Selain penuh plot twist, hidup ini juga penuh komedi.
****
"Saya sudah bilang, jangan sampai anak saya tahu kamu selingkuh!" Mata Ruby menyorot kemarahan pada Danendra.
Danendra tertegun, menatap amplop coklat di depannya. Laki-laki itu sudah tahu isi amplop coklat itu tanpa membukanya. Ia tahu, istrinya itu pasti mengirimkan mata-mata untuk mengikutinya.
"L-Lily tahu?" Mata Danendra menyertakan kekhawatiran, ia menatap lurus mata Ruby seakan berharap ia salah dengar.
"Saya sudah bilang kan, jangan bawa selingkuhan kamu kembali ke Indonesia. Jangan sampai Lily curiga. Tapi apa yang saya lihat ini?! Kamu malah bawa perempuan itu ke sini!!" Ruby berteriak marah dengan dada naik turun menahan emosi.
"Jawab pertanyaan saya Ruby. Lily sudah tahu?" Danendra tiba-tiba mencengkram pergelangan tangan Ruby, namun wanita itu langsung menepisnya.
"Saya tidak tahu. Kamu harus memastikan itu." Ruby membelakangi Danendra lalu memegang sebuah vas bunga yang ada diatas meja.
"Ingat Danendra. Saya bersandiwara seakan kita suami istri yang bahagia itu demi Lily. Demi anak saya."
"Dia juga anak saya!" Sahut Danendra tak terima.
Prang...
Ruby melempar vas bunga, yang hampir saja mengenai kepala Danendra. Tapi laki-laki itu tetap berdiri kokoh, tak goyah sedikitpun dan masih tetap pandangan lurus menatap Ruby tak terima.
Ruby tersenyum pahit, "Tapi kamu gagal menjadi seorang ayah."
Sorot mata Ruby perlahan sendu setelah mengatakan itu. Ia lalu berjalan mendekat ke arah Danendra.
"Satu lagi Danendra. Kalau benar Lily sudah tahu, hubungan pura-pura ini akan segera saya akhiri." Raby menjeda ucapannya, "Saya akan menghancurkan kamu, Danendra." Bisiknya.
Setelah itu, Ruby benar-benar keluar dari ruang kantor Danendra dengan membanting pintu.
Danendra masih diam ditempat, ia mengusap wajahnya kasar. Pikirannya melayang, menerka-nerka kalau saja Lily tahu.
Rasanya Danendra tidak sanggup menatap Lily.
****
Ruby menangkup wajahnya setelah ia duduk di kursi kemudi. Otaknya berputar pada 7 tahun lalu, saat Ruby pertama kali menemukan perselingkuhan Danendra. Saat Lily masih berusia 10 tahun.
"Apa ini?!" Ruby melempar sebuah amplop tepat di wajah Danendra.
"Apa-apaan ini Ruby?" Tanya Danendra terkejut melihat sikap kasar istrinya.
Napas Ruby memburu, wanita itu tengah menahan emosi. Tapi matanya menatap tajam dan berkilat amarah pada Danendra.
Laki-laki itu lalu membuka amplop yang dilemparkan istrinya. Matanya membola saat melihat isi amplop yang penuh dengan bukti-bukti perselingkuhan nya yang ia pikir sudah ia musnahkan sepenuhnya.
"Apa ini Danendra?! Kamu selingkuh?!!!" Tanya Ruby tak percaya, bahwa suami yang ia pikir setia malah berselingkuh.
Danendra menunduk, beralasan pun sepertinya percuma. Otak pintar istrinya, tidak bisa ia kelabui.
"Maafkan saya Ruby. Tolong maafkan saya." Ucap laki-laki itu dengan penuh rasa bersalah.
Mendengar pengakuan suaminya secara tidak langsung, tetap membuat hati Ruby terasa sakit.
Air mata perempuan itu turun perlahan, tapi berusaha menahan isakan. Ia tidak ingin terlihat lemah dimata laki-laki brengsek seperti Danendra.
"Apa salah saya Danendra? Apa kurang saya?" Tanya Ruby dengan perasaan yang hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan untuk berfoya-foya dan mengejar cinta Asher yan...