46*

4.1K 83 0
                                    

Semester baru, tahun ajaran baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semester baru, tahun ajaran baru. Mahasiswa baru, pergantian kelas, pergantian teman, vibes yang berbeda. Kedatangan mahasiswa baru adalah ajang paling ketat di kampus, selain berlomba-lomba menggaet mereka untuk masuk organisasi atau ukm, mahasiswa lama juga bekerja keras untuk menjadi senioritas di kampus. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini lebih banyak mahasiswa baru, yang mahasiswa lama belum lulus, yang baru waktunya masuk. Membludak di jalanan kalau pas jam kerja.

Mungkin masa ospek masih lumayan renggang karena mahasiswa lain masa liburan, belum jadwalnya masuk kuliah. Tapi saat sudah masuk jadwal kuliah, benar-benar semacet itu. Alasan kenapa Sekala mengantarkan Jihan menggunakan motor ketimbang mobil, tentu saja macet dan sekarang sudah jam 7 pagi sedangkan kelas Jihan kebetulan hari pertama kelas pagi, sekitar jam setengah 8.

Hari ini Sekala tidak ada jadwal kegiatan di kampus, dia akan mengerjakan skripsinya di rumah Aldi. Sambil minta bantuan Aldi yang kebetulan lagi ada di rumah juga, itupun kalau Aldi tidak sibuk bercocok tanam dengan Venna.

"Hati-hati kak." Jihan melambaikan tangannya pada Sekala, kemudian pria itu meninggalkan area kampus menggunakan motornya setelah dirasa Jihan akan masuk kedalam gedung perkuliahan fakultas hukum.

Mahasiswa baru khususnya Fakultas Hukum sendiri punya kebebasan setelah jadi mahasiswa, mereka hanya diwajibkan patuh masalah pakaian hanya saat proses ospek atau pkk maba, setelah itu bebas seperti mahasiswa lainnya, memakai pakaian bebas dan menggunakan fasilitas kampus sama seperti mahasiswa lainnya.

Jihan menghentikan langkahnya saat dia melihat Athan bersama Karina berada di sudut gedung sebelah kelasnya yang ada di lantai dua. Jihan berusaha mengabaikan mereka berdua, dia tetap berjalan kembali menuju ke kelasnya yang ada di dekat sana, bahkan belum sempat masuk kedalam kelas, suara Karina terdengar di telinga Jihan.

"Oh jadi dia mantan lo kak? udah ngapain aja? katanya di toilet ya..." sindir Karina yang membuat Jihan langsung masuk ke dalam kelas setelah sejenak menghentikan langkahnya.

Semua orang yang ada disana melihat kearah Karina, tapi Karina hanya menunjukkan senyumannya seakan apa yang dia katakan hanya bercandaan.

"Gue bisa bilang itu semua lebih jelas, jadi lo pikirin lagi ucapan lo." Ucap Karina tegas pada Athan.

"Jangan ganggu Jihan."

"Itu juga tergantung Jihan sama lo kan? terakhir kali lo kerja keras, jadi gue bakal lepasin Jihan kali ini." Karina menyentuh pundak Athan, "Harusnya lo nggak nyonba buat main-main sama gue kan?."

Athan hanya diam, sejak awal dia tahu kalau Karina lebih gila dari apa yang dia bayangkan selama ini. Bersyukur Athan menyukai Jihan, bukan Karina, mungkin masalahnya akan lebih buruk dari ini jika dia berhubungan dengan Karina dan putus, atau mungkin akan menjadi baik untuk Jihan.

Jihan duduk di salah satu kursi kosong yang ada di barisan paling depan, area yang belum diisi mahasiswa sama sekali. Sebenarnya Jihan tidak begitu populer di kampus, hanya tau kalau dia adalah pacar Sekala dan adik Aldi, semua juga menganggap dia bisa pacaran dengan Sekala karena kakaknya adalah Aldi yang sudah dekat dengan Sekala bagaikan saudara.

"Lo denger apa yang dibilang maba itu?."

"Iya gue denger, menurut lo gimana?."

"Kayaknya sih bener, lagian lo liat aja deh anaknya gimana, ga punya temen sama sekali. lo juga pernah liat kan dia sama kak Athan."

"Kayaknya semua cowok di embat deh."

"Sok polos juga mukanya."

