Episode 10

20 2 4
                                    

Di dalam kereta MRT ada Monet yang sedang berdiri melanjutkan perjalanan setelah dari rumah Nayla. Di saat yang bersamaan Monet merasakan kesakitan di dadanya.

Monet pun memegang dadanya dan di dalam MRT itu cuma ada dia dan seseorang perempuan dewasa yang menggunakan seragam interpol.

"Adek takpe kah? Adek nak duduk?" tanya Perempuan dewasa dengan seragam interpol itu.

Monet hanya mengangguk saja. Perempuan berseragam interpol itu bertanya kembali. "Adek nak kemana?"

"Pesiaran KLCC makcik," jawab Monet seraya memegang dadanya yang sesak.

Perempuan berseragam interpol itu berdiri lalu memberikan Monet minum. "Ohhh..... Kayanya adek capek sangat lah," ucapnya

Awalnya Monet sempat menolak namun perempuan berseragam interpol itu berusaha membujuknya dengan halus. Dan Monet akhirnya menerima botol kecil itu dan meminumnya sedikit.

"Makasih ya makcik," ucap Monet setelah sakit di dadanya sedikit hilang.

"Sama-sama, Oiya kenalin saya Inspector Safa. Nama kau?" ucap perempuan berseragam interpol itu mengenalkan dirinya sambil bertanya.

"Monet, makcik." jawab Monet.

"Kau jangan panggil saya makcik lah. Emangnya saya setua itu kah. Panggil saya akak okay," ucap Inspector Safa ke Monet dengan senyum.

"Iya kak," jawab Monet membalas wanita berseragam Interpol itu.

Tiba-tiba Inspector Safa itu memberikan sesuatu ke Monet. Dan Monet pun melihat benda kecil itu.

"Ni apa kak?" tanya Monet.

"Ni namanya nano simcard, kau taruh je dibawah lidah kau." jawab Inspector Safa.

"Nano simcard, taruh di bawah lidah maksudnya?" tanya Monet bingung.

"Nanti kau tahu sendiri maksudnya," jawab Inspector Safa sambil mengelus-elus kepala Monet.

Monet pun menurut dengan ucapan wanita berseragam Interpol itu. Akhirnya ia pun menaruh simcard itu dibawah lidahnya.

Kereta MRT pun berhenti di stasiun Pesiaran KLCC. Monet pun turun dari MRT karena sudah sampai tujuan.

Sebelum Monet turun Safa pun berpesan dengan berbisik dihadapannya. "Kau hati-hati Monet. Banyak penjahat yang ngincar kau. Dan suatu saat ada seseorang yang menjadi malaikat pelindung kau dan teman-teman kau dengan cara memberangus para penjahat. Dan malaikat pelindung itu juga membantu kau sembuh dari penyakit kau tu,"

Monet pun berjalan meninggalkan perempuan berseragam interpol itu dan turun dari MRT. Perempuan berseragam interpol itu melambaikan tangan ke Monet melalui kaca MRT. Monet pun ikutan membalas lambaian tangan perempuan berseragam interpol itu.

Monet pun berjalan keluar stasiun. Saat diluar stasiun Monet pun tiba-tiba mendengar suara perempuan.

"Monet! Kau dipanggil bos Marlo!" teriak seseorang perempuan dari kejauhan sambil memegang rokok.

Monet pun yang sedang berdiri sambil memegang dadanya itu pun menengok ke arah belakang. Ia mengenal sosok itu yakni Yaya.

Monet pun berjalan menghampiri Yaya dengan kondisi dada yang masih sakit. Monet disuruh menghadap ke Marlo.

*****

Di ruangan Marlo. Monet di seret oleh Sukraj dan Negro.

"Jom jalan! Jangan macam siput kau!" teriak Negro dan Sukraj sambil menyeret paksa Monet.

Monet pun didorong oleh Sukraj dan Jek sampai terjatuh. Sedangkan dihadapannya sudah ada Marlo dan Yaya.

Monet pun berdiri kembali lalu Marlo menghampirinya dengan emosi. "Heh Kera! You tahu yang you dilakuin selama ni apa hah?! Dan you juga tahu peraturan disini dilarang menceritakan apa pun yang terjadi disini! Kau masih ingat?!" peringatnya.

Ten : The Dark Side of Kuala Lumpur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang