~Happy Reading~
*****
"Lo... salsa?"
Salsa memberikan senyum yang cerah, "Lo ngapain di sini kak?" Tanyanya sambil mengambil posisi duduk di samping Lily.
"Lo sendiri ngapain?"
Salsa memperlihatkan secarik kertas yang memperlihatkan tulisan bersambung dengan nama-nama obat yang Lily tidak ketahui. Setelah itu, Lily baru sadar bahwa ia sedang duduk di tempat pengambilan obat.
"Lo sakit?"
Salsa mengangguk, "Maag gue kambuh."
"Yaampun, terus ke sini nya sama siapa?" Tanya Lily khawatir.
"Gue rawat inap 7 hari disini. Sekarang baru mau nebus obat buat dibawa pulang."
"Kok gak ngasih tau gue sih, lo ada yang nemenin?"
Salsa menggeleng tipis dengan bibir yang masih tersenyum manis, "Lo tau sendirikan keluarga gue?"
Lily menatap iba Salsa, ia tahu persis rasanya berusaha sendirian meskipun Lily masih beruntung memiliki Ruby disisinya.
"Lo gue ant---"
"Lily." Panggil Intan dengan napas yang tidak beraturan, "Lo ternyata disini, gue capek muter-muter." Ucapnya lalu mengambil posisi pada salah satu kursi.
"Eh, ini siapa?" Tanya Intan ketika melihat seorang gadis yang terlihat lebih muda berada disamping Lily.
"Oh, ini Salsa. Gue kenal sama dia di rumah sakit waktu gue ketabrak dulu. Sekarang dia sekolah di SMA kita loh, junior nih."
"Oh ya? Hai, gue Intan." Sapa Intan ramah lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan tentu saja Salsa menerima uluran tangan itu dengan senang hati.
"Salsa kak." Ucapnya sambil menatap Intan begitu intens.
"Btw lo sakit ya? Muka lo pucet banget." Ucap Intan sambil memperhatikan wajah Salsa yang memang terlihat sangat pucat.
"Udah sembuh kak, ini gue baru mau nebus obat. Gue pergi dulu ya kalau gitu, mau ambil obat hehe."
"Eh bentar sal," Lily melepas cardigan miliknya lalu memakaikannya kepada Salsa, lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Tetapi perhatiannya mendadak mengarah pada sebuah luka baru yang berada di sekitar leher sebelah kirinya. Entah kenapa Lily merasa tidak asing.
"Ini kenapa sal?" Tanya Lily sambil menyisir rambut Salsa ke samping hingga dapat melihat luka itu dengan jelas.
Spontan Salsa menutup luka itu dengan tangannya lalu merapikan rambutnya seperti sedia kala, "Gak papa. Kemarin gak sengaja ke gores."
Salsa gelagapan sehingga membuat Lily sedikit curiga, sedangkan Salsa hanya berusaha tersenyum untuk menyembunyikan sesuatu.
"Udah ya kak, gue mau nebus ini. Bye." Ucap Salsa lalu berpamitan untuk pergi mengambil obatnya. Lily ingin menahannya sekali lagi, tapi melihat kondisi Salsa yang tidak baik ia pun mengalah.
"Lo masih mau disini Ly? Masih kesel?" Kini perhatian Intan beralih kepada Lily.
Lily menghembuskan napas kasar, "Udah enggak kok. Gue cuma takut aja kejadian kemarin terulang. Baru aja beberapa bulan dia ngalamin kecelakaan parah, sekarang kecelakaan lagi. Kali ini kenapa lagi ntan?"
"Katanya sih jatuh dari tangga."
"Hah?"
"Iya, jatuh dari tangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan untuk berfoya-foya dan mengejar cinta Asher yan...