"Kelihatan dari dia yang deketin Kak Sekala aja udah jelas kalau rumor nya ga salah."

Mungkin jarak tempat duduk Jihan dan beberapa mahasiswa yang membicarakannya lumayan jauh, tapi suaranya cukup keras untuk tidak di dengar anak -anak yang ada di kelas itu. Posisinya Jihan sendiri, sejak awal dia tidak punya teman sama sekali, dia yang membatasi dirinya sendiri, sedangkan tipe kelas di jurusan ini random, tidak selalu berada di kelas yang sama dengan semester lalu, semuanya di acak.

Jihan memasukkan bukunya kedalam tote bag dan beranjak dari kursi berjalan meninggalkan kelas, baru sampai di pintu, dia bertemu dengan Athan yang menahan tangannya. "Nggak usah di dengerin, lo duduk sama gue a-." belum sempat Athan menyelesaikan kalimatnya, Jihan lebih dulu menghempaskan tangan Athan dan meninggalkan kelas.

Area paling sepi saat jam segini adalah rooftop, Jihan masuk kesana dan duduk di belakang tangki penyimpanan air, dia mengeluarkan sebatang rokok yang ada di kotak penyimpanan rokoknya kemudian menyalakan batang tersebut untuk di hisap. Selalu saat pikiran Jihan kacau, dia hanya bisa melampiaskan pada rokok.

Baru setengah di habiskan, Jihan mendengar suara pintu rooftop di buka. Wanita itu mematikan rokoknya dan diam ditempat tanpa bersuara, kalau dia bersuara mereka akan mengetahui kalau ada Jihan disana.

"Jadi... kak Riza bakal bantuin aku kan?." suara itu, Jihan hafal dengan suara itu. Jihan sedikit mengintip ke arah sumber suara, di sana ada Karina, sesuai dengan dugaan Jihan kalau itu suara Karina.

"Soal lo nggak bolos minggu depan?."

"Iya... habisnya kak Maya galak banget, padahal aku cuma salah dikit." Karina menyentuh kemeja yang dipakai Riza dengan tangan lentiknya, bergerak seakan menggoda Riza.

Kalau Jihan ingat, Riza semester 5. Dulu dia korlap saat Jihan masih jadi mahasiswa baru, sangat mengenal Sekala karena dia adek kelas Sekala. Sekarang yang Jihan tau, Riza adalah ketua PKK Maba tahun ini, yang otomatis adalah tahunnya Karina.

Riza menyentuh dagu Karina dan mendekatkan wajahnya mencium bibir ranum tersebut dengan sangat rakus. Jihan yang melihat itu langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya sendiri, jangan sampai mereka menyadari kalau ada orang lain disana.

brakk

Suara Karina yang menjatuhkan barang yang ada diatas meja dekat tangki penyimpanan air, posisi mereka itu berlawanan dengan keberadaan Jihan. Jadi mereka tidak bisa melihat kalau ada Jihan disana. Mereka ada di rooftop yang sebenarnya dari beberapa lantai di fakultas lain terlihat jelas.

Jihan mencoba membuka ponselnya dan mengambil gambar Karina dan Riza disana dengan jelas, entahlah dia hanya kepikiran untuk mengambil gambar itu saja, mungkin inilah jalan yang harus Jihan tempuh, jalan yang tidak seharusnya dia lakukan seperti Karina. Kalau kata Sekala, kejahatan akan sulit dibalas dengan kebaikan, kalau ingin pembalasan berarti harus berani lebih jahat, kalau tidak ingin membalas maka lakukan kebaikan itu.

"Aaahhh... jangan di gigit kaakk..." suara desahan Karina terdengar.

Pakaian atasnya sudah terlepas, menyisakan bra nya yang menggantung tapi tidak menutupi dua gundukan sintal yang saat ini tengah dimainkan oleh pria itu dengan rakus.

"Aaahh lo seksi Kar, gue suka payudara lo."

Plaakk

"Aaahhh..."

"Apa? lo mau apa dari gue."

"Masukkan kaakk aku mohon..." Karina melebarkan pahanya, dia memakai rok yang bahkan tidak memakai underwear di dalamnya.

"Lo emang jalang ya?."

"Maybe aaahhh..."

"Shitt!!."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Night, Matcha Latte✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang