Ten : The Dark Side of Kuala Lumpur

Episode 1 (Awal Mula)

Kuala Lumpur, 2013

Ada seorang perempuan dengan suara lemahnya sedang berucap kepada seseorang.

"Hidup memang aneh ya kak. Kita tak pernah tahu kemana akan dibawanya? Maaf ya kak, waktu itu tak dengar nasihat dari akak," ucap perempuan itu

"Iya... Iya... Stttt....." jawab Kakak perempuan yang lemah itu menenangkan.

Perempuan itu menceritakan sesuatu ke sang kakak. "Sekarang lihat! Demi barang haram itu! Dia sudah menghancurkan perkawinan kami!"

*****

Di sisi lain lebih tepatnya di sebuah klab malam di daerah selatan Kuala Lumpur dengan iringan musik metalcore dari band memphis may fire yang diputar melalui pemutar musik. Ada seseorang pria dengan rambut emo dan brewok tipis sedang memantau. Dan pria itu masuk ke sebuah ruangan.

Pria itu melihat seseorang yang sedang sakau berat. Pria itu menagih sesuatu. "Mana uangnya? Barang you sudah datang!"

Pria sakau itu melepas cincinnya lalu memberikannya ke pria dengan rambut emo dan brewok tipis itu. "Ini cincin perkawinan saya buat bayaran,"

Pria dengan rambut emo dan brewok tipis itu mengeluarkan sesuatu setelah menerima cincin dari pria sakau itu. "Ni kan yang you mau," ucapnya sambil memamerkan barang berisi putaw ke pria sakau itu.

Pria sakau itu pun menerima barang haram yang diberikan oleh pria rambut emo dengan brewok tipis itu lalu memakainya dengan cara disuntik.

*****

Di sebuah perkampungan kumuh di daerah Bukit Jalil. Ada seorang perempuan yang sedang menggendong balita usia dua tahun yang sedang tertidur di tengah rintik hujan sambil membawa satu kantung kresek.

Perempuan itu bercerita kembali. "Tetapi... Perderitaan ini masih belum berakhir. Dia tega sekali menghancurkan pernikahan kami! Demi barang haram itu,"

Perempuan itu masuk kedalam rumahnya yang sangatlah-sangatlah tidak layak huni.

Perempuan itu memberikan minyak kayu putih ke tubuh balita itu.

"Ohhh sabar ya sayang..." ucap perempuan itu ke sang anak yang sedang ngedot.

Perempuan itu mengoleskan minyak kayu putih ke punggung dan leher balita itu. "Belakangnya nak,"

Perempuan itu sangatlah telaten merawat anak balitanya. Saat mengoleskan minyak kayu putih ia melihat ada tanda lahir di leher dan wajah kanan balita itu sambil berucap. "Hmmm... Tanda lahirnya manis sangatlah,"

Saat sang balita sudah mengganti bajunya. Perempuan itu mengambil sebuah kotak dan melanjutkan bicaranya. "Bunda mandi dulu ya nak. Kamu ditemani pakai ini. Sama lagu,"

Perempuan itu membuka kotak musik itu lalu menaruhnya disamping balita itu. "Ini ya. Disini ya,"

Dan perempuan itu menepuk lembut tubuh sang anak balitanya yang tertidur. "Stt... Tidur ya tidur..."

Saat perempuan itu mandi tiba-tiba ia dikagetkan oleh sesuatu.

Datanglah seorang pria dengan jaket jeans yang sedang melihat anak balita terbangun dari tidurnya dengan sambil memeluk boneka.

Pria berjaket jeans itu membawa balita itu dengan menggendongnya lalu kabur begitu saja.

Perempuan itu kembali bercerita. "Kapan semua penderitaan ini akan berakhir kak? Kapan?!"

Perempuan itu pun keluar dari kamar mandi dan kaget karena ada yang menghilang di kasur.

Perempuan itu kembali bercerita. "Dia.... Dia yang membawa...."