Episode 6

22 2 6
                                    

Di parkiran basement sebuah apartemen ada seorang pria dengan jas memarkir mobil LADA Niva-nya.

Pria tersebut turun dari mobil sambil membawa tas kantornya. Pria itu langsung menuju lift dan naik ke arah penthouse. Yap itu adalah Mikaël Azizi.

Di kamar penthouse ada seorang anak gadis yang memegang figura sambil berdoa.

"Tuhan, berikanlah Daddy Petra kekuatan. Petra nak main futsal. Dan daddy datang lihat Petra main futsal pas Petra ulang tahun. Tuhan juga jagain Mommy Petra di surga ya,"

Mikaël yang melihat Petra berdoa tiba-tiba teringat dengan sosok seorang perempuan. Pria itu flashback ke masa lalunya.

Ada seorang perempuan cantik dan manis sedang bermain gelembung sabun bersama seorang pria.

"Ayo kejar Adhalia Bang,"

Perempuan itu bernama Adhalia istri dari Mikaël sekaligus ibu dari Petra. Adhalia adalah seorang perempuan yang periang meskipun ia mempunyai penyakit ginjal yang menurun.

Dan Mikaël pun juga teringat saat membawa Adhalia ke rumah sakit setelah perempuan itu melawan rasa sakit yang sangat parah. Saat Adhalia meninggal usia Petra masih satu tahun.

Flashback berakhir dengan Mikaël yang menatap serius anak gadisnya itu.

"Terima kasih Tuhan. Aamin,"

Mikaël pun menghampiri anak gadisnya yang terduduk di kasur dengan seprai dan bedcover Arsenal itu.

"So, how was ur day, Petra?" tanya Mikaël.

Mikaël pun mengambil figura yang ada di atas selimut anak gadis yang menggunakan jersey Arsenal itu.

"Dad, Petra kangen Mommy," ucap Petra ke sang ayah.

"I know Petra, Daddy juga kangen." jawab Mikaël sambil mengelus-elus kepala anak perempuannya itu lalu menaruh figura yang berisi foto Adhalia ke atas nakas.

"Daddy, mommy di surga lagi ngapain ya? Tuhan bakalan jagain Mommy baik-baik kan Dad?" tanya Petra.

"Pasti Tuhan bakalan jaga mommy kau baik-baik Petra. Apalagi kalau Petra sudah doakan masa tak di dengar sih doa anak shalihah kaya kau," jawab Mikaël sambil mencolek hidung sang anak.

Petra hanya tersenyum saja dan Mikaël pun melanjutkan bicaranya. "Jadi, untuk ulang tahun Petra yang ke sebelas kadonya nak main futsal nih?"

"Iya Daddy, Lho kok Daddy bisa tau sih," ucap Petra.

"Apa sih yang Daddy tak tau dari kau sayang," jawab Mikaël.

Petra pun tertawa tipis lalu Mikaël kembali melanjutkan bicaranya

"Oke, Tapi Daddy tak bisa janji apa-apa. Tapi... Daddy akan tanya dan telepon dokter. kalau dia jawab boleh. Kau bisa main futsal," jelas Mikaël.

Mikaël pun mengelus-elus kepala Petra lalu mencium keningnya. Petra pun merebahkan dirinya dan Mikaël menyelimuti anak perempuan kesayangannya itu.

Sebelum pergi menuju ruangan kerjanya Mikaël mengelus-elus kepala Petra dan mematikan lampu kamar anak perempuan kesayangannya itu.

Mikaël menuju ruangan kerjanya lalu ia mengambil sesuatu di laci mejanya yakni sebuah buku dan kotak.

Mikaël membuka buku tersebut dan isinya foto-foto. Ia melihat beberapa foto tersebut lalu memandanginya sejenak. Ia pun mengambil sebuah foto perempuan manis dengan latar belakang di sebuah pantai di daerah Pulau Penang. Foto perempuan manis tersebut adalah Nayla.

Ten : The Dark Side of Kuala Lumpur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang