10 - Stereotype

414 46 6
                                    

Collide





===



"Udah berapa kali Mommy bilang Jay, kamu kan udah setuju!" Ujar Park Minyoung— ibu kandung dari Jay, sedang menata peralatan makan dibantu oleh dua pekerja rumah tangga nya.

Jay menekuk alisnya sebal, memangku kaki kiri diatas paha kanannya di sofa dekat meja makan. "Ya aku emang lagi nggak mood, Mom. Jangan maksa dong."

"Be mature dong, Jay. You're twenty-one right now, baby. Acara-acara kaya gini bakalan rutin kamu lakuin terus menerus in the future. Kamu nggak bisa seenaknya batal janji mendadak kaya gini." Minyoung meletakkan sendok dan garpu dengan hentakan cukup keras, mengomel seperti kebiasaannya.

"Fuck." Lirih Jay kecil sekali, sangat menghindari sang ibu mendengar umpatan kasarnya.

"I just wanna be in the automotive industry, Mom. Not all of this." Keluh Jay menghentakkan kepalanya pada sandaran sofa, menghela nafas kasar.

"It's all the same, baby. Sama-sama bisnis, kan? Bedanya cuma bidangnya doang. Daddy bagian manufaktur, kamu di otomotif. Kalo ngomongin tentang garis besar bisnis, semua sama."

Fuck no, it's different! Teriaknya dalam hati.

Menanggapi ucapan orang tuanya memang selalu semelelahkan ini setiap harinya.

"Kamu takut ketemu Danielle? Ningning? Is it the reason?"

"What? No!" Sanggah Jay sangsi. "Aku cuma males, Mom. Bukan karena itu."

"Don't lie to me. Kamu selalu menghindari topik tentang mantan tiap Mommy tanya atau bahas."

"Lagian ngapain juga Mommy bahas-bahas mereka lagi? They're just my exes, Mom. Don't bring up those whole conversation anymore, udah masa lalu, nggak penting." Ujar Jay sedikit sewot.

Sang ibu menaikkan alis, "What about your boyfriend now? Setiap Mommy tanya pun, kamu selalu menghindar. Bahas mantan nggak mau, bahas pacar yang sekarang pun nggak boleh. I'm your mom, Jay. Mommy berhak tau kehidupanmu."

"He's not ready, Mom. That's why. Makanya tunggu dulu, nanti pasti Jay kenalin. Just wait. Jay paling serius sama Jungwon."

Minyoung mendengus remeh. "Emang kalian ada niatan menikah nanti?"

"Of course. Jay nggak mau sama yang lain. Cuma mau sama Jungwon aja."

"Are you sure? Mommy agak nggak yakin soalnya kamu dulu playboy banget. Pas lagi pacaran aja masih ganjen sama orang lain. Coba kamu hitung, udah ganti pacar berapa kali?"

"Argh!" Jay menggeram kesal. "Mommy kenapa percaya sih sama omongan anak-anak??!! Mereka itu ngibul, Mom! Aku nggak kaya gitu!" Rengeknya dongkol.

Bisa-bisanya sang ibu masih saja mengingat-ingat candaan teman-temannya yang suka melantur itu. Ia pikir saat itu, sang ibu tidak terlalu memperhatikan. Nyatanya, beliau sungguh menyerap ucapan-ucapan itu dan menyimpannya dalam memori.

"Mantanku cuma 3 doang, Mom! Aku juga gak pernah ganjen sama orang!"

"Enggak percaya."

"What the—" Jay cepat memberhentikan umpatannya, lalu menghela nafas pelan. Berusaha mempertahankan kesabarannya.

"Ah terserah deh! Aku capek jelasinnya! Ternyata image Jay di mata Mommy emang seburuk itu. Bisa-bisanya Mommy lebih percaya mereka daripada anaknya sendiri." Jay bersendekap dada, menopang tangan kanannya yang sedang memainkan ponsel. Malas meladeni obrolan sang ibu.

Collide | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang