20

3.2K 119 1
                                    

Beberapa pelayan yang berada di rumah Sekala sangat ramah, bahkan mereka juga mengajak Jihan berbincang walaupun Jihan sangat cuek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa pelayan yang berada di rumah Sekala sangat ramah, bahkan mereka juga mengajak Jihan berbincang walaupun Jihan sangat cuek. Tapi karena ketulusan mereka semua, Jihan sendiri nyaman mendengarkan cerita dari para pelayan tersebut. Ternyata pekerjaan disana lumayan menyenangkan bagi mereka karena majikannya jarang di rumah sehingga tidak banyak yang di kerjakan selain bersih-bersih, masak pun hampir tidak pernah karena majikannya sendiri tidak pernah menghabiskan waktu duduk di meja makan, entah itu Sekala ataupun ayahnya.

"Han..." sebuah suara memanggil Jihan dari arah lift.

Semua pelayan langsung saling melihat satu sama lain, mereka berpikir kalau Jihan memang pacar Sekala, mengingat panggilannya yang sungguh romantis. Fyi semua belum tau kalau namanya Jihan, jadi masih berpikir kalau han itu honey, panggilan kesayangan.

"Enggak, nama gue Jihan kok." Ucap Jihan meluruskan pemikiran seluruh pelayan yang saling memandang dengan pipi memerah.

Hingga Sekala berada di antara mereka semua menghampiri Jihan yang duduk didepan meja makan dengan gelas air mineral di tangannya. Untuk pertama kali Sekala melihat para pelayannya yang ada di shift malam, mereka terlihat muda dan periang. Entahlah kenapa ayahnya juga mempekerjakan pelayan shift kelelawar, tapi mungkin karena ayahnya bisa pulang kapan aja sehingga harus ada pelayan yang selalu siap di jam berapapun. Sejak awal kontrak pekerja mereka juga tau kalau jam kerjanya di jam semua orang tidur, jangan tanyakan berapa gajinya karena tentu gajinya pun berbeda dengan pelayan yang jam kerjanya disiang hari.

Sekala menyentuh pundak Jihan lembut dan melihat ke beberapa pelayan yang menunduk hormat padanya. "Siapa yang bikin Jihan datang kesini langsung, bukannya kalian yang harusnya naik."

"Itu-."

Jihan langsung berdiri dan melihat kearah Sekala "Gue yang dateng sendiri kesini, jadi jangan salahin orang lain yang nggak tau apa-apa. Mereka semua baik, jadi tidak seharusnya kena omel karena gue kan." Jelas Jihan yang di jawab anggukan oleh Sekala.

"Ayo naik."

Jihan mengangguk dan mengikuti langkah Sekala yang mengajaknya naik ke lantai dua, selama didalam lift beberapa kali Sekala memperhatikan Jihan yang fokus pada angka yang menunjukkan lantai.

"Malam ini lo tidur disini aja, udah jam segini, gue ngantuk kalo nyetir. Bahaya kalau naik angkutan umum, besok pagi sebelum Aldi balik, gue anterin lo pulang."

"Iya kak."

Sampai didalam kamar Sekala, Jihan hanya berdiri bingung dimana dia harus tidur. Pilihannya jatuh pada sofa yang lumayan empuk di sudut kamar, Jihan berjalan kesana dan duduk dengan nyaman. Sedangkan Sekala memandanginya dengan bingung.

"Lo mau langsung tidur atau ke kamar mandi dulu? Lo bisa pake baju gue kalau mau ganti baju."

"Gue ke kamar mandi dulu kak, nggak bisa tidur kalo ga mandi dulu."

Night, Matcha Latte✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang