BAB 7

22.3K 1.1K 31
                                    

Apa kesialan hari ini adalah karma di masa lalu?

***

Entah berapa lama Lily berdiri di gerbang sekolah. Yang pastinya keberadaan Asher belum ditemukannya sejak bel pulang sekolah.

"Cowok kutub itu mana sih?!" keluh Lily, sudah beberapa kali Lily jongkok kemudian berdiri karena rasa pegal. Lily jadi ingin pulang saja.

Lalu tiba-tiba suara motor terdengar bersahutan, Lily tebak itu suara motor Asher dan teman-temannya.

"Ash-"

Wush...

Tangan kanan yang terangkat untuk menyapa sosok yang sedari tadi ditunggunya kini terlihat bodoh. Asher dan teman-temannya melewati gadis itu begitu saja. Beberapa orang sedang menatapnya kasian, untuk kesekian kali Lily diacuhkan oleh laki-laki yang sama.

Detik ini juga, Lily rasanya ingin menghilang saja sekarang.

Disisi lain, Fian mendekati motor Davis, dan berteriak "Keknya tadi gue liat Lily di gerbang deh."

"Perasaan lo aja kali." Sahut Davis, dan hanya ditanggapi anggukan oleh Fian.

***

Hari ini Lily berangkat sekolah dini hari, karena strateginya kemarin yang pulang sekolah gagal maka ia akan coba pagi hari.

"Mah, aku berangkat dulu ya." Teriak Lily yang sudah berada diambang pintu.

Gadis itu kemudian menaiki honda jezz putih miliknya, dan bersiap berangkat. Dalam perjalanan awalnya baik-baik saja, sampai di lampu merah terlihat orang buta sedang ingin menyebrang jalan namun tiba-tiba ia tersandung dan jatuh. Pergerakan orang itu sangat lambat hingga sebentar lagi lampu lalu lintas berwarna hijau.

"Ini gak ada yang bantuin apa?" gumam Lily karena sepertinya tidak ada orang yang membantu orang buta itu, dan terlihat jalanan memang masih sepi.

Dengan rasa simpati yang tinggi, Lily turun dari mobil dan membantu orang buta itu, namun saat ia membantu lampu tiba-tiba hijau sehingga beberapa kendaraan sudah berlalu lalang terutama motor.

Pip piip....

Suara klakson yang dibunyikan beberapa kendaraan membuat Lily jadi merasa gondok, "SANTAI AJA WOI!" Teriak gadis itu.

"Makasih ya, nak." Ucap orang buta itu, dan dijawab sopan oleh Lily.

Kemudian gadis itu buru-buru menaiki mobilnya dan melaju, sesekali ia melirik jam dan sebentar lagi siswa-siswi mulai berdatangan.

"Eh, loh...? Ini mobil kok berhenti sih?"

Lily turun dari mobil dan melihat kondisi ban-nya baik-baik saja, tapi mesin mobilnya tidak berfungsi. Lily pun menyadari bahwa mobilnya tengah mogok.

"Oh God, Seriously?!" Ucap Lily sambil menatap langit dengan kesal.

Lily mendegkus keras, lalu mencari handphone nya di dalam mobil. "Loh loh, Hp gue mana njirr?"

Lily mencari di segala sisi, lalu mengecek di saku baju maupun roknya dan tidak menemukan apa-apa. Sepertinya Lily melupakan benda penting itu di kamarnya.

"Oke Lily, jangan panik. Kita minta tolong sama orang-" Seketika Lily mengatupkan bibirnya ketika melihat disekelilingnya tidak ada orang maupun kendaraan yang lewat. Lily baru ingat, ia menggunakan jalur yang akan melewati bawah jembatan dekat sekolahnya, yaitu jalur yang sangat jarang manusia berlalu-lalang. Tujuannya ingin cepat sampai malah berujung sial.

Lily mengacak rambutnya frustasi. Sekarang Lily harus apa? Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah menunggu sampai ada yang lewat.

"Sial banget gue, sumpah."

MEMORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang