CAPTER 14

154 13 3
                                    

Ini hari pertama bagi Vinella, memulai pekerjaan baru sebagai sekretaris manager berbagai pekerjaan ia lakukan mulai dari menyiapkan rapat, mengatur jadwal rapat dan mencatat hasil rapat dengan klien

Hari demi hari berlalu, semakin hari Vinella semakin akrab dengan sang manager, begitupun dengan Hendra yang juga merasa senang dengan kinerja Vinella yang semakin hari semakin bagus.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 itu artinya, sudah waktunya makan siang. Hendra yang sedari tadi duduk di kursi sembari menekuri ponselnya, kemudian menaruh kembali benda pipih itu ke dalam saku. Ia melangkah keluar ruangan manager itu, dan bergegas menuju ruang sekretaris.

Vinella yang sedang fokus dengan komputer portabel miliknya, terdengar suara ketukan pintu. Kemudian sang empu mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.

"Pak Hendra, ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu? Atau barangkali bapak mau dibuatkan teh?", tanya Vinella pada sang manager

"Ooh nggak, nggak usah. Ehm kamu sudah makan?"

"Belum, pak"

"Ehm, kalau begitu apa kamu mau makan siang bareng saya?"

"Nggak usah pak, saya makan sendiri saja, lagipula saya masih banyak kerjaan", imbuh Vinella

"Kamu bisa tinggalkan kerjaan itu, kalau kamu mau"

"Nggak pak, nggak usah...saya juga belum laper"

"Yasudah, kalau begitu saya permisi"

Hendra menggerakkan tungkai kaki, meninggalkan ruangan itu. Namun, saat berada di ambang pintu, ia menoleh sejenak ke arah wanita itu. Sebelum akhirnya benar- benar pergi.   Sejujurnya, Hendra berat hati, padahal tadinya ia ingin berbincang hangat dengan sekretaris baru itu, tetapi apa mau dikata. Vinella benar- benar menolak ajakan darinya.

🌼🌼🌼

Di sisi lain Vinella yang masih berada di ruangan, menatap kosong keluar jendela. Dirinya masih memikirkan hal tadi, sebenarnya ia merasa tidak enak karena sudah menolak ajakan sang manager, namun harus bagaimana lagi dirinya tidak ingin menjadi buah bibir di kantor. Bagaimana jika nanti ada karyawan yang melihat?.

Hendra pergi ke sebuah restaurant yang letaknya tak jauh dari kantor. Ia menyantap menu makan siang miliknya, Hendra memesan sirloin steak lengkap dengan jus mangga, tak lupa panna cotta sebagai dessert.

Sirloin Steak

Sirloin Steak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panna Cotta

Setelah melahap habis seluruh makanan miliknya, Hendra memutuskan untuk kembali ke kantor, sebelum itu Hendra membayar semua makanan yang ia pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melahap habis seluruh makanan miliknya, Hendra memutuskan untuk kembali ke kantor, sebelum itu Hendra membayar semua makanan yang ia pesan. Kemudian pergi ke area parkir dan berlalu meninggalkan restoran itu dengan mengendarai mobil.

Begitu tiba di kantor, ia menuju ruang sekretaris guna mengambil dokumen penting. Hendra masuk ke ruangan Vinella. Netra coklat milik Hendra terbelalak begitu melihat Vinella sedang tidur pulas saat jam kerja. Pria bermata coklat itu mendekati Vinella. Saat melihat lebih dekat sekretaris baru itu matanya tertuju pada satu hal

"Tanda lahir itu...ke- kenapa mirip dengan milik anakku", tutur Hendra bermonolog dalam hati

Tak lama kemudian Vinella terbangun dengan mata sayu, lalu mengangkat kepalanya yang ia letakkan di atas meja. Dirinya terkejut saat menyadari Hendra sudah berdiri dihadapannya sejak tadi dan menatap dirinya dengan tajam

Eh, maaf pak, saya ketiduran...ma- maaf pak", ujar Vinella sembari tertunduk malu

"Pules banget ya, tidurnya!, tukas Hendra

"Ehm...bapak ada perlu apa?", sambung Vinella

"Kamu sudah buat notulen rapat?"

"Sudah pak, ini notulennya", ujar Vinella sembari memberikan sebuah kertas

"Oke, bagus", ujar Hendra, kemudian merekahkan senyuman

Kemudian Hendra berlalu berbalik badan dan ingin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Vinella, namun ada satu hal yang terlintas di otaknya. Ia memutar tubuhnya dan kembali menatap Vinella

"Kamu sudah makan?"

"Sudah pak", imbuh Vinella

"Baiklah kalau begitu"

Hendra berlalu keluar dari ruangan dan meninggalkan Vinella yang merasa kebingungan

"Kok pak Hendra nggak marah, sih? Harusnya dia tuh marah ke gue...ngomel- ngomel gitu loh, kalo kayak gitu kan gue jadi keenakan tidur lagi....ahh udahlah bodoamat! , ketus Vinella

Enak banget lagi tidur di jam kerja malah di diemin aja sama bos wkwkw. Hai readers, I'm back! Gimana?? Part ini? Semoga kalian suka ya, jangan lupa vote dan komennya!! See you!!🦋🦋🦋

The Story of VINELLA(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang