8 - Warning

615 51 3
                                    

Collide









===



Terik matahari perlahan turun seiring waktu berjalan. Daun-daun kering berjatuhan satu persatu akibat hembusan angin sore yang hangat.

Jungwon fokus mengerjakan tugas di bangku kayu tepat di bawah pohon angsana yang sangat rindang. Bunga-bunga kuningnya yang kecil-kecil sesekali jatuh diatas laptop, membuatnya teralih dari tugas untuk sekedar membersihkan keyboardnya agar tidak kemasukan serbuk.

Kedua telinganya memakai wireless earphone favorit, sesekali mendendangkan melody lagu yang ia dengarkan.

Setengah jam lagi Jay berjanji akan menemuinya disini setelah selesai bimbingan laporan. Daripada membuang waktu dengan menonton youtube atau bengong di tempat, maka rela tak rela ia menyemangati diri untuk mengerjakan tugasnya yang masih 40 persen berjalan.

Sesekali ia meneguk air mineral yang baru ia beli sejak keluar kelas, mengunyah potato chips yang hanya tersisa sedikit.

Saat akan melipat bungkus makanan ringannya yang sudah habis, perhatian Jungwon teralihkan oleh dering ponselnya yang ia setel cukup nyaring.

Nama sang adik muncul ditengah layar, dengan ponsel yang bergetar tanpa henti.

"Halo?"

"H-hiks K-kak..."

Jungwon mengernyit bingung mendengar sesegukan tangis dari sebrang telfon. Banyak pertanyaan muncul didalam benaknya.

"Kok nangis? Kamu kenapa, Ru?"

"K-kak... hiks— b-bisa jemput aku g-gak di H-hanamasa sebrang JNE Hartono?" Lirih Harua tersendat-sendat.

Jungwon semakin panik dengan berbagai macam prediksi dalam kepalanya. Kenapa adiknya menangis didalam restoran?

Apa yang dilakukan Harua di restoran all you can eat yang cukup premium itu?

Bukankah ia selalu bersama sang kekasih yang notabene sering mengintilinya hampir setiap hari?

"Sekarang?— bentar deh, ini kamu ada apa sih kok bisa nangis-nangis di dalem restoran? Kamu sama siapa kesana, Ru? Maki dimana?"

"N-nanti aku j-jelasin tapi tolong jemput aku dulu Kak..." Rengek Harua dengan tangan yang bergetar memegang ponsel di telinganya.

"Oke-oke, rileks... Kakak lagi nungguin Kak Jay kelar bimbingan, tapi masih setengah jam lagi. Gimana kalo—" Tiba-tiba Jungwon melihat Riki sedang menyebrangi gedung kantin menuju parkiran sepeda motor di ujung taman kampus.

"Bentar, bentar! Kakak mau panggil Riki dulu. Kamu tunggu disitu ya!" Ia matikan panggilan tersebut lantas berlari mengejar Riki.

Dengan kecepatan kaki yang ia paksa menuju keberadaan si lelaki tinggi, Jungwon berusaha memanggil nama Riki yang sialnya lelaki itu sedang memakai headphone hitam menutupi telinganya.

Langkah lelaki itu cukup cepat dan lebar. Jungwon hampir tersandung ranting pohon saking tidak was-was dengan lingkungan sekitar. Ia hanya fokus memanggili si lelaki tinggi dan berusaha sekuat tenaga menggapai lelaki itu sebelum ia pergi dari area parkiran kampus.

Saat Riki melepas headphone yang singgah di kepalanya dan akan memasang helm full face, Jungwon segera berteriak dengan seluruh tenaga agar lelaki itu cepat melihat kearahnya.

"RIKI!!!"

Riki hampir saja menjatuhnya helm mahalnya, menoleh kesekitar mencari arah suara yang memanggil namanya.

Collide | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang