadikan Jungwon pendamping hidupnya (selain betapa ia mencintai lelaki manis itu dengan sangat mendalam). Mereka tidak perlu sulit memikirkan biaya pernikahan maupun kehidupan yang akan dijalani kedepan.

Mental Jay pun cukup mumpuni ditambah dengan keinginannya memiliki momongan dari rahim seorang Yang Jungwon. Sepertinya akan sangat menyenangkan memiliki copy-an kecil perpaduan antara dirinya dan si manis pemilik hati.

Namun semua itu berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan oleh Jungwon. Ia masih berputar dengan masa depan karirnya dan bagaimana ia bisa membahagiakan orang tuanya yang sudah tidak lengkap lagi.

Setiap harinya sang ibunda banting tulang sendirian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari beserta menanggung biaya pendidikan kedua buah hatinya yang tidak sedikit. Pun beliau merelakan tenaga dan kinerja otaknya jika diminta lembur oleh atasan yang semena-mena, dipaksa rela meskipun tidak ada pemberian gaji tambahan (semata-mata agar ia tidak dikeluarkan dari kantor yang sudah menaunginya lebih dari lima belas tahun).

Agak kejam memang, entah mengapa beliau tetap bertahan di kantor tersebut walaupun lingkungannya bisa dibilang cukup toxic. Kemungkinan lain juga karena susahnya mencari pekerjaan diumur sang ibunda yang sudah menginjak kepala empat.

Sejak sang ayah meninggalkan dunia, mental dan kesehatan ibundanya menjadi lebih ringkih. Beliau lebih mudah stress dan menangis di malam hari. Oleh karena itu, Jungwon bertekad untuk memberikan apapun yang terbaik demi kebahagiaan sang ibunda.

Itulah mengapa ia cukup terkejut dengan pernyataan Jay, bagaimana lelaki itu dengan entengnya membicarakan tentang masa depan sedangkan Jungwon belum sampai pada titik tersebut.

Level mereka berbeda. Itu yang selalu terngiang-ngiang dalam benak Jungwon. Bagaimana tanggapan orang tua Jay nantinya pun menjadi salah satu mimpi buruk yang menghantuinya.

Namun, Jay tidak memahami situasi itu.

"I'm sorry."

Jungwon tersadar dari lamunan, memandangi Jay yang dibayangi remang-remang malam.

Collide | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang