Episode 14

18 3 5
                                    

Di atas trotoar menuju ke arah M Club ada seorang perempuan yang berdandan menor dengan gaun berwarna putih dan sambil memegang payung bening sedang berjalan.

Perempuan itu melirik ke arah kendaraan yang lewat keluar masuk klab malam itu. Ia pun masuk ke dalam klab itu.

Perempuan itu sempat dicegat oleh seorang laki-laki berwajah half-blood Melayu-Jerman dengan jaket varsity dan dalaman kaus turn back crime. Namun Ia tidak memperdulikannya. Perempuan itu adalah Nayla.

Di sisi lain ada seorang perempuan yang menggunakan baju seksi berwarna hitam dan earphone wireless yang menempel di telinganya sedang di goda oleh Sukraj. Perempuan berbaju seksi itu sempat menatap Nayla.

Nayla pun membuka payung beningnya itu untuk berjalan menuju ke dalam barak tempat anak-anak tidur.

Di dalam barak. Nayla mengecek satu persatu anak-anak yang sedang tertidur.

Di sisi lain lain Lala tertidur di tempat Monet biasa tidur. Anak gadis itu terbangun saat melihat Nayla.

Lala beranjak dari tempatnya. Dan Nayla mengkode anak dengan jersey sepakbola timnas Singapura itu untuk menghampirinya.

Lala mengambil baju-baju Monet (Myra) dan boneka teddy bear lalu berjalan menuju ke arah Nayla.

"Makcik, Makcik ibunya Monet kan?" tanya Lala dan diangguki oleh Nayla.

"Sttt...." Nayla menyuruh Lala untuk memelankan suaranya supaya tidak ketahuan Marlo.

"Dek, Monet mana?" tanya Nayla dengan berbisik.

Lala memberikan baju-baju Monet dan sebuah boneka teddy bear ke Nayla. Nayla tiba-tiba shock dan lebih shocknya lagi Nayla melihat ada bekas darah di kain putih. Kain putih itu adalah kain bekas penutup luka di kaki Monet.

Lala pun menceritakan sesuatu ke Nayla. "Monet juga diambil dan dibawa pergi seperti kawan senegara saya Lingling,"

"Dia dibawa kemana Dek?" tanya Nayla.

"Katanya sih Monet dibawa ke hospital," jawab Lala.

Nayla pun makin khawatir dengan kondisi Monet (Myra). Ia pun harus bergegas mencari Monet.

*****

Di sisi lain lebih tepatnya di rumah sakit. Mikaël melihat Petra yang terbaring dengan alat infus di hidung dan lengannya.

Tiba-tiba ponsel Mikaël berbunyi dan terdapat telepon dari seseorang pria misterius. Mikaël pun mengangkat telepon tersebut.

"Hallo, ada anak remaja usia dua belas tahun keadaannya kritis. Golongan darah seperti yang kau minta, nanti saya akan kontak awak lagi," ucap pria misterius dengan suara berat.

"Baik," respons Mikaël lalu ia menutup ponselnya dan berjalan menuju ke lobby.

Di sisi lain rumah sakit ada seorang anak yang dikerumuni oleh orang-orang. Lalu Dokter Tatjana menyuruh orang-orang itu jangan mengerumuni anak itu.

"Minggir! Minggir!"

Dokter Tatjana pun menghampiri dan mengecek anak itu.

"Dek, nama kau siapa?" tanya Tatjana ke anak itu.

"Monet," jawab anak itu dengan suara sangat lirih.

Mikaël pun datang menghampiri Tatjana. "Dokter, biar saya je yang nanggung biaya pengobatan dia,"

Dokter Tatjana beserta Mikaël membawa Monet ke ruangan ICU.

Beberapa menit kemudian Mikaël pun keluar dari ruangan ICU. Ia pun duduk di sebuah kursi. Dan di hadapan Mikaël ada seseorang perempuan rambut pirang sebahu dan muka agak sedikit Chinese menatapnya cemas.

Ten : The Dark Side of Kuala Lumpur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang