13

3.4K 117 3
                                    

Apa yang dikatakan Sekala waktu itu menambah baban pikiran Aldi, pasalnya apa yang dikatakan Sekala memang tidak salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang dikatakan Sekala waktu itu menambah baban pikiran Aldi, pasalnya apa yang dikatakan Sekala memang tidak salah. Jika Jihan tidak bersosialisasi mulai dari sekarang, kapan lagi Jihan mulai kembali berteman dengan orang selain dirinya. Aldi tau bagaimana masa lalu Jihan, tapi itu disana, dia tidak akan membiarkan Jihan merasakan apa yang di rasakan dulu. Aldi bisa menjadi Jihan sekarang, kalau di tunggu-tunggu lagi sampai Aldi lulus, malah dia tidak akan sempat mengajar Jihan bertemu banyak orang.

Di ranjangnya yang nyaman, Aldi memainkan rambut panjang Venna "Sayang, katanya besok ada Party di rumah Malik."

"Iya, kamu dateng kan?."

"Gimana kalo Jihan juga diajak?."

"Kamu yakin? Party di rumah Malik itu kamu juga tau kayak gimana?."

"Itu lebih baik ketimbang di club kan? Bakal banyak orang yang ga di kenal, tapi kalau di rumah Malik, kemungkinan temen-temen kita juga."

"Tapi temen kita nggak sebaik itu, Walaupun kemungkinan juga ada banyak anak maba sih." Venna melihat kearah Aldi "Kenapa? Kamu yakin mau ngajak? Jihan loh."

"Yakin, kalau Jihan nggak punya teman, gimana caranya dia bisa hidup disini? nggak selamanya aku di belakang Jihan."

"Iya aku tau. Kamu tanyain dulu ke Jihannya, kalau emang nggak mau ya udah nggak usah di paksa."

"Iya pastinya, aku harap dia mau, walaupun kemungkinan kecil."

Jam menunjukkan pukul 11 siang, Jihan baru saja keluar dari kamarnya. Anak mahasiswa baru itu matakuliahnya masih sangat sedikit, dia masuk hari Senin, Selasa, Rabu. Sisanya libur, Jihan juga tidak tertarik ikut apapun di kampus seperti teman-temannya yang lain. Jadi sudah jelas kalau dia banyak menghabiskan waktunya di rumah saat ini.

Bersamaan dengan Aldi yang juga baru keluar dari kamarnya setelah mandi dan berpakaian rapi. Siang ini dia mau ke kampus buat mengajukan judul Skripsinya, karena laporan KKN nya sudah selesai.

"Gue nggak masak dek, Go Food aja ya, lo mau makan apa?."

"Terserah bang Aldi." Jawab Jihan sambil melihat ke sekitar, dia hanya mencari sosok Sekala, biasanya jam segini Sekala sudah nangkring disini, tapi sepertinya batang hidungnya belum juga terlihat.

Jihan duduk di depan meja makan sambil memainkan ponselnya, sedekat apa Aldi dengan Jihan bisa di lihat saat ini. Mereka sangat dekat tapi bukan berarti dengan Aldi, Jihan banyak bicara dan cerewat, pada dasarnya Jihan itu irit bicara. Kedekatan antara adik kakak itu juga karena Jihan tidak memiliki teman sama sekali, hanya Aldi temannya.

"Udah dapet temen?." Pertanyaan Aldi membuat Jihan mengalihkan pandangan dari benda pipih yang selalu menyita sebagian waktu luangnya.

"Gue nggak niat nyari temen."

"Mau sampai kapan?."

"Itu terserah gue."

"Besok ikut gue."

Night, Matcha Latte✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang